Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Aktivitas IPO di Pasar Global Turun Selama Kuartal-I 2023

ilustrasi IPO (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Aktivitas pasar initial public offering (IPO) global mengalami penurunan selama kuartal-I 2023. Hal tersebut tercermin dalam laporan "Global IPO Trends: Q1 2023" yang dirilis oleh Ernst & Young (EY) baru-baru ini.

Dalam laporan tersebut, ada 299 transaksi IPO yang tercatat senilai 21,5 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Angka tersebut masing-masing mengalami penurunan 8 persen dan 61 persen year on year (yoy).

"Sementara itu, kuartal-I menjadi periode penurunan lainnya di tengah kenaikan suku bunga, pasar saham yang menghangat, inflasi yang mengakar, dan turbulensi industri perbankan global yang tidak terduga," tulis EY dalam laporannya, dikutip Senin (17/4/2023).

1. Aktivitas IPO di Amerika

Ilustrasi grafik (IDN Times/Arief Rahmat)

Jika dilihat secara regional, aktivitas IPO di Amerika selama kuartal-I 2023 masih sebaik periode sama tahun lalu. Terdapat 40 kesepakatan IPO senilai 2,6 miliar dolar AS sepanjang tiga bulan pertama 2023.

Angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 11 persen dan 9 persen yoy.

Data EY menunjukkan, aktivitas IPO di Amerika paling banyak datang dari Bursa AS. Di sana terdapat 31 deals yang 8 di antaranya bernilai lebih dari 50 juta dolar AS.

Sementara itu, Kanada menunjukkan IPO terbesarnya sejak Mei 2022 dan berhasil menghasilkan lebih dari 100 juta dolar AS pada kuartal-I 2023.

"Walaupun tingkat aktivitas IPO melemah, mulai terlihat beberapa perkembangan awal yang positif di bidang inflasi, suku bunga, valuasi, dan volatilitas pasar yang dapat menjadi panggung untuk pemulihan potensial di pasar IPO Amerika," sebut EY.

2. Aktivitas IPO di Asia Pasifik

Ilustrasi Penurunan Harga Saham (IDN Times/Arief Rahmat)

IPO di Asia Pasifik menyumbang 59 persen dari total aktivitas IPO secara global. Namun, aktivitas IPO di Asia Pasifik justru mengalami penurunan, baik dari segi jumlah IPO maupun nilai kesepakatan yang dijalin.

"Hanya ada 175 deals dan pendapatan senilai 12,7 miliar dolar AS untuk kuartal-I 2023. Masing-masing mengalami penurunan 6 persen dan 70 persen yoy," kata EY.

Terlepas dari pencabutan hampir semua peraturan pengendalian pandemik awal tahun ini, pasar China sedikit lebih sepi dari biasanya. Meski begitu, aktivitas IPO di sana berada di jalur yang diprediksi sehat dan masih menyumbang lebih dari 40 persen semua hasil IPO global.

Hal sama pun terjadi di Hong Kong yang kerap menjadi pembangkit untuk pencatatan IPO baru justru terlihat sepi dan tidak seperti biasanya.

"Secara garis besar, Asia-Pasifik mengambil sikap wait and see dengan investor yang tetap tenang dan mencari indikator pemulihan pasar lebih lanjut," tulis EY.

3. Aktivitas IPO di EMEIA

Ilustrasi penurunan nilai saham. (IDN Times/Arief Rahmat)

Adapun aktivitas IPO di kawasan Eropa, Timur Tengah, India dan Afrika (Europe, Middle East, India and Africa/EMEIA) mengalami penurunan 19 persen dari sisi jumlah IPO dan 36 persen dari sisi perolehan nilai yoy.

EMEIA mencatat 84 IPO yang menghasilkan 6,2 miliar dolar AS selama kuartal-I 2023.

India menjadi wilayah yang memiliki jumlah IPO terbesar di EMEIA, walaupun mengalami penurunan tajam dari sisi perolehan nilai sebesar 83 persen. Secara global, Timur Tengah menjadi satu-satunya wilayah dengan mega IPO.

"Terlepas dari indikator ekonomi yang positif dan sentimen untuk tetap berhati-hati, investor bersikap selektif di pasar pembeli dalam mencari kasus bisnis yang menguntungkan dan berkelanjutan," sebut EY.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ridwan Aji Pitoko
EditorRidwan Aji Pitoko
Follow Us