Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Komdigi Minta Masyarakat Tidak Hanya Fokus Ijazah Sarjana

PXL_20250620_021726466.jpg
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Komunuikasi dan Digital (Komdigi), Bonifasius Wahyu Pudjianto (IDN Times/Misrohatun)
Intinya sih...
  • Masyarakat perlu fokus pada vokasi dan sertifikasi yang dibutuhkan industri, bukan hanya gelar sarjana.
  • Kebutuhan talenta digital terus meningkat, dengan estimasi 12 juta SDM dibutuhkan selama 2015-2030.
  • Vokasi diperlukan karena dapat membangun skill yang cepat diserap industri dan membuka peluang usaha mandiri.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Komunuikasi dan Digital (Komdigi), Bonifasius Wahyu Pudjianto mengatakan bahwa kita jangan hanya fokus pada gelar sarjana, namun mengikuti vokasi atau sertifikasi yang tengah dibutuhkan industri seperti talenta digital.

"Rekan-rekan sekalian, jangan hanya berfokus pada gelar S1, S2, S3, D1, D3, D4. Sekarang ada disebutnya sarjana terapan, magister terapan atau doktoral terapan. Tidak kalah penting, rekan-rekan yang mungkin langsung SMK vokasi untuk mencari pekerjaan," ujarnya dalam acara Ngopi Bareng Komdigi di Jakarta, pada Jumat (20/06/2025).

Kebutuhan talenta digital terus meningkat

Dewasa ini sumber daya manusia (SDM) yang sangat dibutuhkan ada di industri digital. Kebutuhan untuk 15 tahun, selama 2015-2030 sekitar 9 juta. Namun kebutuhan itu kini dikoreksi menjadi lebih banyak, yakni mencapai 12 juta.

"Dan setiap tahun kita itu membutuhkan sekitar 600 ribu talenta digital. Itu dihasilkan oleh perguruan tinggi, politeknik. Jadi perguruan tinggi itu ada yang universitas kesarjanaan, baik yang lokal ataupun internasional, bahkan vokasi. Nah ini penting sekali," kata Boni.

Vokasi ini sangat dibutuhkan karena mereka bisa memiliki skill yang lebih cepat untuk bisa diserap di dalam kebutuhan industri yang beragam. Bahkan mereka juga bisa membangun usaha mandiri.

"Tolong disampaikan bahwa opportunity job (kesempatan kerja), tidak hanya pada industri yang ada, korporasi yang ada, tapi juga dibuka wawasannya untuk membangun usaha, bisa usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), bisa juga startup," jelasnya lebih lanjut.

Pasokan talenta digital

ilustrasi remaja (pexels.com/Yan Krukau)
ilustrasi remaja (pexels.com/Yan Krukau)

Komdigi melakukan pengukuran Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI), di dalamnya juga terkait pengetahuan dasar atau literasi digital. Kemudian ditemukan banyak daerah di Indonesia yang pasokan talenta digitalnya tidak memenuhi kuota yang dibutuhkan.

Mereka juga telah melakukan diskusi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan lain sebagainya untuk penguatan Indonesia di dalam industri dengan blue technology, green technology dan digital technology.

"Digital salah satunya. Namun dibalik itu semua, basic knowledge-nya adalah STEM—science, technology, engineering dan math. Jadi oleh karena itu, didorong untuk membangun masyarakat yang lebih kuat di STEM-nya untuk menopang industri-industri ini muncul," imbuh Boni.

Boni menambahkan bahwa penguatan STEM ini tidak mengurangi ilmu lain, namun untuk saling menopang, mengakselerasi keilmuan agar lebih mudah dipahami oleh masyarakat. Namun untuk penguatan ini, pasokan talenta digital harus lebih ditingkatkan.

Lebih dalam dia mengatakan bahwa ada 6 sektor strategik yang membutuhkan pasokan, termasuk startup, di antaranya pertanian, peternakan, perikanan, kesehatan, edukasi, logistik, pariwisata, keuangan dan teknologi finansial.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us