[OPINI] Kuliah Daring, Bagaimana Rasanya? Banyak Sambatnya~

Asik gak sih kuliah daring?

Terhitung sudah 30 hari, sejak kampus mengedarkan pemberitahuan diberlakukannya kuliah daring. Hal itu mengikuti kebijakan pemerintah mengenai Work From Home (WFH). Perkuliahan daring di kampus kami dilaksanakan melalui beberapa aplikasi tertentu, tergantung kebijakan masing-masing dosen pengampu.

Bila ditanya, "asik nggak sih kuliah daring?" Atau pertanyaan lain, "seberapa ribetnya kamu kuliah secara daring?" Pasti jawabannya akan beragam.

Selama kuliah daring berlangsung, ada asiknya dan enggaknya. Bila dipersentasikan, mungkin 80 persen nggak asik dan sisanya asik. Kenapa kok nggak asik? Seperti yang telah tersebar, kebanyakan pengajar hanya memberikan tugas dibandingkan mengajar. Tugas yang diberikan banyak, bahkan menumpuk, dan susah untuk dipahami. Hal baiknya, beberapa dosen yang memberikan deadline yang tidak terlalu mencekik.

Bukan karena bertitel mahasiswa sehingga dibiarkan untuk belajar mandiri, kami mahasiswa juga butuh pengajaran oleh dosen. Secara kasar, harusnya dosen atau pengajar harusnya menyadari tugasnya sebagai pengajar. Terlebih lagi dalam kondisi seperti, pembelajaran di rumah dengan fasilitas yang terbatas.

Lalu asiknya kuliah daring darimana? Asiknya, beberapa dosen memahami kondisi saat ini, sehingga mereka seringkali berbicara dengan akrab di grup atau setelah sesi kuliah selesai. Mereka sering mengingatkan kami untuk menjaga kesehatan dan sering menjadi tempat curhat keribetan perkuliahan, karena kebetulan salah satu dosen pengampu adalah direktur kampus. Tidak kaku, mereka juga sering memberikan guyonan.

Berbicara mengenai keribetan kuliah daring, dengan semangat akan saya ceritakan. Mulai dari platform yang digunakan, beberapa aplikasi yang harus diunduh untuk mengikuti semua mata kuliah. Syukur jika memiliki laptop dan smartphone yang kompatibel sebagai penunjang perkuliahan. Bagaimana jika hanya memiliki smartphone dengan kapasitas penyimpanan yang terbatas?

Beberapa aplikasi tersebut kami unduh seperti yang diinginkan dosen pengampu. Tidak seperti kampus lainnya yang menggunakan satu platform untuk perkuliahan. Bila ditanyakan perihal platform perkuliahan, jawabannya sedang disiapkan. Apa iya masih belum siap hingga saat ini?

Belum lagi perkara internet dan jaringannya yang sering mengganggu aktifitas kuliah daring. Kami yang bertempat tinggal di daerah pelosok, bermasalah dengan jaringan atau sinyal yang jelek. Begitu dengan kami yang bermasalah dengan kuota internet yang mahal. Tentu saja ada kuota internet yang murah, namun bagaimana kondisi jaringannya? Tentu ada pula hibah kuota gratis 30 GB dari beberapa provider, namun kuota tersebut hanya bisa digunakan di aplikasi tertentu yang sama sekali tidak kami gunakan untuk perkuliahan. Sejauh ini, belum ada tanggapan dari pihak kampus terkat hal ini.

Dari tadi kok kamu sambat terus? Negatif terus nih mikirnya.

Ada kok sisi positif dari kuliah daring. Banyak waktu luan yang bisa dimanfaatkan dengan melakukan hal-hal bermanfaat, misalnya: family-time, berolahraga, mengasah skill memasak, belajar bahasa asing dan beragam aktivitas lainnya. Tugas dan pekerjaan jangan dibuat pusing, kerjakan! Semangat!

Baca Juga: [OPINI] Sudut Pandang: Menjadi Mahasiswa Akhir di Masa Pandemi

Jingga Jing Photo Writer Jingga Jing

Just an absurd person.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya