Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tantangan Terberat yang Pernah Dialami Michelle Obama

Presiden Barack Obama dan Ibu Negara Michelle Obama berjalan menyusuri Cross Hall menuju upacara Presidential Medal of Freedom di Ruang Timur Gedung Putih, 24 November 2014. (commons.wikimedia.org/Chuck Kennedy)

Dalam pidato perpisahan setelah meninggalkan kursi kepresidenan dan Gedung Putih, Barack Obama berterima kasih kepada orang yang telah berada di sisinya sepanjang waktu. Ya, dia adalah istri dan Ibu Negara Michelle Obama. Pidato perpisahan ini membuat semua penonton standing applause untuk Michelle Obama. Momen ini menandakan bahwa ada rasa cinta dari Barack Obama kepada Michelle Obama. Begitu pula ada rasa cinta dan kekaguman warga Amerika kepada Michelle Obama.

"Kamu mengambil peran yang tidak kamu minta. Kamu menjalankannya dengan sosok yang anggun, penuh ketabahan, dengan ciri khas, dan selera humor yang baik," tutur Barack Obama dalam pidatonya yang ditayangkan di CBS News. Sambil menahan haru, Barack Obama melanjutkan, "Kamu menjadikan Gedung Putih milik semua orang. Generasi baru memiliki pandangan yang lebih maju karena kamu adalah panutannya. Kamu telah membuat aku bangga dan kami telah membuat negara ini bangga."

Sebenarnya, Barack Obama memang tidak melebih-lebihkan prestasi istrinya. Pada 2020, Gallup melaporkan bahwa Michelle Obama adalah perempuan yang paling dikagumi di AS. Sekitar 10 persen dari responden yang disurvei menyebut Michelle Obama sebagai panutan perempuan yang paling mereka hormati. Mengapa nama Michelle Obama masih populer hingga saat ini? Semua jawabannya ada di poin-poin di bawah ini. Yuk, kita lihat beberapa tantangan terberat yang pernah dialami Michelle Obama hingga berhasil mencapai titik ini!

1. Diejek karena ras, Michelle Obama berhasil lulus dari Princeton University

Ibu Negara Michelle Obama diberikan selempang kehormatan pada upacara wisuda Oberlin College di Oberlin, Ohio, 25 Mei 2015. (commons.wikimedia.org/Amanda Lucidon)

Michelle Obama lulus dari Princeton University pada 2009. Namun, dalam memoarnya, Becoming (2018), Michelle Obama menceritakan betapa sulit perjalanan hidupnya untuk bisa masuk kuliah di universitas tersebut. Meskipun Michelle berada di peringkat teratas di kelasnya pada masa SMA, Michelle justru mengalami perundungan karena masalah rasisme. Butuh waktu 27 tahun sebelum Michelle menyadari betapa rasisnya seorang ibu dari teman sekamarnya saat mengetahui bahwa putri ibu tersebut sekamar dengan seorang gadis kulit hitam (Michelle).

Michelle Obama juga menulis tantangan lain yang dia hadapi, seperti kesulitan membagi tugas sekolahnya hingga rasa tidak percaya diri untuk masuk perguruan tinggi. Dalam unggahan Instagramnya, Michelle menulis, "Masuk perguruan tinggi membutuhkan kerja keras, tapi saran saya kepada siswa adalah untuk berani dan tetap melakukannya." Saat wawancara dengan Good Morning America, Michelle menangis saat mendengarkan para mahasiswa di Princeton University yang mengatakan bahwa Michelle Obama telah menginspirasi mereka untuk meraih mimpi.

2. Kematian ayah Michelle Obama yang sangat traumatis

Michelle Obama dan Carla Hayden di ALA pada June 2018. (commons.wikimedia.org/Terry Ballard)

Tidak ada kesedihan yang mendalam melebihi kehilangan orangtua tercinta. Hal ini terjadi kepada Michelle Obama saat ia harus kehilangan ayahnya pada 1991. Saat itu, usia ayahnya 55 tahun. Dilansir laman Today, efek dari kehilangan ini membuat Michelle Obama harus menderita multiple sclerosis (semacam penyakit autoimun).

