Cara Membedakan Beras Medium dan Premium, Biar Gak Salah Beli!

- Beras medium dan premium memiliki perbedaan mutu, seperti derajat sosoh, kadar air, dan broken.
- Harga eceran tertinggi (HET) beras medium Rp13.500 per kilogram, dan beras premium Rp14.900 per kg.
- Ritel modern wajib menjual beras medium dan premium sesuai HET, namun berbeda ketentuannya untuk beras khusus yang harganya bisa melampaui Rp20 ribu per kg.
Jakarta, IDN Times - Pemerintah akan menyalurkan 1,3 juta ton cadangan beras pemerintah (CBP) dalam bentuk beras SPHP untuk menekan kenaikan harga.
Beras SPHP yang beredar di pasaran merupakan beras medium. Dengan demikian, beras tersebut berbeda dengan beras-beras yang biasanya dijual di ritel-ritel modern dalam kemasan 5 kilogram (kg).
Apa bedanya beras medium dan premium? Simak ulasannya sebagai berikut.
1. Dilihat dari derajat sosoh hingga kadar air

Dikutip dari situs resmi Kementerian Pertanian (Kementan), Rabu (3/9/2025), beras medium dan premium memiliki mutu yang berbeda.
Mutu itu diukur dalam tiga aspek, yakni derajat sosoh (beras yang sudah dibersihkan hingga hilang selaput bijinya), kadar air, dan butir patah (broken).
Untuk beras medium, derajat sosohnya minimal 95 persen, kadar air 14 persen, dan broken 25 Persen. Sementara itu, beras premium memiliki derajat sosoh minimal 95 persen, kadar air 14 persen, dan broken 15 persen.
2. HET beras medium dan premium

Tak hanya perbedaan mutu, beras medium dan premium juga memiliki perbedaan dari sisi harga.
Adapun harga eceran tertinggi (HET) beras medium Rp13.500 per kilogram, dan beras premium Rp14.900 per kg.
3. Keduanya berbeda dengan beras khusus

Ritel modern wajib menjual beras medium dan premium sesuai HET. Namun, berbeda ketentuannya untuk beras khusus. Pemerintah tidak mengatur harga beras khusus, sehingga harganya bisa dipatok di atas HET beras lokal.
Maka dari itu, masyarakat bisa menemukan beras dengan harga melampaui Rp20 ribu per kg, atau melampaui Rp120 ribu per 5 kg. Jika diperiksa lebih lanjut, beras tersebut merupakan beras khusus, misalnya Topi Koki dengan jenis beras short grain. Ada juga beras lain yang memiliki kandungan fortifit.