5 Penemuan Menarik dari Arkeologi dan Paleontologi di Abad 21

Bagi sebagian besar orang, tampaknya masa penemuan arkeologi dan paleontologi telah lama berlalu. Tetapi penemuan menarik dari kedua disiplin ilmu ini terus dilakukan dan dieksplorasi setiap tahunnya di seluruh dunia. Meskipun keduanya memiliki beberapa kesamaan, namun tetap berbeda dan terpisah dalam studi objeknya.
Arkeologi adalah studi tentang artefak dan sisa-sisa kebudayaan manusia, sedangkan paleontologi adalah studi tentang fosil. Sekarang, para ilmuwan terus menggali penemuan baru di tempat yang berbeda maupun masih di tempat yang sama untuk menggali lebih jauh lagi suatu bukti ilmiah yang telah ditetapkan sebelumnya. Apalagi di abad 21 ini, para arkeolog terus mengkonfirmasi hasil penemuan menarik lainnya. Berikut ulasannya!
1. Fosil nodosaurus yang masih lengkap ditemukan di Kanada

Fosil hewan yang disebut nodosaurus ini ditemukan pada 21 Maret 2011 sebelum diawetkan di museum Royal Tyrell of Paleontology di Kanada. Karena sebelumnya, fosil ini sempat diduga hanya bongkahan batuan biasa oleh seorang penambang yang bernama Shawn Funk.
Dilansir The Washington Post, pada 21 Maret 2011, Shawn Funk sedang menggali di Tambang Millenium Alberta menggunakan alat berat mesin backhoe. Saat itu alatnya membentur sesuatu yang sangat keras dibanding bebatuan biasa di sekitarnya. Lantas dia pun memeriksa tekstur batu yang tak biasa itu dan mencoba merangkainya. Namun dia pun segera membawa benda itu ke museum sebelum akhirnya diketahui sebagai fosil spesies dinosaurus.
Pada sebagian besar kasus, ahli paleontologi hanya menemukan potongan tulang. Atau jika beruntung, keinginan utamanya adalah menemukan seluruh kerangka tubuh dinosaurus. Seperti halnya penemuan spesimen nodosarus ini yang cukup lengkap dengan sisik, kulit, serta organ dalamnya.
Nodosaurus ini termasuk jenis spesies dinosaurus herbivora yang berusia 110 juta tahun yang lalu. Memiliki panjang tubuh sekitar 5,5 meter dan memiliki berat 1360 kilogram.
2. Pejuang viking adalah wanita

Pengetahuan kita tentang pejuang Viking adalah sebagai sosok pria kejam yang memakai helm bertanduk, menyerang lawan-lawannya dengan kapal estetiknya. Selain itu, kita juga sudah mengetahui informasi tentang Viking yang selalu memakai helm bertanduk, yang ternyata merupakan ketidakakuratan sejarah.
Hingga saat ini, seorang ilmuwan Swedia telah melaporkan hasil penelitiannya terkait kerangka pejuang Viking yang telah ditemukan kuburannya. Dia melaporkan bahwa kerangka tulang dari pejuang Viking itu bukanlah laki-laki, melainkan wanita.
Para arkeolog melaporkan bahwa kuburan seorang Viking di Swedia yang terdapat pedang, kapak, tombak, dan dua perisai itu pertama kali ditemukan pada tahun 1880-an. Kuburan itu telah lama diduga sebagai kuburan Viking laki-laki, tetapi kemudian dianggap sebagai kuburan seorang wanita, sebagaimana dikutip laman Science.
Seperti yang sudah dijelaskan, klaim ini dibuktikan saat para peneliti dari Stockholm University menganalisis DNA tengkorak seorang pejuang Viking dari abad ke-10. Hingga para peneliti menyimpulkan bahwa kerangka itu adalah milik seorang wanita yang memiliki jabatan tinggi dalam bangsa Viking.
3. Dolmen of Guadalperal atau 'Stonehenge Spanyol' muncul dari bawah waduk