Pada 2022, Michelle Obama muncul dalam program TV, REVOLT x Michelle Obama: The Cross-Generational Conversation. Dia bercerita tentang ayahnya yang tidak pernah mengeluh sedikit pun saat bekerja di pabrik air di Chicago meskipun ayahnya sudah sangat menderita dengan penyakitnya. Ayahnya selalu terlihat tegar dan kuat agar anak-anaknya dapat mengejar mimpi dan kariernya dengan lebih baik.

“Tidak ada 1 hari pun yang saya lewati tanpa memikirkan tentang pelajaran yang dia [ayah Michelle Obama] ajarkan kepada kita dan bagaimana dia tidak ada di sini untuk melihat semua itu. Sebagian besar hal itu disebabkan oleh dia,” katanya. Kematiannya dianggap sangat memilukan sekaligus menginspirasi. Pada 2009, Michelle Obama mengatakan kepada lulusan sekolah menengah di Chicago, "Dia adalah lubang di hatiku. Kehilangannya adalah bekas lukaku. Namun, izinkan aku memberitahumu sesuatu. Ingatannya mendorongku maju setiap hari dalam hidupku."

3. Keguguran yang pernah dialami Michelle Obama

Presiden Barack Obama, Ibu Negara Michelle Obama, dan kedua putrinya, Malia serta Sasha, dalam foto keluarga di Rose Garden, Gedung Putih, pada Minggu Paskah, 5 April 2015. (commons.wikimedia.org/Pete Souza)

Kelahiran seorang anak adalah salah satu momen terpenting dalam hidup hampir kebanyakan orang. Namun, bagi Michelle Obama, kisahnya sedikit berbeda. Kisahnya ini muncul dalam memoarnya, Becoming (2018).

Michelle Obama pernah mengalami keguguran pada kehamilan pertamanya. Diwawancarai dalam acara Good Morning America, Michelle membahas tentang rasa kehilangannya dengan mengatakan, "Saya merasa tersesat, sendirian, dan saya merasa gagal. Karena saya tidak tahu seberapa umum keguguran. Karena saya dan Barack Obama tidak membicarakannya. Kami duduk dalam kesakitan kita sendiri. Berpikir bahwa entah bagaimana kita hancur."

Meskipun keguguran dan masalah kehamilan adalah hal biasa, membicarakannya dengan pasangan maupun orang lain ternyata masih tabu. Hal ini yang membuat seorang perempuan menderita dalam diamnya. Michelle Obama yang berani berbicara tentang pengalamannya tentang keguguran perlahan mulai menghilangkan stigma dan hal ini sangat boleh untuk didiskusikan.

4. Peran Michelle Obama menjadi Ibu Negara

Presiden Barack Obama dan Ibu Negara Michelle Obama berjalan menyusuri Cross Hall menuju upacara Presidential Medal of Freedom di Ruang Timur Gedung Putih, 24 November 2014. (commons.wikimedia.org/Chuck Kennedy)

Pendukung terbesar Barack Obama saat ia mencalonkan diri sebagai presiden adalah istrinya sendiri. Pada 2018, Michelle Obama mengungkapkan bahwa dia awalnya setuju-setuju saja saat suaminya mencalonkan diri. Michelle yakin bahwa suaminya tidak mungkin terpilih, seperti yang ditulis laporan CNN. Meskipun sadar diri bahwa dia dan suaminya belum bisa berbuat banyak untuk mengatasi rasisme seperti yang banyak orang inginkan, Michelle sangat bersyukur telah menjadi bagian dari suatu perubahan selama masa jabatan suaminya. 

Michelle Obama diwawancarai Oprah tidak lama setelah menjalankan peran barunya sebagai Ibu Negara. Dia mengulas segala hal, seperti membiasakan kedua putri mereka dengan rutinitas, sekolah, dan rumah baru. Ada pula bahasan tentang rencana untuk mendekorasi taman Gedung Putih. Selain itu, Michelle Obama pun membahas tentang perannya sebagai Ibu Negara.

"Pertama dan terpenting, dia [Barack Obama] adalah suamiku, temanku, dan ayah dari anak-anakku. Itu tidak berubah. Namun, bukan berarti aku tidak menghargai beratnya perjuangannya. Caraku menghormati hal tersebut dengan bekerja di sisinya dan melakukan hal positif dengan cara apa pun yang aku bisa."

