Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengenal Jenis Ular Berdasarkan Tipe Habitatnya, Kamu Wajib Tahu!

Ular (commons.wikimedia.org/Peter Paplanus)
Intinya sih...
  • Ular hidup di berbagai habitat, seperti savana, lautan, hutan, dan perkotaan
  • Adaptasi ular memungkinkan mereka menghindari konflik dengan spesies lain dan berburu dengan efisien
  • Ular terestrial hidup di tanah, ular arboreal hidup di pohon, ular akuatik hidup di air, dan ular fosorial hidup di dalam tanah

Sebagai reptil, ular bisa menghuni berbagai tipe habitat. Mau itu habitat di alami sampai habitat buatan manusia semuanya bisa dihuni oleh hewan melata ini. Nah, ular juga dibagi menjadi beberapa jenis yang berbeda tergantung dari habitatnya. Tak cuma itu, tiap jenis juga memiliki kebiasaan, makanan, ukuran, ciri fisik, perilaku, dan adaptasi yang berbeda. Sebagai contoh, ular yang hidup di pohon punya ekor panjang.

Di sisi lain, ular yang hidup di air biasanya memiliki ekor pipih layaknya sirip ikan. Nah, supaya kamu bisa membedakan mereka kali ini akan membahas jenis-jenis ular berdasarkan tipe habitatnya!

1. Mengapa ular memiliki habitat yang berbeda?

Ular (commons.wikimedia.org/Ltshears)

Sama seperti hewan lain, ular bisa ditemukan di berbagai tipe habitat, mulai dari savana, padang pasir, gurun, pegunungan, sungai, laut lepas, semak-semak, hutan, rawa, sampai perkotaan, jelas US Forest Service dan Britannica. Dengan hidup di habitat yang berbeda, berbagai spesies ular mampu menghindari konflik dengan spesies lain. Selain itu, mereka juga bisa hidup lebih tenang dan mampu berburu dengan efisien.

Sebagai contoh, ular air sering memakan ikan dan tak akan bersaing dengan ular pohon dalam berburu. Di sisi lain, ular yang hidup di tanah tak perlu takut akan ancaman ular yang hidup di atas pohon. Tiap ular juga memiliki adaptasi khusus untuk menyesuaikan diri dengan habitat dan lingkungannya. Nah, berdasarkan habitatnya, ular dibagi menjadi empat jenis, yaitu ular terestrial, ular arboreal, ular fosorial, dan ular akuatik.

2. Ular terestrial

Ular terestrial (commons.wikimedia.org/Christopher Watson)

Ular terestrial merupakan ular yang hidup di permukaan tanah atau di daratan. Biasanya, ular-ular terestrial sangat suka hidup di semak-semak, savana, lantai hutan, bebatuan, area lembab, atau di dedaunan kering. Tak cuma itu, beberapa ular terestrial juga bisa hidup di area pemukiman dan perkotaan, jelas Urban Vipers 7. Nah, terkadang hal tersebut jadi masalah tersendiri karena mereka sering masuk rumah dan membahayakan manusia.

Jika melihat ciri fisiknya, ular terestrial memiliki dua ciri fisik yang khas. Pertama, tubuh mereka tidak terlalu panjang dan ekornya pendek. Warna dan coraknya juga tak terlalu mencolok. Umumnya, ular terestrial punya warna gelap, seperti cokelat, hitam, atau abu-abu. Tergantung tempat tinggalnya, ular ini punya beberapa variasi corak, seperti corak tutul, garis, bercak, atau tubuh polos yang bisa digunakan untuk berkamuflase.

3. Ular arboreal

Ular arboreal (commons.wikimedia.org/Rushenb)

Dilansir Ecologyasia, ular arboreal merupakan ular yang hidup di pepohonan. Pohon bambu, hutan, kebun, dan area pemukiman jadi beberapa tempat kesukaan ular arboreal. Sebagai ular yang hidup di pohon, ular arboreal biasanya punya badan ramping, tubuh panjang, gerakan yang lincah, dan ekor panjang. Tak cuma itu, beberapa spesies seperti Tropidolaemus wagleri juga punya ekor prehensile yang digunakan untuk mencengkeram batang dan ranting pohon.

Lebih lanjut, beberapa spesies ular arboreal adalah Ahetulla prasina, Lycodon capucinus, Boiga dendrophila, dan Dendrelaphis pictus. Ular arboreal juga termasuk salah satu jenis ular yang sangat dekat dengan manusia. Jadi, kamu tak usah kaget jika menemukan ular ini di pekarangan rumah atau atap rumah. Justru, kehadiran ular arboreal cukup membantu karena ia jadi pemangsa hewan kecil yang merugikan seperti tikus, serangga, dan burung kecil yang jadi hama padi.

4. Ular akuatik

Ular akuatik (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Terdapat dua jenis ular akuatik atau ular air yang ada di dunia. Pertama, ular air tawar biasanya ditemukan di perairan payau, danau, sawah, sungai, waduk, atau rawa. Di sisi lain, ada ular laut yang sangat mudah dijumpai di laut lepas, pinggir pantai, dan area karang. Keduanya juga tak bisa disamakan karena mereka memiliki adaptasi, kebiasaan, makanan, dan kandungan bisa yang sangat berbeda. 

Pertama, ular laut memiliki bisa neurotoksin yang sangat kuat dan sanggup membunuh manusia, jelas laman Discover Magazine. Di sisi lain, ular air tawar cenderung tidak berbahaya dan tidak berbisa. Ular laut juga cenderung lebih besar dari ular air tawar, walau ada juga ular air tawar raksasa seperti Acrochordus javanicus yang panjangnya mencapai 2,9 meter. Tak cuma itu, ular laut juga lebih tenang sementara beberapa spesies ular air tawar cukup agresif dan sering menggigit.

5. Ular fosorial

Ular fosorial (commons.wikimedia.org/Arnaud Aury)

Ular fosorial merujuk pada ular-ular yang hidup di tanah atau di dalam tanah. Mereka merupakan penggali yang andal dan bisa menggali tanah basah, membuat lubang, sampai masuk ke sela-sela sempit. Jika dibandingkan ular lain, ular fosorial cenderung lebih kecil dengan panjang maksimal yang tak lebih dari 1 meter. Nah, ukuran kecil tersebut memudahkan mereka untuk menggali tanah dan bersembunyi di dedaunan kering.

Secara umum, ular fosorial tidak berbahaya, tidak berbisa, bahkan hampir tak pernah menggigit manusia. Namun, ada segelintir spesies seperti Calliophis intestinalis yang harus diwaspadai karena ia termasuk ular berbisa tinggi. Karena hidup di tanah, ular fosorial beradaptasi untuk memakan hewan kecil, seperti semut, rayap, larva serangga, telur serangga, kadal, kodok, dan cacing. Gerakan ular fosorial juga cenderung lambat sehingga hewan ini sangat mudah ditangkap.

Setelah diulik, ternyata tiap jenis ular sangat berbeda dan punya adaptasi serta keunikannya tersendiri. Sebagai contoh, ular terestrial punya ekor pendek dan warnanya tak terlalu mencolok. Di sisi lain, ular arboreal justru punya tubuh ramping dan ekor panjang. Tak mau kalah, ular akuatik pandai berenang dan memiliki bisa yang mematikan. Terakhir, ular fosorial punya badan mungil dan punya kemampuan menggali yang sangat baik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arzha Ali Rahmat
EditorArzha Ali Rahmat
Follow Us