Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Ular Belang dari Genus Bungarus, Ditakuti karena Bisanya Mematikan

Ular belang taiwan, salah satu ular belang dari genus Bungarus (commons.wikimedia.org/Yung-Lun Lin)
Ular belang taiwan, salah satu ular belang dari genus Bungarus (commons.wikimedia.org/Yung-Lun Lin)

Genus Bungarus merupakan salah satu genus ular yang berasal dari famili Elapidae. Seperti Elapidae lain, genus ini berisikan ular terestrial berbisa tinggi yang sangat berbahaya. Namun, genus Bungarus punya satu ciri khas yang tak dimiliki Elapidae lain, yaitu ia punya tubuh yang diselimuti corak garis. Corak garis tersebut sangat bervariasi, ada yang hitam, kuning, tipis, atau tebal.

Penyebaran genus Bungarus juga luas dan ia bisa ditemukan di Asia Selatan, Asia Timur, sampai Asia Tenggara. Lebih lanjut, tiap daerah memiliki spesies Bungarus yang berbeda. Karenanya, kamu harus waspada akan kehadiran ular ini. Selain itu, kamu juga harus mengenali beberapa ular dari genus Bungarus supaya tak salah mengidentifikasi dan mengenalinya.

1. Ular welang

Ular welang (commons.wikimedia.org/David V Raju)
Ular welang (commons.wikimedia.org/David V Raju)

Bungarus fasciatus atau ular welang jadi salah satu yang paling unik karena memiliki dua varian warna. Varian pertama merupakan varian warna hitam kuning yang paling umum. Kemudian, ada varian warna hitam putih yang biasanya ditemukan di wilayah Indonesia. Tak cuma itu, ular welang juga jadi salah satu spesies terbesar di genus Bungarus karena panjang maksimalnya bisa mencapai 2 meter lebih.

Dilansir HKU Science, ular welang merupakan spesies ophiohagy yang artinya ia sangat suka memakan ular lain. Karena hal tersebut, hewan ini jadi pengontrol populasi ular kecil, seperti ular tikus dan ular air. Bisanya juga mematikan, namun ia sangat tenang dan jarang menggigit. Misalpun menggigit, antibisa untuk gigitannya sudah tersedia jadi kamu tak perlu khawatir.

2. UIar weling

Ular weling (commons.wikimedia.org/Rushen)
Ular weling (commons.wikimedia.org/Rushen)

Berbeda dari ular welang, ular weling atau Bungarus candidus punya tubuh lebih kecil dengan panjang maksimal sekitar 1 meter, jelas Thai National Parks. Tubuhnya ramping, punya garis hitam yang tidak terlalu lebar, dan ekornya runcing. Ular ini juga bisa ditemukan di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, Sumatra, Bali, dan Sulawesi. Dalam hal ini, ular weling sering dijumpai di area lembab, seperti kebun, sawah, pinggir sungai, rawa, waduk, hingga selokan.

Ular weling sebenarnya termasuk spesies ophiophagy, namun di banyak kesempatan ia juga kerap memakan mamalia, kadal, katak, kodok, sampai ikan. Dengan bisanya yang kuat, hewan ini mampu melumpuhkan semua mangsanya. Lebih lanjut, reptil ini termasuk hewan yang pemalu. Jika merasa terancam ia tak akan menyerang dan cenderung kabur atau menyembunyikan kepalanya.

3. Katang benggala

Katang benggala (commons.wikimedia.org/David V Raju)
Katang benggala (commons.wikimedia.org/David V Raju)

Ular dengan nama ilmiah Bungarus caeruleus ini merupakan salah satu ular paling terkenal di India. Saking terkenalnya, ia sampai masuk ke kelompok Big Four, yaitu kelompok yang berisikan empat spesies ular paling berbahaya di India, jelas SOS Wildlife. Di Big Four, ular ini ditemani tiga spesies lain, yaitu Naja naja, Echis carinatus, dan Daboia russelli. Tercatat, hewan ini mampu membunuh manusia dengan cepat menggunakan bisa neurotoksin yang ia miliki.

Katang benggala sendiri mudah dikenali dari badannya yang silindris, tubuhnya yang berwarna hitam, dan belang putihnya yang tipis dan samar. Ukurannya juga tak terlalu besar dengan panjang maksimal sekitar 1 meter. Seperti spesies lain, ia sering ditemukan di area lembab, seperti kebun, sungai, dan sawah. Untungnya, ia tidak agresif dan tak akan menyerang kecuali merasa terancam.

4. Ular belang taiwan

Ular belang taiwan (commons.wikimedia.org/LiCheng Shih)
Ular belang taiwan (commons.wikimedia.org/LiCheng Shih)

Salah satu ciri khas dari ular dengan nama ilmiah Bungarus multicinctus ini adalah bentuk dan jumlah belangnya. Secara spesifik, ular sepanjang 1,5 meter ini punya belang yang tipis, berwarna putih, dan jumlahnya banyak. Nah, karena bentuk dan jumlah belang tersebut, ia juga memiliki nama lain, yaitu krait bergaris banyak. Ular belang taiwan termasuk hewan nokturnal. Di siang hari, ia akan beristirahat dan kemudian akan aktif berburu saat matahari terbenam.

Ular belang taiwan sangat berbahaya, uniknya efek gigitan hewan baru terasa setelah beberapa jam setelah gigitan, jelas Hong Kong Snake ID. Alhasil, di banyak kasus korban gigitan tidak terselamatkan karena menganggap remeh gigitan ular ini. Untungnya, ia tak ada di Indonesia dan hanya bisa ditemukan di Thailand, Myanmar, Taiwan, Laos, dan Cina. Habitatnya sendiri beragam, bahkan ia bisa ditemukan di ketinggian 1,500 mdpl.

5. Krait sri lanka

Krait sri lanka (commons.wikimedia.org/Buddhika.jm(Buddhika Mawella))
Krait sri lanka (commons.wikimedia.org/Buddhika.jm(Buddhika Mawella))

Seperti namanya, ular dengan nama ilmiah Bungarus ceylonicus ini merupakan satwa endemik Sri Lanka, jelas laman Animalia. Penyebarannya di Sri Lanka juga tidak luas. Tercatat, ular dengan belang tipis ini hanya menghuni wilayah barat daya Sri Lanka. Hutan, pegunungan, dan area pertanian jadi beberapa habitat favoritnya. Sayangnya, populasi krait sri lanka terus menurun dan ia masuk ke kategori near threatened atau hampir terancam. Jika tak ada upaya konservas serius maka hewan ini bisa terjun ke jurang kepunahan dalam waktu dekat.

Tak kalah berbahaya dari ular kobra atau ular taipan, ternyata ular-ular belang dari genus Bungarus mampu membunuh manusia. Untungnya, mereka termasuk ular yang tenang dan tidak agresif. Tapi kamu harus tetap berhati-hati karena mereka sangat mudah ditemukan, bahkan di area yang padat akan aktivitas manusia. Tak cuma itu, ular-ular tersebut juga mudah dikenali, khususnya dari corak belang di tubuhnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us