5. Bertemu dengan Ratu Elizabeth II

Presiden Barack Obama dan Ibu Negara Michelle Obama disambut oleh Yang Mulia Ratu Elizabeth II di Istana Buckingham di London, 1 April 2009. (commons.wikimedia.org/Pete Souza)

Dalam video Instagram yang diunggah pada 2022, Michelle Obama bercerita tentang pertemuan pertamanya dengan Ratu Elizabeth II. Pertemuan itu menjadi salah satu kenangan paling berharga selama ia menjabat sebagai Ibu Negara. Sayangnya, momen ini juga menimbulkan kontroversi.

Banyak orang yang keberatan karena Michelle Obama dianggap melanggar protokol kerajaan dengan merangkul ratu. Namun, Michelle menanggapinya dengan santai. "Pada saat itu, merangkul Ratu adalah hal yang benar untuk dilakukan karena itu adalah hal yang manusiawi untuk dilakukan," jelasnya.

Setelah kematian Ratu Elizabeth II pada 2022, keluarga Obama mengeluarkan pernyataan melalui Twitter. Mereka mengatakan bahwa pertemuan mereka dengan Ratu Elizabeth II sangatlah berarti. "Kami masih baru dalam hal diplomasi dan dia [Ratu] menyambut kami ke panggung dunia dengan tangan terbuka serta kemurahan hati yang luar biasa. Berkali-kali, kami dikejutkan oleh kehangatannya, cara dia membuat orang merasa nyaman, dan bagaimana dia membawa humor serta pesonanya ke momen-momen dan suasana yang penuh kemegahan."

6. Inisiatif Michelle Obama terkait gaya hidup sehat justru dianggap kontroversi bagi beberapa orang

Ibu Negara Michelle Obama berlari bersama anak-anak dalam acara Let's Move! London di Winfield House, London, Inggris, 27 Juli 2012. (commons.wikimedia.org/Sonya N. Hebert)

Pada 2010, Michelle Obama mengumumkan inisiatif Let's Move! (Ayo, Bergerak!). Michelle memahami betul tantangan yang dihadapi oleh banyak keluarga. Itulah sebabnya dia ingin membantu orangtua mendapatkan informasi dan dukungan untuk membantu keluarga agar tetap sehat dan bugar.

Program ini cukup ambisius. Michelle bahkan merombak program makan siang di sekolah dan membuat makanan sehat agar tersedia lebih luas bagi semua orang. Dia juga merekrut atlet profesional dari berbagai cabang olahraga untuk menunjukkan kepada anak-anak bahwa olahraga itu menyenangkan.

Tiga tahun setelah proyek ini berjalan, Michelle Obama berbicara dengan The Nation's Health untuk melaporkan bahwa Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menemukan bahwa tingkat obesitas menurun, semakin banyak toko-toko besar yang menjual makanan yang lebih sehat dan segar, serta restoran-restoran sangat memperhatikan menu makanannya untuk mendukung program ini. Toko dan restoran ini membuat makanan anak-anak menjadi lebih sehat dan masyarakat menyelenggarakan acara seperti kelas memasak. Lima tahun kemudian, The Washington Post melaporkan bahwa program yang diusungnya untuk mempromosikan gaya hidup sehat justru sangat kontroversi menurut beberapa orang. Meskipun begitu, Michelle dan stafnya berharap agar program ini dapat bertahan lama.

7. Program makan siang sehat di sekolah dianggap gagal

Ibu Negara Michelle Obama dan anak-anak Amerika menanam tanaman tradisional di Taman Dapur Gedung Putih, Halaman Selatan Gedung Putih, 3 Juni 2011. (commons.wikimedia.org/Samantha Appleton)

Michelle Obama bercerita dengan Oprah bahwa salah satu minatnya adalah kesehatan. Pada 2010, pemerintahan Obama mengesahkan Undang-Undang Anak Sehat dan Bebas Kelaparan. Undang-undang ini bertujuan untuk menyediakan lebih banyak makanan segar dan meningkatkan kualitas makanan yang ditawarkan kepada masyarakat berpenghasilan rendah, terutama para siswa. Nilai gizi dari makanan yang diberikan kepada anak-anak saat di sekolah, mulai dari makan siang hingga camilan di mesin penjual otomatis, juga akan dirombak.

