5 Fakta Menarik Merak Hijau, Terkadang Memburu Ular Beracun!

Merak hijau atau green peafowl juga dikenal sebagai burmese peafowl, green-necked peafowl, java peafowl, dragonbird dan Indonesian peafowl. Mereka berada dalam famili Phasianidae dan memiliki nama ilmiah Pavo muticus. Panjang tubuhnya mencapai 1--3 meter, beratnya 3,8--5 kilogram dan lebar kepakan sayapnya 1,2--1,6 meter. Dengan postur tubuh seperti itu, merak hijau bisa bergerak hingga kecepatan 16 kilometer per jam. Untuk membedakannya dari merak lain, penting untuk tahu ciri-cirinya.
Jantan dan betina memiliki bulu ekor atas yang panjang (menutupi bulu ekor bawahnya). Pada jantan, panjangnya mencapai 2 meter dan ada bintik seperti mata. Sementara pada betina, warnanya hijau dan jauh lebih pendek. Di luar musim kawin, jantan mengalami pergantian mulu yang membuatnya sulit dibedakan dari betina. Yuk, kenalan lebih jauh dengan merak satu ini.
1. Wilayah penyebaran merak hijau

Penyebaran merak hijau dulunya berada di seluruh Asia Tenggara, tapi kini hanya berada di beberapa wilayah. Di antaranya adalah Tiongkok, Kamboja, Indonesia, Myanmar, Laos, Thailand dan Vietnam. Mereka menghuni berbagai habitat, termasuk hutan primer dan sekunder tropis maupun subtropis, serta hutan hijau dan hutan gugur.
Animalia menginformasikan bahwa merak hijau juga ditemukan di antara bambu, padang rumput, sabana, semak belukar dan tepi lahan pertanian. Di Vietnam, mereka lebih memilih hutan kering dan gugur di dekat sumber air serta jauh dari gangguan manusia
2. Bisa memburu ular beracun

Spesies merak ini mencari makan dengan mengais tanah di sekitar serasah dedaunan. Biasanya lebih aktif mencari makan saaf fajar dan petang. Merak hijau adalah omnivora yang menu makannya sangat beragam. Makanan utamanya adah buah-buahan, biji-bijian, invertebrata, reptil dan hewan pengerat. Menariknya, merak ini bahkan bisa memburu ular berbisa, lho!
3. Hidup dalam kelompok kecil

Berdasarkan informasi dari Thai National Park, merak hijau merupakan burung hutan yang menghabiskan waktu di atau dekat rerumputan dan alang-alang. Di malam hari, kelompok keluarga kecil bertengger di pepohonan pada ketinggian 10--15 meter. Sementara di siang hari, merak hijau ditemukan berkelompok sambil menghabiskan waktunya mencari makan di tanah, minum, membersihkan diri dan beristirahat.
4. Sistem perkawinan merak hijau

Sistem perkawinan merak hijau dipercaya sebagai poligini, jantan kawin dengan lebih dari satu betina. Jantan sangat penyendiri dan tidak melakukan pertunjukan di lek (panggung pertunjukan saat musim kawin). Mereka juga sangat teritorial serta membentuk harem. Di penangkaran, merak hijau cenderung melakukan monogami, hanya kawin dengan satu pasangan. Musim kawinnya terjadi antara bulan April dan Juni, di mana jantan mulai melakukan pertunjukan ritual untuk memikat betina.
Setelah menemukan pasangannya, mereka bersarang di area yang sangat terlindungi. Betina menempatkan 3--6 telur yang dieraminya sendirian selama 26--28 hari. Setelah menetas, anaknya sudah bisa membuka mata dan segera meninggalkan sarangnya. Mereka bisa terbang dua minggu setelahnya, tapi tetap bersama kelompoknya hingga musim kawin selanjutnya.
5. Merak hijau adalah burung nasional Myanmar

Banyak tersebar di Myanmar, merak hijau merupakan simbol kuno Monarki Burma. Mereka juga ditampilkan pada masa kolonial Inggris pada bendera governor dan panju angkatan laut. Terlihat juga di bendera Negara Bagian Burma dari tahun 1943--1945 dan mata uang Burma setelah merdeka. Saat ini, merak hijau merupakan burung nasional Myanmar.
Merak hijau ternyata tidak pemilih makanan, selama bisa muat di paruh dan bisa dicernanya. Tapi, makanan kesukaannya adalah kutu, rayap, kelopak bunga, daun kuncup dan buah beri. Sayangnya, merak hijau diklasifikasikan sebagai Endangered oleh IUCN dan diperkiarkan populasinya hanya kisaran 15.000--30.000. Tren populasinya mengalami penurunan.
Ancaman utamanya adalah kehilangan habitat dan perburuan berlebihan untuk diambil bulunya serta dijadikan sebagai makanan. Walaupun wilayah jelajah alaminya tidak tumpang tindih dengan merak india, hibridisasi tetap menjadi ancaman. Merak hijau liar juga terkadang diracuni karena dianggap sebagai hama oleh petani.