5 Fakta Burung Manyar Kerbau Paruh Merah, si Arsitek Sarang Berduri!

- Manyar Kerbau Paruh Merah membangun sarang raksasa dari ranting berduri yang digunakan bersama oleh banyak pasangan.
- Jantan Manyar Kerbau Paruh Merah memiliki paruh merah mencolok dan menganut sistem poligini, serta memiliki organ pseudo-penis.
- Burung Manyar Kerbau Paruh Merah adalah burung manyar terbesar, adaptasi terhadap kawasan yang digembalakan, dan memiliki populasi stabil.
Banyak orang mengenal burung manyar sebagai burung kecil ahli merajut sarang berbentuk kantung. Namun, Burung Manyar Kerbau Paruh Merah (Bubalornis niger) berbeda. Spesies dari Afrika ini tetap termasuk keluarga Manyar (Ploceidae), tetapi terkenal karena penampilan mencolok dan kebiasaan membangun sarang yang ekstrem. Mereka hidup di padang sabana kering Afrika dan membentuk koloni besar yang terstruktur.
Burung ini membangun sarang raksasa yang berlapis duri dan digunakan bersama oleh banyak pasangan. Dalam koloninya, terdapat hierarki sosial yang jelas untuk melindungi sumber daya dan menghindari predator. Kombinasi struktur sarang yang unik dan perilaku reproduksi yang tidak biasa membuat Manyar Kerbau Paruh Merah menjadi salah satu spesies paling menarik di Afrika. Penasaran? Berikut lima fakta menarik tentang burung ini.
1. Arsitek raksasa dari ranting berduri

Manyar Kerbau Paruh Merah tidak membuat sarang tunggal. Mereka adalah burung komunal yang bekerja sama untuk membangun struktur besar yang berfungsi sebagai tempat tinggal bersama. Sarang ini bisa mencapai ukuran yang masif dan berat, dibangun di dahan pohon yang kokoh, sering kali menggunakan pohon akasia yang berduri.
Dilansir laman Londolozi Blog, sarang kolonial mereka tersusun dari tumpukan ranting berduri yang terlihat tidak beraturan, dan penggunaan ranting berduri ini adalah strategi untuk mencegah invasi dari predator. Setiap pasangan Manyar Kerbau memiliki ruang masuk dan kamar terpisah di dalam struktur besar itu. Duri pada ranting yang mereka gunakan berfungsi sebagai lapisan pertahanan yang efektif melawan predator seperti ular dan monyet.
2. Paruh merah mencolok dan gaya hidup poligini

Jantan Manyar Kerbau Paruh Merah punya penampilan yang mencolok. Paruh mereka berwarna merah cerah yang kontras dengan bulu tubuhnya yang cokelat tua kehitaman. Ciri fisik ini sangat mencolok dan membedakannya dari spesies manyar lain. Warna ini juga berperan penting dalam interaksi sosial dan sistem perkawinan mereka.
Dilansir laman Biodiversity Explorer, Manyar Kerbau Paruh Merah jantan menganut sistem poligini, di mana satu pejantan dominan akan menguasai satu sarang komunal. Pejantan ini dapat mengontrol sejumlah kamar sarang, bahkan hingga delapan kamar, yang masing-masing ditempati oleh betina yang berbeda dalam satu struktur. Konsekuensinya, pejantan harus aktif mempertahankan wilayah dari upaya pejantan lain untuk mengambil alih sarang atau betina di dalamnya.
3. Satwa unik dengan organ pseudo-penis

Fakta biologis yang unik adalah Manyar Kerbau Paruh Merah jantan memiliki organ kecil non-ejakulasi yang disebut "pseudo-penis" (organ menyerupai penis). Keberadaan organ ini cukup langka, mengingat mayoritas spesies burung tidak memiliki organ kopulasi eksternal.
Dilansir laman Animalia, organ pseudo-penis ini tidak memiliki pembuluh darah atau saluran sperma, dan diduga berfungsi sebagai alat yang disukai oleh betina untuk kesenangan dan membantu pejantan menarik betina. Organ unik ini diperkirakan berperan penting dalam ritual kawin, memastikan bahwa hanya pejantan yang dianggap berkualitas tinggi yang berhasil meneruskan keturunan.
4. Burung Manyar terbesar dalam keluarganya

Burung Manyar Kerbau Paruh Merah memegang rekor sebagai salah satu spesies terbesar di antara seluruh keluarga Manyar (Ploceidae). Ukuran tubuh mereka jauh melampaui manyar biasa yang sering kita lihat.
Masih dari laman Animalia, Burung Manyar Kerbau Paruh Merah dianggap sebagai yang terbesar dari burung manyar lainnya, dengan panjang tubuh rata-rata berkisar antara 21 hingga 25 sentimeter. Ukuran tubuh ini juga berkorelasi dengan dominasi mereka di lingkungan sarang, di mana ukuran yang lebih besar membantu pejantan mempertahankan koloni dan hak reproduksi mereka.
5. Adaptasi terhadap kawasan yang digembalakan

Spesies ini menunjukkan kemampuan adaptasi yang unik terhadap habitat yang sering diganggu oleh manusia dan ternak. Mereka tidak hanya bertahan di kawasan seperti itu, tetapi sering kali populasinya justru meningkat. Dilansir laman IUCN Red List, burung ini memiliki populasi stabil dan diklasifikasikan sebagai Least Concern (LC), yang berarti tidak termasuk kategori terancam punah.
Hal ini sebagian karena mereka cenderung menyukai habitat sabana kering dan kawasan hutan jarang yang telah diubah menjadi area penggembalaan. Kehadiran ternak seperti kerbau dapat mengganggu serangga di tanah, yang pada gilirannya menyediakan sumber makanan yang lebih mudah diakses bagi Manyar Kerbau Paruh Merah.
Manyar Kerbau Paruh Merah adalah burung koloni dengan perilaku dan pola hidup yang khas di sabana Afrika. Cara mereka membangun sarang, mengatur kelompok, dan berkembang biak memberi gambaran tentang dinamika sosial yang berkembang di lingkungan kering dan terbuka.


















