Mengapa Langit Berwarna Hitam saat Malam Hari?

- Langit malam gelap karena cahaya bintang tak sampai ke Bumi sejak awal terbentuknya alam semesta
- Alam semesta terus berkembang, menghasilkan redshift yang membuat cahaya bintang tidak terlihat oleh mata manusia
- Jumlah bintang terbatas dan radiasi latar belakang kosmik dari Big Bang masih bisa dideteksi dengan teleskop khusus
Pernahkah saat malam hari, kamu merenung dan menatap langit? Langit malam yang gelap mungkin terlihat seperti hal yang biasa, tetapi fenomena ini ternyata menyimpan rahasia menarik tentang luasnya alam semesta. Mengapa langit tidak diterangi oleh cahaya bintang yang katanya tak terhitung jumlahnya?
Dalam artikel ini, kita akan membahas mengapa langit berwarna hitam saat malam hari, sekaligus menjawab pertanyaan yang bikin penasaran banyak orang. Maka dari itu, yuk, kita bahas!
1. Usia alam semesta yang terbatas

Menurut Scientific American, salah satu alasan utama adalah bahwa alam semesta tidaklah abadi. Usianya diperkirakan sekitar 13,8 miliar tahun sejak terjadinya Big Bang. Karena cahaya membutuhkan waktu untuk mencapai kita, hanya bintang-bintang yang cahayanya sempat sampai ke Bumi sejak awal terbentuknya alam semesta saja yang dapat terlihat.
Seperti dijelaskan dalam Astronomy, ini berarti ada batas waktu seberapa jauh kita dapat melihat ke angkasa. Objek yang terlalu jauh belum sempat "mengirimkan" cahaya mereka kepada kita, sehingga menghasilkan "kekosongan" di langit malam.
2. Perkembangan alam semesta

Alam semesta kita tidak hanya statis, ia terus berkembang. Menurut Science Focus, saat alam semesta meluas, cahaya dari bintang-bintang jauh diregangkan, menghasilkan efek yang dikenal sebagai redshift. Cahaya ini bergeser ke panjang gelombang yang lebih panjang, seperti inframerah atau mikrowave, yang tidak bisa ditangkap oleh mata manusia.
Hal ini menjelaskan mengapa, meskipun ada sumber cahaya, sebagian besar dari mereka tidak terlihat oleh kita. Proses ini terus terjadi, memperbesar jarak antara kita dan objek jauh di luar angkasa sana.
3. Jumlah bintang yang terbatas

Kita mungkin berpikir bahwa jumlah bintang tak terbatas di alam semesta. Sayangnya, hal ini tidak benar. Bintang memiliki siklus hidup, mereka lahir, bersinar, dan akhirnya mati. Tidak ada suplai bintang yang tak terbatas untuk menerangi setiap sudut langit malam.
Bahkan jika ada banyak bintang, usia alam semesta yang terbatas berarti belum cukup waktu untuk menciptakan bintang di setiap lokasi yang bisa terlihat dari Bumi.
4. Efek Olbers' Paradox

Fenomena ini dikenal sebagai Olbers’ Paradox, dinamai dari astronom Jerman Heinrich Olbers. Ia bertanya, "jika alam semesta penuh dengan bintang, mengapa langit malam tidak terang benderang?" Ia memikirkan jawaban dari pertanyaan ini berabad-abad, sampai akhirnya kita sendiri juga demikian.
Jawabannya hanya satu, yaitu alam semesta tidaklah abadi. Alam semesta memiliki usia terbatas sekitar 13,8 miliar tahun sejak Big Bang. Cahaya dari bintang-bintang yang sangat jauh memerlukan waktu untuk mencapai kita, dan sebagian besar belum sampai kepada kita.
5. Radiasi latar kosmik

Meski tampak gelap, langit malam sebenarnya tidak sepenuhnya hitam. Ada radiasi latar belakang kosmik, sisa-sisa dari Big Bang, yang masih bisa dideteksi. Radiasi ini telah diregangkan oleh pengembangan alam semesta hingga panjang gelombang mikrowave, membuatnya tidak terlihat oleh mata telanjang. Dengan teleskop khusus, kita bisa melihat "cahaya tersembunyi" ini, yang membuktikan bahwa kegelapan langit malam hanyalah karena pengelihatan kita yang terbatas.
Langit malam yang gelap mengingatkan kita bahwa alam semesta jauh lebih besar dan kompleks daripada yang terlihat. Jadi, saat menatap langit malam, ingatlah bahwa di balik kegelapan itu, ada rahasia besar yang menunggu untuk diungkap.