Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Crested Ibis, Burung yang Bangkit dari Kepunahan di Asia Timur

potret burung crested ibis
potret burung crested ibis (commons.wikimedia.org/Korean National Institute of Biological Resources)
Intinya sih...
  • Crested ibis hampir punah karena aktivitas manusia, namun berhasil diselamatkan melalui upaya konservasi yang intensif.
  • Burung ini dikenal dengan ciri fisik yang elegan dan mempesona, serta memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem lahan basah.
  • Kembalinya crested ibis menjadi simbol konservasi lingkungan di Tiongkok, namun populasinya masih rentan dan perlu terus dijaga.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Crested ibis (Nipponia nippon) pernah hampir hilang dari muka bumi. Burung dengan bulu pucat dan semburat merah muda ini sempat hidup bebas di wilayah Asia Timur, sampai akhirnya populasinya merosot drastis akibat perburuan dan kerusakan habitat. Namun, melalui upaya konservasi yang panjang dan penuh tantangan, spesies ini perlahan kembali memperlihatkan kehadirannya. Kisah kebangkitannya bukan sekadar cerita lingkungan, tetapi juga tentang harapan yang masih bisa tumbuh dari kerusakan yang sudah terlanjur terjadi.

Dunia ornithologi menyambut kembalinya crested ibis sebagai salah satu contoh sukses pelestarian satwa liar modern. Burung ini kembali terbang di langit Tiongkok, menjadi simbol bahwa kerjasama antara ilmuwan, masyarakat, dan pemerintah bisa menghasilkan perubahan nyata. Selain penampilannya yang elegan, crested ibis punya sisi menarik pada perilaku dan karakternya. Setiap fakta tentangnya terasa seperti mengingatkan bahwa alam selalu punya cara untuk pulih, selama tidak terlambat untuk bertindak.

1. Hampir punah karena aktivitas manusia

potret burung crested ibis
potret burung crested ibis (commons.wikimedia.org/belvedere04)

Crested ibis pernah menjadi penghuni umum sawah dan lahan basah di Tiongkok, Jepang, dan Korea. Namun, penggunaan pestisida yang berlebihan dan eksploitasi lahan membuat habitat alaminya rusak berat. Ditambah lagi dengan perburuan, populasinya menurun drastis hingga pada awal tahun 1980-an hanya tersisa tujuh ekor di alam liar. Situasi ini membuat dunia ilmiah gempar karena hampir dipastikan spesies ini akan menghilang sepenuhnya.

Sejak saat itu, upaya pelestarian mulai dilakukan secara intensif. Para ilmuwan dan pemerintah Tiongkok bekerja mendirikan pusat penangkaran dan melindungi daerah tempat burung ini terakhir terlihat. Dengan pembatasan penggunaan bahan kimia di pertanian dan perlindungan habitat basah, crested ibis akhirnya mendapatkan kesempatan untuk berkembang biak kembali. Perjuangan ini menunjukkan bahwa intervensi manusia bukan selalu soal merusak, tetapi juga bisa memulihkan.

2. Ciri fisik yang elegan dan mempesona

potret burung crested ibis
potret burung crested ibis (commons.wikimedia.org/Danielinblue)

Burung ini dikenal karena bulunya yang berwarna putih pucat dengan kilau merah muda lembut, terutama ketika terkena cahaya matahari. Paruhnya panjang dan melengkung ke bawah, cocok untuk mencari makanan di lumpur dangkal. Saat musim kawin tiba, kulit di wajahnya berubah menjadi merah terang, memberikan tampilan yang sangat mencolok dan memikat perhatian.

Selain itu, crested ibis memiliki bentuk jambul halus di bagian belakang kepalanya, yang menjadi ciri khas spesies ini. Saat terbang, sayapnya tampak memancar dengan warna keemasan yang lembut. Tidak heran burung ini sering menjadi objek fotografi dan ilustrasi. Keindahannya menyimpan kesan keanggunan alami, sekaligus menjadi simbol rapuhnya keanekaragaman hayati jika tidak dijaga.

3. Ahli dalam menjelajah lahan basah

potret burung crested ibis
potret burung crested ibis (commons.wikimedia.org/Totti)

Crested ibis lebih sering ditemukan di daerah sawah basah, rawa, dan tepian sungai yang dangkal. Paruhnya yang melengkung membantu burung ini mencari makanan seperti cacing, katak kecil, dan serangga air. Peran ekosistemnya sangat penting, karena keberadaannya membantu menjaga keseimbangan populasi makhluk air kecil di habitat tersebut.

Selain itu, crested ibis dikenal memiliki rutinitas harian yang tertata. Mereka biasanya berburu di pagi hari, lalu beristirahat dan membersihkan bulu di siang hari, sebelum kembali mencari makan menjelang sore. Pola hidup ini membuat interaksi mereka dengan lingkungan sangat harmoni. Lahan basah yang sehat menjadi syarat utama keberlangsungan hidupnya.

4. Menjadi simbol konservasi lingkungan di Tiongkok

potret burung crested ibis
potret burung crested ibis (commons.wikimedia.org/Danielinblue)

Kembalinya crested ibis menjadi kebanggaan besar bagi Tiongkok dalam dunia konservasi. Banyak kampanye lingkungan, mural, dan maskot acara yang menampilkan burung ini sebagai ikon harapan. Publik semakin tersadar bahwa spesies yang terancam punah tidak selalu berarti akhir, selama usaha penyelamatan dilakukan dengan serius dan konsisten.

Tidak hanya itu, sekolah-sekolah di beberapa wilayah bahkan memasukkan materi tentang crested ibis ke dalam kurikulum lokal. Hal ini dilakukan untuk menanamkan kesadaran sejak dini tentang pentingnya menjaga lingkungan. Crested ibis akhirnya bukan hanya sekadar spesies, tetapi juga guru dalam pelestarian alam.

5. Populasinya sekarang mulai pulih, tapi masih perlu dijaga

potret burung crested ibis
potret burung crested ibis (commons.wikimedia.org/Eric Savage)

Meski populasinya sudah kembali meningkat hingga mencapai ribuan, crested ibis masih tergolong rentan. Perubahan iklim dan pembangunan wilayah terus menjadi ancaman yang harus diwaspadai. Upaya konservasi tetap harus berlanjut agar keberhasilan ini gak hanya menjadi kisah sesaat.

Program reintroduksi ke alam liar terus dilakukan dengan pengawasan ketat. Para peneliti memastikan bahwa setiap individu yang dilepas siap beradaptasi dan berkembang biak dengan baik. Harapan terbesar adalah melihat crested ibis kembali hidup mandiri dan lestari, tanpa bergantung pada penangkaran.

Crested ibis menunjukkan bahwa harapan selalu ada, bahkan ketika situasi terlihat hampir mustahil. Kebangkitannya menjadi pengingat bahwa alam dapat pulih bila diberi ruang untuk bernafas. Tugas berikutnya adalah memastikan bahwa kisah keberhasilan ini terus berlanjut untuk generasi mendatang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Fakta Celepuk Afrika, Burung Hantu dengan Kamuflase Sempurna

11 Nov 2025, 22:54 WIBScience