Salah satu waduk di Spanyol, yaitu Valdecañas menyimpan Dolmen of Guadalperal yang dijuluki 'Stonehenge Spanyol'. Lingkaran puluhan batu granit yang ada di bawah waduk ini diyakini sudah ada sejak 5000 SM. Pada awalnya, Dolmen of Guadalperal terlihat di tahun 1924. Namun pada tahun 1963, tempat tersebut sengaja dibanjiri oleh diktator Francisco Franco karena masalah kekeringan yang parah. Sejak saat itu, batu-batu tersebut hanya bisa terlihat sebanyak empat kali. Namun sekarang kita bisa melihatnya yang kelima kali.
Dilansir Daily Mail, batu-batu ini lebih tua dari Stonehenge Inggris, setidaknya 2000 tahun sebelum kemunculan Stonehenge Inggris. Beberapa teori berpendapat bahwa struktur Dolmen of Guadalperal itu digunakan sebagai kuil surya atau diletakkan di atas makam pada saat dibangun oleh orang Celtic pada 7000 tahun yang lalu.
Waduk yang surut itu mengundang para arkeolog, dan mereka berhasil menemukan beberapa batu yang memiliki ukiran sesosok manusia dan ular.
Kendati demikian, batu Stonehenge Spanyol bisa saja lenyap jika mengalami perendaman yang berkepanjangan, karena batuan granit tersebut juga rentan terhadap erosi.
4. Kota yang hilang ditemukan di hutan Honduras

Di tengah kelebatan hutan hujan Mosquitia di Honduras, terdapat sebuah kota kuno yang diduga hilang selama hampir setengah milenium, dan kembali ditemukan pada tahun 2012. Beberapa sejarawan percaya bahwa kota kuno yang lenyap pada 600 tahun yang lalu ini merupakan Kota Putih yang mistis, atau dalam legenda disebut Kota Dewa Monyet.
Dilansir National Geographic, para arkeolog menduga bahwa kota ini telah berkembang pada seribu tahun yang lalu, namun peradabannya menghilang tanpa meninggalkan jejak sejarah. Jika dibandingkan dengan kota kuno Suku Maya, informasinya lebih banyak didapatkan.
Para arkeolog percaya bahwa populasi kota yang hilang ini kemungkinan karena terpapar wabah penyakit menular, yang mungkin dibawa oleh penjajah Eropa pertama. Peninggalan dari kota ini hanya tinggal sisa-sisa piramida, patung batu yang memiliki ukiran rumit, gedung pengadilan kuno, dan beberapa artefak lainnya.
5. Penemuan kota kuno Tenea di Yunani

Penemuan kota kuno Tenea di Yunani merupakan bukti bahwa penelitian membawa penemuan besar. Kota Tenea diduga dibangun oleh orang-orang yang selamat dari Perang Troya. Pada tahun 2013, para arkeolog mengeksplorasi dan memeriksa daerah di wilayah Peloponnese, Yunani Selatan. Setelah itu dilakukanlah penggalian besar di wilayah tersebut.
Setelah bertahun-tahun lamanya proses penggalian, para arkeolog menemukan dua kamar tempat pemakaman pada tahun 2017. Kemudian setelah penggalian terus berlanjut dan meluas, seluruh bentuk kota kuno Tenea ditemukan dengan dinding batu, rumah, dan lantai marmer.
Beberapa benda lainnya juga ditemukan, yaitu berupa 200 koin langka, perhiasan, patung, vas, dan makam yang diduga sudah ada sejak 300 SM. Lalu pada tahun 2019 juga ditemukan sebuah situs pemandian besar yang memiliki area seluas 500 meter persegi. Hal ini menunjukkan bahwa kota Tenea lebih besar dan luas daripada perkiraan para arkeolog sebelum dilakukannya penelitian.
Pencarian fosil dan artefak zaman purba ataupun kuno terus dilakukan hingga sekarang di seluruh dunia. Bahkan informasi yang telah kita ketahui sebelumnya, sewaktu-waktu akan digantikan oleh pengetahuan baru yang berdasarkan laporan arkeologi dan paleontologi di tahun-tahun berikutnya. Setiap pergantian abad menawarkan rasa penasaran terhadap kebudayaan dan peradaban yang ditinggalkan.