5 Fakta Kelinci Arktik, Bulunya Bisa Berubah Warna Sesuai Musim

Kelinci arktik (Lepus arcticus) adalah mamalia yang hidup di wilayah dingin Arktik, tepatnya di Greenland, Kanada, dan bagian utara Alaska. Mereka memiliki bulu tebal yang berfungsi untuk melindungi tubuhnya dari suhu ekstrem. Bulu mereka juga bisa berubah warna sesuai musim; yakni berwarna putih saat musim dingin—sekaligus untuk berkamuflase di salju—dan cokelat atau abu-abu saat di musim panas.
Ukuran tubuh kelinci arktik cukup besar, dengan panjang yang dapat mencapai hingga 60 cm dan berat sekitar 5 kg. Berbeda dengan kelinci pada umumnya, kelinci arktik memiliki telinga yang lebih pendek, namun ini membantunya mengontrol suhu tubuh. Dari karakteristik fisik hingga perannya dalam ekosistem, mari kita bahas lebih lengkap seputar fakta kelinci arktik.
1. Karakteristik fisik dan habitat

Kelinci arktik telah beradaptasi dengan sangat baik terhadap iklim dingin di sekitarnya. Selain memiliki bulu yang tebal, bulunya juga bisa berubah warna sesuai musim—berwarna putih saat musim dingin dan abu-abu kecokelatan saat musim panas. Bulunya yang berwarna putih saat musim dingin membantunya berkamuflase, yakni dengan menyatu di lingkungan salju. Kaki belakang mereka cukup kuat, dan dapat bergerak dengan cepat di salju yang tebal. Memiliki telinga yang pendek juga membantunya mengurangi kehilangan panas di cuaca dingin yang ekstrem.
Kelinci arktik dapat ditemukan di daerah tundra di Kanada, Greenland, dan sebagian Alaska. Mereka lebih menyukai area terbuka yang memungkinkannya untuk mengawasi predator. Di sisi lain, mereka juga akan mencari tempat berlindung ketika suhu turun drastis atau saat badai datang. Kehidupan di lingkungan yang keras ini telah mengasah kemampuannya untuk bertahan hidup. Baik saat menggali salju maupun mencari makanan di antara vegetasi yang jarang, kelinci ini menunjukkan ketahanan yang luar biasa dibandingkan dengan hewan lain di habitat yang sama.
2. Pola makan dan adaptasi

Makanan utama kelinci arktik terdiri dari berbagai jenis tanaman kayu, termasuk pohon willow dan tunas dari pohon birch. Di musim dingin, mereka juga mengonsumsi kulit pohon dan semak-semak yang tahan terhadap cuaca dingin. Adaptasi khusus pada sistem pencernaan mereka membantunya mencerna bahan tanaman berserat dengan efisien, sehingga dapat mengambil nutrisi yang diperlukan meskipun dari sumber makanan yang kurang ideal. Sementara itu, bulu tebal mereka memberikan perlindungan dari suhu rendah.
Selain itu, kelinci arktik menunjukkan perilaku yang cerdas saat mencari makan. Mereka kerap menggali salju untuk menemukan makanan yang tersembunyi di bawah permukaan. Ini merupakan sebuah strategi yang membantu mereka untuk tetap mendapatkan asupan gizi selama musim dingin yang panjang. Kombinasi antara pola makan yang adaptif dan kemampuan fisik ini memastikan kelangsungan hidup mereka di kondisi ekstrem, di mana banyak spesies lain kesulitan untuk bertahan.
3. Perilaku dan kebiasaan unik

Kelinci arktik memiliki perilaku yang luar biasa. Salah satu ciri khasnya adalah kecepatan berlarinya yang dapat mencapai 40 mil per jam—terutama saat menghadapi ancaman. Mereka bergerak dengan cara zig-zag di atas salju untuk menghindari predator. Selain itu, selama musim kawin, kelinci ini menunjukkan sifat sosial dengan terlibat dalam permainan kejar-kejaran dan pertandingan tinju, yang memperlihatkan kekuatan serta kelincahannya.
Di bulan-bulan dingin, mereka cenderung hidup menyendiri. Biasanya mereka beristirahat di cekungan dangkal atau di bawah tumpukan salju untuk menghemat energi, dan tetap tersembunyi dari ancaman. Kelinci arktik juga memiliki pendengaran yang sangat tajam, mereka dapat mendeteksi bahaya meskipun dalam kondisi cuaca buruk. Indra yang peka ini membantunya untuk tetap waspada saat mencari makanan atau menjelajahi lingkungan es yang keras.
4. Perannya dalam ekosistem

Kelinci arktik memiliki peran yang sangat vital dalam ekosistemnya. Sebagai herbivora, mereka mengonsumsi berbagai jenis tanaman dan rumput, yang membantu mengatur pertumbuhan vegetasi dan mencegah dominasi spesies tanaman tertentu. Kehadiran kelinci ini juga sangat penting bagi predator seperti rubah arktik dan burung hantu salju. Sebab kedua hewan ini mengandalkan kelinci arktik sebagai sumber makanannya, terutama di musim dingin ketika makanan lain sulit ditemukan.
Selain itu, kebiasaan merumput kelinci arktik berperan penting pada kesehatan tanah. Dengan menggigit dedaunan, mereka mendukung proses pertumbuhan kembali tanaman dan memperlancar siklus nutrisi. Kelinci ini juga menjadi indikator bagi perubahan lingkungan. Para peneliti memantau fluktuasi populasi mereka untuk mendapatkan informasi terkait tren ekologi, termasuk dampak perubahan iklim dan hilangnya habitat. Keberadaan mereka mencerminkan kondisi keseluruhan ekosistem tundra yang mereka huni.
5. Keunikan kelinci arktik

Kelinci arktik merupakan hewan yang sangat menarik. Mereka mampu berlari dengan kecepatan mencapai 64 km/jam, ini sangat membantu mereka untuk menghindari predator di habitat yang keras. Bulu mereka yang tebal mengalami perubahan warna sesuai dengan musim. Saat musim dingin, bulu mereka berwarna putih bersih, yang memberikan perlindungan sempurna dari dinginnya salju. Di musim panas, warna bulu mereka berubah menjadi cokelat, yang membuat mereka lebih sulit terlihat di antara bebatuan dan tundra.
Selain itu, kelinci arktik memiliki kaki yang besar, yang berfungsi seperti sepatu salju alami, sehingga mereka dapat bergerak dengan mudah di atas salju lembut tanpa terjebak. Menariknya, mereka dapat bertahan hidup dalam suhu ekstrem hingga -40 derajat Fahrenheit. Ini dikarenakan tubuh mereka telah beradaptasi dengan baik untuk hidup di lingkungan dingin. Mereka juga termasuk hewan sosial; selama bulan-bulan hangat, mereka kerap berkumpul dalam kelompok untuk bermain dan mencari makanan bersama di tundra.
Kelinci arktik, mamalia dengan bulu yang bisa berubah warna ini telah beradaptasi dengan baik di lingkungan dingin Arktik. Ukurannya yang besar dan telinganya yang pendek juga membantunya mengatur suhu tubuh di iklim yang ekstrem.