Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan saat Bertemu Ular, Membahayakan!

Ular (commons.wikimedia.org/Wallacegromit1)

Salah satu hewan yang punya stigma buruk dan sangat ditakuti adalah ular. Hal ini sangat wajar mengingat reptil ini punya bisa yang berbahaya, lilitan yang kuat, dan bentuk tubuh yang aneh. Saat melihat hewan ini banyak orang yang merasa jijik, geli, bahkan takut. Karena hal itu, banyak orang yang tidak tahu bagaimana cara berhadapan dengan ular dan cenderung melakukan sesuatu dengan tergesa-gesa.

Bertindak dengan tergesa-gesa merupakan hal yang sangat dilarang jika bertemu ular. Justru kamu harus tenang, mundur dengan perlahan, dan jangan buat gerakan mendadak. Hal tersebut dilakukan supaya ular tidak marah, tidak menyerang, tidak menggigit, tidak meililit, tidak menjadi agresif, dan supaya kamu aman dari ancaman.

Nah, ada sejumlah pantangan yang tidak boleh dilakukan saat kamu bertemu ular. Pastikan kamu memahaminya agar selamat. 

1. Melempari atau menaburi ular dengan garam

Ular (commons.wikimedia.org/J-Luc)

Di Indonesia, ada kepercayaan yang menyebutkan bahwa ular takut dengan garam dan akan pergi saat ditaburi atau dilempar dengannya. Namun kepercayaan ini sama sekali tidak benar.

Faktanya, ular tidak takut dengan garam. Bahan dapur tersebut juga sama sekali tidak bisa digunakan untuk mengusir ularSaat ditaburi garam, reptil tersebut hanya akan kebingungan atau bahkan bisa marah dan merasa terganggu. Jika merasa marah dan terganggu, ular malah bisa menyerang, melilit, atau menggigit yang akhirnya merugikan manusia.

Walau tidak berefek pada ular, garam malah sangat efektif untuk mengusir dan membunuh moluska. Hal tersebut dapat terjadi karena saat berkontak dengan garam cairan di tubuh moluska akan mengering yang akhirnya membuat mereka mati. Jadi, daripada menggunakan garam untuk mengusir ular, lebih baik gunakan bahan tersebut untuk memasak nasi goreng.

2. Membuat ular semakin marah dengan mengganggunya

Ular (commons.wikimedia.org/حراث عبد العزيز أسامة)

Dilansir Department for Environment and Water, secara umum, ular adalah hewan yang pemalu dan akan kabur jika bertemu dengan manusia. Reptil ini sebenarnya juga tak akan menyerang jika tidak diganggu.

Karenanya, saat kamu bertemu dengan ular, jangan mengusik, mengganggu, bahkan sampai melemparinya dengan benda-benda kasar. Mungkin beberapa ular akan kabur, tapi ada ada kemungkinan mereka justru akan menjadi agresif dan berbalik menyerang. Secara etika pun, mengganggu ular bukanlah hal yang baik untuk dilakukan karena mereka juga makhluk hidup yang butuh ketenangan dan berhak hidup.

Sebaliknya, jika kamu bertemu ular di sawah, kebun, sungai, atau hutan kamu sebaiknya membiarkan mereka. Sejatinya, tempat-tempat tersebut adalah rumah bagi mereka, kita hanyalah tamu yang harus sopan dan menjaga sikap.

3. Menyedot bisa di bekas gigitan ular

Ular (commons.wikimedia.org/KOUAGOU Damien)

Salah satu mitos yang banyak dipercaya orang adalah kamu harus mengisap bisa ular dari luka gigitan yang ada di kulit. Pengisapan bisa dilakukan dengan membuat sayatan dan menyedot bisa yang ada di darah. Padahal hal tersebut tidak benar dan tidak akan berefek. Bahkan, mengisap bisa lewat luka justru akan memperburuk keadaan. Dengan menyayat luka, kamu bisa membuat infeksi di kulit. Bisa juga menyebar lewat getah bening jadi mengisapnya tidak akan berefek.

Metode pengisapan ini adalah cara kuno yang tidak memiliki dasar ilmiah dan hanya berdasarkan pemikiran yang mengada-ada. Justru saat ada orang yang digigit ular hal pertama yang harus dilakukan adalah tetap tenang, jangan panik, jangan sentuh luka, luruskan bagian yang tergigit, dan lakukan imobilisasi. Setelah itu segera bawa korban ke fasilitas kesehatan terdekat supaya korban mendapat perawatan medis.

4. Mengikat bagian tubuh yang digigit ular

Ular (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Selain mengisap bisa lewat luka, ada satu mitos salah kaprah lagi tentang gigitan ular, yaitu kamu harus mengikat area yang tergigit. Hal ini sangat salah karena hanya memperburuk keadaan. Bahkan tindakan tersebut bisa membuat area yang tergigit menjadi menghitam dan membusuk.

Daripada mengikat, daerah gigitan justru harus dibungkus atau diimobilisasi. Caranya serupa dengan penanganan patah tulang di tangan atau kaki. Berikut ini langkah-langkahnya:

  1. Segera menjauh dari ular yang menggigit. 
  2. Lepas semua perhiasan atau benda yang menempel di tubuh, terutama di dekat gigitan.
  3. Duduk atau berbaring dan jangan bergerak.
  4. Bersihkan luka dengan air mengalir untuk mencegah infeksi.
  5. Lakukan imobilisasi dengan cara membungkus bagian gigitan secara menyeluruh.

Biasanya alat yang digunakan untuk melakukan imobilisasi adalah kain. Namun, kamu bisa menggantinya dengan dua batang kayu yang diikat dengan tali atau akar. Setelah imobilisasi dilakukan, segera bawa korban ke fasilitas kesehatan terdekat.

5. Memegang ular dengan sembarangan

Ular (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Memegang ular yang ditemui juga bukan hal bijak yang bisa dilakukan bahkan jika ular yang kamu temui sudah mati sekalipun. Dilansir American Hiking Society, walau seekor ular berbisa sudah mati, terkadang taring bisa dan kantung bisa masih aktif sehingga ia masih bisa menyuntikkan racunnya.

Tak hanya itu, menyentuh hewan liar sembarangan juga dapat menimbulkan beberapa hal negatif. Contohnya, adanya risiko terlular penyakit, risiko diserang, sampai risiko merusak keseimbangan ekosistem.

Sebenarnya manusia cukup sering bertemu dengan ular entah di sawah, kebun, taman, sampai area pemukiman. Ular yang ditemui juga punya jenis yang berbeda dan karena hal tersebut kamu tidak boleh gegabah saat bertemu reptil satu ini.

Tetap tenang, jangan tergesa-gesa, dan jangan percaya dengan mitos-mitos yang tidak ada buktinya. Sebaliknya, jangan sekali-kali menyentuh, mengganggu, mengisap bisa, mengikat luka gigitan, atau melempari ular dengan garam.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us