Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mubeng Beteng, Tradisi Keraton Yogyakarta Menyambut Suro

Tapa bisu mubeng beteng sebelum masa pandemik. (Dok. Kraton Yogyakarta)
Tapa bisu mubeng beteng sebelum masa pandemik. (Dok. Kraton Yogyakarta)

Tahun Baru Hijriah atau 1 Suro identik dengan berbagai tradisi kebudayaan yang serat makna. Salah satunya adalah tradisi Mubeng Beteng yang dilalukan oleh Keraton Yogyakarta. Tradisi ini merupakan salah satu dari sejumlah perayaan malam satu Suro yang masih dilaksanakan hingga saat ini. 

Bagaimana pelaksanaan Mubeng Benteng dan apa maknanya? Berikut ulasan lengkapnya yang menarik diketahui.

Mengenal tradisi Mubeng Beteng

Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia, 'mubeng' berarti mengitari. Sementara itu, 'beteng' bermakna sama yakni benteng. Jadi, Mubeng Beteng secara harfiah berarti mengitari benteng. 

Namun, bukan sekadar mengelilingi, ya. Tradisi Mubeng Beteng merupakan tirakat lampah ratri sebagai bentuk munajat kepada Tuhan YME. Tradisi ini dilakukan dengan berjalan mengikuti lintasan tertentu.

Di Yogyakarta sendiri terdapat beberapa lintasan untuk lampah ratri. Pertama, dari Pojok Benteng Wetan Karaton sampai ke Pantai Parangkusumo, Bantul. Kedua, lintasan mengikuti rute lima masjid pathok nigari Keraton Yogyakarta. 

Selain itu, bisa juga dengan melintasi rute jagan njaban peninggalan Keraton Kotagedhe. Nah, yang paling populer tentu saja lampah ratri mengelilingi benteng Keraton Yogyakarta. 

Sejarah tradisi Mubeng Beteng

ilustrasi benteng Keraton Yogyakarta (commons.wikimedia.org/RaFaDa20631)
ilustrasi benteng Keraton Yogyakarta (commons.wikimedia.org/RaFaDa20631)

Mubeng Beteng dipercaya sebagai tradisi yang berkembang pada abad ke-6 sebelum Mataram-Hindu. Nama lainnya adalah tradisi Muser yang artinya juga mengelilingi suatu pusat.

Sumber sejarah lain mengatakan, tradisi ini merupakan peninggalan Jawa-Islam yang dimulai oleh Kerajaan Mataram (Kotagede). Pada masa itu, sedang dilakukan pembangunan benteng mengelilingi kerajaan yang selesai tepat pada 1 Suro 1580. 

Setelah pembangunan usai, prajurit rutin mengelilingi benteng untuk menjaganya dari ancaman musuh. Pada kemudian hari, tradisi ini dilaksanakan oleh abdi dalem. Para abdi dalem akan mengitari benteng dalam hening sembari membaca doa agar diberi keselamatan. 

Pelaksanaan tradisi Mubeng Beteng

Hingga saat ini, tradisi Mubeng Beteng masih rutin dilaksanakan setiap tahunnya. Tak boleh sembarangan, ada urutan dan tata cara khusus yang harus dipatuhi.

Sebelum mulai lampah ratri atau yang kini juga dilaksanakan dengan nama lampah budaya, akan dibacakan tembang Jawa dulu. Tetembangan atau lagu yang dinyanyikan umumnya merupakan bagian dari macapat Dhandhang Gula. 

Alasannya, tembang tersebut dinilai memiliki karakter yang luwes. Selain itu, tembang ini juga digambarkan sebagai kisah anak muda yang mengalami hal indah. Harapannya, tahun baru akan menjadi lebih baik dan penuh kebahagiaan.

Setelah pembacaan macapat, lonceng pun dibunyikan sebanyak 12 kali pada pukul 00.00. Selanjutnya, prosesi mengitari benteng dilaksanakan berlawanan dengan arah jarum jam. Urutannya, dari barat ke selatan, ke timur, ke utara, baru kemudian kembali ke tempat mula. 

Pantangan tradisi Mubeng Beteng

foto mubeng benteng Kraton Jogja (youtube.com/Kraton Jogja)
foto mubeng benteng Kraton Jogja (youtube.com/Kraton Jogja)

Dalam pelaksanaan tradisi Mubeng Beteng, terdapat satu pantangan yang harus ditaati peserta. Yap, kamu yang mengikuti upacara ini tidak boleh bersuara, apalagi ngobrol dengan orang lain. Oleh karenanya, upacara ini juga dikenal sebagai tapa bisu atau puasa bicara.

Adapun maksudnya untuk menghormati jalannya prosesi. Selain itu, pada momen ini peserta juga diajak lebih fokus introspeksi diri atas perbuatan yang dilakukan setahun lalu. Dengan demikian, peserta dapat mengingatkan diri sendiri untuk lebih baik pada tahun berikutnya. 

Tradisi Mubeng Beteng kini tak hanya dilaksanakan oleh abdi dalem, lho. Masyarakat dari berbagai penjuru daerah juga mengikutinya. Jika tertarik, kamu bisa mengikutinya pada malam Kamis (26/06/2025) besok.

Referensi

"Mubeng Beteng Karatan Ngayogyakarta Hadiningrat". Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta. Diakses Juni 2025.
"Lampah Budaya Mubeng Benteng". Wisata Budayaku. Diakses Juni 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lea Lyliana
Mayang Ulfah Narimanda
3+
Lea Lyliana
EditorLea Lyliana
Follow Us