Meskipun gagasan ini sangat positif, hal ini hanya terlihat baik di atas kertas dibandingkan dalam praktiknya. Pada 2013, CBS News melaporkan bahwa program tersebut memang mendapatkan partisipasi dari sekolah, tapi sayangnya anak-anak tidak menyukai makanan sehatnya. Mereka lebih tertarik dengan makanan junk food, yang semakin hari semakin banyak peminatnya di kalangan anak-anak. Pada 2017, CNN melaporkan bahwa organisasi-organisasi besar, seperti Asosiasi Gizi Sekolah, tidak lagi setuju dengan rencana tersebut. Meski begitu, rencana tersebut sebenarnya sukses di beberapa tempat.

8. Perjalanan solo Michelle Obama ke Meksiko

Ibu Negara Michelle Obama menghadiri makan malam bersama Presiden Meksiko, Felipe Calderon, dan istrinya, Margarita Zavala, di Los Pinos, kediaman presiden, di Mexico City, Meksiko, 14 April 2010. (commons.wikimedia.org/Barack Obama Presidential Library)

Michelle Obama melakukan perjalanan internasional solo pertamanya sebagai Ibu Negara. Dia bertemu dengan para pejabat dan perwakilan . Tujuannya untuk mengukur hubungan seperti apa yang akan dikembangkan antara pemerintahan Obama dan pemerintah asing.

Pemerintahan Obama memperjelas bahwa fokusnya adalah mendorong generasi muda untuk terlibat di negaranya. Mereka pun ingin memperkuat gagasan bahwa pendidikan adalah kunci untuk menjamin masa depan mereka. Sayangnya, hal ini juga kontroversial dan teramat kompleks untuk ditangani.

Sosiolog Enrique Gonzalez Casanova menjelaskan kepada The New York Times bahwa banyak anak-anak di Meksiko yang tidak memiliki masa depan. Itu karena mereka dididik dalam lingkungan miskin. Mereka tidak mempunyai harapan atau peluang. Dalam 3 tahun sebelum kunjungan Michelle Obama, sekitar 23 ribu anak muda Meksiko tewas dalam konflik masalah perdagangan narkoba.

Namun, seperti yang diungkapkan oleh The Sydney Morning Herald, pembicaraan Michelle Obama dengan generasi muda dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi mempunyai potensi untuk mengubah kehidupan mereka. Ini terutama mengingat pengalamannya sendiri yang berasal dari latar belakang kelas pekerja. Michelle meyakinkan bahwa masa depan mereka bisa menjadi cerah.

9. Perjuangan Michelle Obama untuk para pelajar

Ibu Negara Michelle Obama dan Ibu Negara Bun Rany dari Kamboja menyapa siswa dalam acara Room to Read untuk mendukung inisiatif Let Girls Learn di Sekolah Menengah Hun Sen Prasat Bakong di Siem Reap, Kamboja, 21 Maret 2015. (commons.wikimedia.org/Amanda Lucidon)

Michelle Obama selalu memprioritaskan generasi muda. Oleh sebab itu, pada 2014, ia memelopori peluncuran inisiatif Reach Higher. Program tersebut, yang kemudian berkembang hingga mencakup cabang lain seperti Better Make Room, adalah serangkaian program yang dirancang untuk memberikan apa yang siswa-siswi butuhkan agar melanjutkan pendidikan mereka, baik kuliah, sekolah kejuruan, atau jenis program pelatihan lainnya. Para pelajar boleh berkonsultasi dengan konselor sekolah tentang pilihan pascasekolah menengah atas mereka. Selain itu, ia juga menyebarkan informasi tentang program, kelas, dan bantuan keuangan.

Informasi adalah kekuatan. Peluncuran inisiatif ini mengemas informasi mengenai segala hal, seperti mencari perguruan tinggi yang tepat hingga bantuan keuangan yang mudah dijangkau oleh calon mahasiswa. Pada 2020, Forbes mencatat bahwa Michelle Obama masih terlibat dan program tersebut dan masih berjalan dengan baik.

