Tradisi Lebaran Dulu dan Sekarang: Yang Pernah Ada, Kini Telah Tiada

Lebaran bukanlah hari raya agama yang kuperingati setiap tahun. Mengingat, agamaku memang Katolik. Namun, keluarga besar dari sisi ibu memang mayoritas adalah muslim. Sehingga, tradisi berkumpul bersama keluarga besar di momen Lebaran juga turut aku rasakan.
Namun, ada rasa yang mengganjal di hati saat jelang Lebaran tahun ini. Terlebih peristiwa yang terjadi di sepanjang pertengahan 2024 (pasca Lebaran tahun lalu) hingga awal 2025, sungguh bikin momen Lebaran di keluargaku mungkin agak sedikit berbeda.
Mari kuceritakan, sambil mari bernostalgia sedikit denganku.
Bukan Muslim, saat kecil, aku juga berburu THR bersama sepupu
Momen Lebaran jadi yang paling kutunggu dulu saat kecil. Biasa bersama para sepupu, aku mengantri diberi uang THR atau kalau istilah lokal di daerahku disebutnya onthalan. Mulai dari kakek, pakde, bude, paklek, dan bulek, gak absen memberiku uang THR. Isinya sih gak banyak, tapi momen jadi punya banyak uang saat kecil dalam sehari, jadi gak akan pernah terlupakan dalam ingatan.
Aku ingat sekali, dulu kala kecil, aku adalah salah satu yang paling mendapat sedikit THR jika dibanding sepupu-sepupu. Walau sedih, aku dulu memahami, karena memang aku sendiri bukanlah seorang Muslim yang layak mendapat uang THR banyak dibanding sepupu-sepupuku yang sudah dari usia TK rajin berpuasa.
Momen mendapat dan memberi THR terus berlanjut sampai saat ini
Sampai aku kuliah, kuingat betul, beberapa sepupu yang sudah terlebih dahulu bekerja dan lebih tua, biasa masih memberiku uang THR. Ya, walau jumlahnya gak besar-besar banget. Tapi, buat anak kuliahan yang harus irit duit ketika ngekost, jumlah uang berapa pun jadi sangat berharga dikala Lebaran. Lumayan, nambah-nambah buat jajan bakso nanti pas balik ke perantauan untuk kuliah.
Pas aku mulai bekerja di 2015, adalah momen pertama kalinya aku memberi THR ke ponakan-ponakanku. Ya, walau gak besar, karena gaji saat itu sangat mepet dengan UMR, rasanya ada perasaan senang. Apalagi bisa melihat ponakan-ponakan kegirangan menghitung hasil THR pemberian om dan tantenya yang pada baru mulai bekerja ini. Sepertinya, perasaan inilah yang dulu dirasakan om, tante serta kakak-kakakku dikala mereka memberi THR pada kami sepupu-sepupu kecil.
Ada yang berbeda di Lebaran ini, yang dulu ada kini telah tiada
Walau berbagi THR masih berlanjut hingga saat ini, tapi ada hal yang hilang di Lebaranku dan keluarga tahun ini. Salah satu sepupu yang seumuran, dulu bersama-sama ketika kecil berburu THR, telah meninggalkan kami semua untuk selama-lamanya di akhir 2024 lalu.
Aku ingat betul, momen terakhir kami merayakan Lebaran bersama tahun lalu dilalui dengan sukacita. Cerita bersama, membagi-bagikan THR ke para ponakan yang mengantri. Dan sayangnya, tahun ini, aku harus kehilangan momen itu.
Bisa terbayang, momen lebaran nanti pasti akan ada airmata. Aku yakin masih bakal ada tawa dan kehangatan berkumpul berbagi THR, tapi momen sedih dan kangen berkumpul bersama dengan Lia, sepupuku yang telah tiada itu, akan jadi highlight perayaan Lebaran tahun ini.
Berbeda dan asing, tapi momen itu, mau tak mau harus aku dan keluarga jalani.