6 Fakta Terumbu Karang Raksasa Tahiti, Ditemukan di Zona Senja

Sudah tahukah kamu tentang adanya penemuan terbaru terumbu karang raksasa di negara Polinesia Prancis? Ya, faktanya baru-baru ini dunia konservasi terumbu karang kembali dibuat kagum dengan pesona terumbu karang Tahiti di lepas pantai Polinesia Prancis. Berukuran raksasa dan high quality, terumbu ini sangat sangat spesial dan langka.
Selain itu, letaknya yang berada pada kedalaman lebih dari 30 meter membuat penjelajahan makin menantang. Penasaran seperti apa penjelahan yang dilakukan dan bagaimana pesona terumbu karang tersebut? Yuk, simak fakta-fakta menariknya berikut ini!
1. Terumbu karang terbaru ditemukan di lepas pantai Tahiti, Polinesia Prancis

Dilansir news.un.org, pada bulan November tahun lalu sebuah aksi eksplorasi laut sebagai bagian dari misi pemetaan lautan global oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) membuahkan hasil positif. Ya, faktanya melalui penjelajahan tersebut, tim penyelam berhasil menemukan salah satu terumbu karang raksasa tersembunyi di jantung Samudra Pasifik bagian Selatan tepatnya di daerah lepas pantai pulau Tahiti, Polinesia Prancis.
Penyelaman ini dipimpin oleh seorang penyelam profesional dan fotografer Prancis, Alexis Rosenfeld. Bersama para penyelam lainnya, mereka menyelam selama kurang lebih 200 jam atau kurang lebih delapan hari. Lamanya waktu untuk menyelam pun terbayar lunas ketika mereka menemukan terumbu karang raksasa sempurna dan alami di kedalaman 30 meter lebih.
2. Terumbu tersebut berada di permukaan 'zona senja laut'

Pernahkah kamu mendengar istilah zona senja laut? Nah, zona senja (twilight zone) atau dikenal pula dengan sebutan mesopelagic zone adalah salah satu zona kedalaman laut yang terletak di antara sunlight zone dan midnight zone. Faktanya zona ini tergolong sedikit cahaya matahari dan menjadi daerah yang belum dipelajari sepenuhnya.
Dilansir Livescience lokasi terumbu karang yang ditemukan di Tahiti berada pada permukaan zona senja atau batas atas zona mesofotik yang berada pada kedalaman 30,5 meter hingga 149 meter. Letak terumbu karang dengan kedalaman 30 meter lebih ini secara tersirat mengisyaratkan suatu tanda kehidupan terumbu karang yang mungkin tersebar jauh di bawah daerah dangkal.
Penemuan ini juga menunjukkan bahwa di kedalaman seperti zona senja sekalipun tersimpan kekayaan yang mungkin bisa menjadi alternatif bagi pemulihan terumbu karang yang rusak akibat pemutihan karang.
3. Penyelaman memanfaatkan alat selam canggih Rebreathers

Karena letak terumbu karang ini berada pada kedalaman yang tidak seperti biasanya, maka penyelaman tidak dapat dilakukan dengan scuba konvensional. Sebagai gantinya penyelaman dilakukan dengan menggunakan alat bantu selam canggih yang dikenal dengan nama Rebreathers. Dilansir Science Howstuff Works, rebreathers merupakan peralatan selam yang membuat penyelam dapat menghirup udaranya sendiri berulang kali.
Faktanya rebreathers dianggap lebih mumpuni dalam mendukung keberhasilan misi dalam mempelajari terumbu karang pada kedalaman di atas 30 meter. Ya, buktinya salah satu keunggulan rebreathers dibandingkan scuba konvensional adalah alat selam ini membantu para penyelam bertahan lebih lama di dalam laut dengan rentang waktu bisa mencapai tiga sampai empat jam.
Selain itu, alat selam ini juga dapat memaksimalkan kinerja penyelam karena mengurangi risiko penyakit dekompresi serta tidak menghasilkan gelembung yang dapat mengganggu kehidupan di laut. Berkat kecanggihan alat selam ini, untuk pertama kalinya zona senja dapat ditelusuri dan dipelajari dengan baik.
4. Kondisi terumbu karang sehat dan masih alami

Bagian yang tak kalah menakjubkan selain fakta ditemukannya terumbu di kedalaman zona senja adalah sisi kualitas terumbu yang terbilang sehat dan alami. Ya, berkat posisi strategis terumbu karang pada kedalaman 30 meter lebih kelestarian eksistensi terumbu karang bertahan menghadapi berbagai ancaman pemanasan global sejauh ini.
Para ilmuwan pun menyebutkan bahwa terumbu karang raksasa ini belum terkontaminasi efek pemanasan global maupun terjamah kegiatan manusia yang merusak. Meskipun faktanya pada tahun 2019 lautan Polinesia Prancis mengalami pemutihan karang pada terumbu karang di daerah yang lebih dangkal. Tetapi jejak pemutihan akibat pemanasan global tersebut tidak ditemukan pada terumbu karang di daerah ini.
Perlu kamu ketahui bahwa terumbu karang di Tahiti ini tak hanya diakui sebagai yang paling sehat dan terdalam tetapi juga menjadi salah satu yang terbesar, lho. Keren, kan?
5. Terdapat karang yang berbentuk menyerupai mawar raksasa

Dilansir AA, ukuran total panjang terumbu karang mencapai 3 kilometer dan lebarnya 30 meter sampai 65 meter. Sementara itu, ukuran diameter karang pada terumbu karang adalah lebih dari 2 meter. Istimewanya karang itu berbentuk menyerupai mawar raksasa.
Melansir Futura Science, terumbu karang pada ketinggian sekitar 70 meter ini terlihat dominan dengan keberadaan spesies Pacysherys speciosa. Spesies ini membentuk koloni pipih seperti mawar dengan barisan tebal indah. Karena pesona karang yang estetik dan elegan ini, Rosenfeld memujinya sebagai "A art of work".
6. Akan dilakukan pemetaan lebih lanjut untuk mempelajari terumbu karang di Tahiti

Para ilmuwan berencana untuk mempelajari lebih lanjut tentang terumbu karang di Tahiti. Pemetaan lautan bertujuan untuk kepentingan penelitian dan edukasi serta melindungi terumbu karang tersisa yang ada di lautan. Apalagi seperti yang ditemukan di Tahiti dimana proses terbentuknya diperkirakan butuh waktu sekitar 25 tahun.
Hal ini juga sejalan dengan komitmen "Seabed2030 Project" yang berfokus pada pemetaan lautan global. Mengingat presentase pemetaan lautan baru 20 persen, maka UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) bersama para peneliti dari the enviromental research body CRIOBE dan CNRS (National Centre of Scientific Research) Prancis serta para penyelam 1Ocean bekerja sama untuk mengupayakan pemetaan lautan lebih lanjut dan mendalam.
Nah, itu dia beberapa fakta menarik tentang penemuan terbaru terumbu karang di pulau Tahiti. Semoga pekerjaan pemetaan lautan yang dilakukan oleh peneliti serta berbagai lembaga bisa berjalan lancar dan mata dunia bisa segera melihat bukti keindahan laut yang masih sehat, ya!