Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Desert Cottontail, Kelinci Ekor Kapas Gurun asal Amerika Utara

Desert cottontail (commons.wikimedia.org/Jarek Tuszynski)

Desert cottontail merupakan kelinci yang mempunyai keunikan tersendiri. Seperti namanya, hewan ini dikenal juga dengan sebutan kelinci ekor kapas gurun. Jenis kelinci ini termasuk dalam keluarga Leporidae yang merupakan mamalia. Hewan ini mempunyai nama latin Sylvilagus audubonii. Mereka juga dikenal lain sebagai audubon's cottontail.

Uniknya, desert cottontail merupakan kelinci yang cukup cepat. Mereka bisa berlari hingga mencapai kecepatan 30 km per jam. Selain itu, terdapat juga fakta unik lainnya dari hewan mamalia ini. Apa saja? Yuk, mengenal lebih dekat tentang kelinci ini melalui ulasan berikut!

1. Ciri fisik khas dengan ekor seperti kapas

Desert cottontail (commons.wikimedia.org/Jessie Eastland)

Ciri fisik desert cottontail yang dominan adalah warna bulu cokelat keabu-abuan. Mereka memiliki telinga yang cukup besar dengan tegak. Ekornya berbentuk bulat seperti kapas dengan ukuran 3–6 cm dengan warna coklat keabu-abuan. Selain itu, pada bagian tepi hingga bagian bawah ekornya berwarna putih. Kelinci ini juga mempunyai bulu putih di bagian perutnya.

Ukuran dewasa kelinci ini memiliki berat antara 700–1.200 gram. Panjang tubuhnya berada di antara 36–42 cm. Desert cottontail memiliki dimorfisme seksual alias perbedaan ukuran tubuh antara jantan dan betina. Kelinci jenis betina biasanya berukuran lebih besar daripada jantan.

2. Tersebar di wilayah Amerika Utara

Desert cottontail (commons.wikimedia.org/)

Desert cottontail merupakan hewan yang berada di Benua Amerika Utara. Jenis kelinci ini bisa ditemukan di seluruh wilayah Amerika Serikat bagian timur hingga barat. Mereka juga mendiami wilayah Meksiko bagian utara dan tengah.

Kelinci ini mendiami wilayah yang cukup kering, seperti rerumputan, gurun, dan semak belukar. Mereka juga kerap berada di wilayah yang tidak terlalu gersang, seperti hutan pinyon-juniper yang ada di barat daya Amerika Serikat. Hutan riparian kering juga menjadi habitatnya.

3. Hewan yang jarang minum dan memiliki kebiasaan koprafagia

Desert cottontail (commons.wikimedia.org/Jarek Tuszynski)

Desert cottontail termasuk ke dalam jenis hewan herbivor alias pemakan tumbuh-tumbuhan. Menurut Animalia Bio, mereka memakan rerumputan, kacang polong, kulit kayu, buah yang jatuh, hingga ranting semak belukar. Menariknya, kelinci ini bisa mengatur pola makan sesuai musim. Mereka akan menyesuaikan dengan kondisi vegetasi tempat yang ditinggali.

Selain itu, desert cottontail juga merupakan hewan yang jarang minum. Kebutuhan air didapatkan dari makanan mereka dan juga embun. Mereka adalah jenis hewan koprafagia yang memakan kotorannya sendiri. Ini bertujuan untuk mengekstrak kembali nutrisi.

Kebiasaan makan desert cottontail juga cenderung unik. Mereka makan dengan posisi merangkak. Ketika makan, hidung mereka digunakan untuk memindahkan dan mengatur posisi makanan. Mereka menggunakan cakar depannya untuk memasukkan makanan. 

4. Makhluk sosial yang hidup dalam kelompok kecil

Desert cottontail (commons.wikimedia.org/Chris Light)

Desert cottontail mempunyai sifat yang berbeda dari kelinci jenis lainnya. Mereka cenderung hidup dengan kelompok kecil ketika mencari makan. Biasanya, kelompok ini aktif pada pagi hari dan sore hari. Meski hidup di daerah kering, mereka jarang terlihat saat tengah hari.

Tidak seperti kelinci lainnya, desert cottontail tidak membuat liangnya sendiri. Mereka memakai liang yang telah dibuat hewan lain untuk ditinggali. Ketika tidak mencari makan, mereka cenderung berlindung dan jarang keluar liang. Mereka juga tidak keluar saat hari berangin sebab mengganggu pendengaran mereka untuk mendeteksi predator.

Mekanisme pertahanan mereka menggunakan telinga sebagai yang utama. Jika desert cottontail ada pemangsa potensial, mereka akan diam dan menghindari terdeteksi. Jika melarikan diri, mereka akan berlari sambil melompat-lompat dengan pola zig-zag.

5. Sistem reproduksi desert cottontail

Desert cottontail (commons.wikimedia.org/Pocketthis)

Menurut Animal Diveristy, desert cottontail biasanya berkembang biak pada musim dingin pada Desember atau Januari hingga akhir musim panas antara Juni atau Juli. Masa kehamilan betina berlangsung selama 28–30 minggu. Mereka akan melahirkan 2–6 ekor. Anakan ini terlahir dalam keadaan buta dan tidak berdaya. Pada hari kesepuluh, mata mereka mulai terbuka.

Biasanya, betina menyapih anakan saat sudah berusia 2 minggu. Meski terbilang populasinya stabil, tidak banyak dari desert cottontail yang bisa bertahan hingga dewasa. Masa tumbuh bagi yang bisa bertahan hidup akan memakan waktu 3 bulan. Faktor banyaknya predator menjadi alasan mengapa tidak banyak yang bisa mencapai usia dewasa.

Desert cottontail  jarang dijadikan sebagai hewan peliharaan. Perilaku dan karakteristiknya yang cenderung liar membuatnya demikian. Namun, mereka bisa dijumpai di beberapa taman nasional. Dari sederet fakta di atas, mana yang baru kamu ketahui?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Atqo
EditorAtqo
Follow Us