10. Pengorbanannya memajukan pendidikan, khususnya bagi perempuan

Ibu Negara Michelle Obama berpartisipasi dalam diskusi dengan Freida Pinto dan para siswa untuk mendukung inisiatif Let Girls Learn di SMA Caulfield di Kota Unifikasi, Liberia, 27 Juni 2016. (commons.wikimedia.org/Amanda Lucidon)

Di Amerika, perguruan tinggi tidak lagi diperuntukkan bagi anak perempuan. Akan tetapi, pada 2015, Barack Obama menjelaskan perubahan zaman dengan ucapannya yang sederhana, "Jika ingin negara Anda tumbuh dan sukses, Anda harus memberdayakan perempuan." Dengan pesan sederhana dan lugas itulah, Michelle Obama memelopori peluncuran inisiatif Let Girls Learn. Gerakan ini diorganisasi dengan bantuan Peace Corps untuk membantu membangun program-program komunitas, mulai dari pendampingan hingga bantuan untuk perempuan yang ingin menjalankan kewirausahaan.

"Saat saya berkeliling dunia selama 6 tahun terakhir, saya sering kali melihat bagaimana generasi muda kita, terutama anak perempuan kita, didesak ke lapisan paling bawah dalam masyarakat," kata Michelle Obama, “Ke mana pun saya pergi, saya bertemu gadis-gadis ini dan mereka sangat cerdas serta haus ilmu untuk mewujudkan sesuatu dari impian mereka. Mereka adalah pemimpi dan visioner yang dapat mengubah dunia.”

Pada 2017, Education Week melaporkan bahwa kampanye tersebut telah menyalurkan lebih dari 1 miliar dolar AS atau setara Rp15,4 triliun ke dalam proyek-proyek pendidikan yang tersebar di 50 negara bagian. Pada 2020, Michelle Obama mengumumkan bahwa ia akan bermitra dengan Inggris untuk mendistribusikan 200 juta dolar AS atau setara Rp3 triliun kepada negara-negara yang pendidikannya terganggu oleh konflik.

11. Menulis buku yang sangat inspiratif

Ibu Negara Michelle Obama menandatangani selebaran sehabis menyampaikan pidato di Lokakarya Institut Veteran Disney di Walt Disney World Resort, Orlando, Florida, 14 November 2013. (commons.wikimedia.org/Amanda Lucidon)

Ada banyak orang terkenal yang memutuskan untuk menulis memoar mereka. Memoar yang baik memberikan pemahaman yang lebih dalam kepada pembaca tentang sosok yang menjadi pusat dari semua itu. Michelle Obama merilis buku pertamanya yang berjudul Becoming pada 2018. NPR mengatakan bahwa buku tersebut bukan sekadar memoar biasa, melainkan sebuah gambaran bagaimana ia mempertahankan identitasnya dan bukan cuma mantan Ibu Negara atau "Ny. Obama".

Mengingat betapa populernya Michelle Obama, buku tersebut menjadi buku terlaris. Seperti yang dilaporkan BBC, hanya butuh 15 hari pada November 2018, buku tersebut segera menjadi buku terlaris tahun itu. Setelah 5 bulan, buku tersebut berhasil menembus angka hingga 10 juta kopi.

Lalu, Michelle Obama merilis buku keduanya, The Light We Carry pada November 2022. Buku keduanya ini lebih berisi tentang pembelajaran dan nasihat untuk membantu para pembacanya melewati hari-hari yang panjang pasca-COVID-19. Dalam unggahannya di X, Michelle Obama mengatakan, "Ini adalah kumpulan praktik dan perspektif yang saya gunakan ketika saya harus tetap seimbang dan percaya diri, terutama pada saat-saat cemas dan stres." Buku keduanya juga meraih kesuksesan dan masuk dalam daftar buku terlaris untuk The New York Times dan USA Today, sebagaimana yang dicatat Michelle Obama Books.

Michelle Obama mengarungi segala macam tantangan dari masa kecilnya hingga pernikahannya. Ditambah lagi, suka duka menyertainya. Tak mengherankan jika banyak gagasan dan program yang diusungnya selama menjadi Ibu Negara AS. Dia sangat memperhatikan kesejahteraan anak-anak, baik dari segi pendidikan hingga makanan yang mereka konsumsi. Masa-masa terberat yang sudah dilaluinya, baik sebelum dan sesudah menjadi Ibu Negara, menjadi pelajaran penting bagi dia dan banyak orang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha
EditorYudha
Follow Us