Mikroplastik Ditemukan di Awan, Kok Bisa di Atas Sana?

Mendengar berita mikroplastik ditemukan di laut atau tanah mungkin terasa biasa. Partikel-partikel super kecil dari plastik tersebut mungkin hasil limbah sampah plastik yang tak terurai dengan sempurna di laut dan tanah. Tetapi, bagaimana reaksimu jika tahu bahwa mikroplastik juga ditemukan di awan? Terdengar sangat tidak masuk akal, bukan?
Meski aneh, namun ini nyata. Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Environmental Chemistry Letters pada 14 Agustus 2023. Tuntaskan rasa penasaranmu di bawah!
1. Mengenal mikroplastik terlebih dahulu
Dilansir National Geographic, mikroplastik adalah partikel plastik berukuran sangat kecil dengan diameter kurang dari 5 milimeter. Mikroplastik dibagi menjadi dua, yaitu primer dan sekunder.
Mikroplastik primer adalah partikel kecil yang dirancang untuk penggunaan komersial, seperti microbeads dalam kosmetik, serta serat mikro yang terlepas dari pakaian dan tekstil lainnya. Sementara, mikroplastik sekunder adalah partikel yang dihasilkan dari penguraian plastik yang lebih besar, seperti botol air.
Butuh waktu ratusan hingga ribuan tahun agar mikroplastik bisa terurai. Selain itu, berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports pada 31 Januari 2019, mikroplastik menyebabkan kerusakan fungsi otak dan usus pada hewan invertebrata dan ikan.
2. Air awan tersebut mengandung 6,7 hingga 13,9 mikroplastik per liter

Para peneliti menemukan mikroplastik, spesifiknya sembilan jenis polimer dan satu jenis karet di dalam air awan yang dikumpulkan dari puncak Gunung Fuji dan Gunung Ōyama, di ketinggian antara 1.300–3.776 meter. Mereka menemukannya berkat teknik pencitraan yang canggih.
Jenis mikroplastik tersebut antara lain:
- Polietilen.
- Polipropilen.
- Polietilen tereftalat.
- Polimetil metakrilat.
- Poliamida 6.
- Polikarbonat.
- Kopolimer etilen-propilena atau paduan polietilen-polipropilena.
- Poliuretan.
- Resin epoksi.
Mengutip Euronews, air awan tersebut mengandung 6,7 sampai 13,9 mikroplastik per liter dengan ukuran 7,1 hingga 94,6 mikrometer. Menurut mereka, temuan mikroplastik di ketinggian bisa memengaruhi pembentukan awan serta dapat menyebabkan perubahan iklim dan ekologi jika dibiarkan berlarut-larut.
3. Bagaimana mikroplastik bisa naik ke atas?
Laut bisa mengirimkan mikroplastik ke angkasa dengan berbagai cara, seperti sea spray (partikel aerosol yang terbentuk di laut) dan proses aerosolisasi, di mana partikel mikroplastik menjadi cukup ringan untuk melayang ke udara.
"Ini menyiratkan bahwa mikroplastik mungkin telah menjadi komponen penting dari awan, mencemari hampir semua yang kita makan dan minum melalui hujan plastik," ungkap salah satu peneliti.
Hal tersebut harus jadi perhatian bagi semua orang. Tak cuma tanah dan air saja, ternyata partikel mikroplastik juga bisa ada di antara awan dan bisa menimbulkan perubahan iklim dan ekologi.
Para peneliti menyebut bahwa mikroplastik yang telah masuk ke dalam awan dapat menyebabkan hujan plastik. Partikel-partikel mikroplastik yang akhirnya turun ke bumi akan mencemari hampir semua yang makhluk hidup, baik melalui makanan yang dimakan atau air yang diminum. Akumulasi mikroplastik terbawa angin (AMPs) di atmosfer juga dapat menyebabkan dampak negatif pada keanekaragaman hayati.
Untuk manusia, mikroplastik juga pasti akan memengaruhi kesehatan manusia. Salah satunya adalah hasil studi yang dimuat dalam Journal of Hazardous Materials pada 24 November 2021, sebuah penelitian yang dipimpin oleh Evangelos Danopoulos dari Hull York Medical School, Inggris, mencari tahu dampak paparan mikroplastik pada kesehatan sel manusia. Dari studi tersebut, setidaknya ada empat bahaya mikroplastik terhadap kesehatan sel manusia, yaitu:
- Hidup dan mati sel.
- Dampak mikroplastik pada respons imun sel.
- Kemampuan mikroplastik untuk menembus dinding sel.
- Tingkat kerusakan sel.