Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

IMF Dorong Asia Turunkan Hambatan Perdagangan untuk Hadapi Tarif AS

IMF
IMF (commons.m.wikimedia.org/Marek Ślusarczyk)
Intinya sih...
  • IMF sarankan pengurangan hambatan nontarif untuk melindungi Asia dari guncangan eksternal dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi kawasan.
  • Peran China sebagai pusat produksi global membuat Asia rentan terhadap ketegangan dagang AS-China, tetapi juga membantu menopang eksportasi.
  • IMF melihat adanya peluang dari kondisi tarif dan ketegangan perdagangan saat ini, dengan meningkatnya investasi di bidang kecerdasan buatan dan teknologi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - International Monetary Fund (IMF) menyerukan kepada negara-negara Asia untuk menurunkan hambatan perdagangan nontarif dan memperkuat integrasi perdagangan regional. Langkah ini diharapkan mengurangi kerentanan Asia terhadap tarif Amerika Serikat (AS) dan guncangan keuangan global.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam laporan outlook ekonomi regional IMF untuk Asia, yang menyoroti pentingnya perdagangan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan, khususnya dengan peran China sebagai pusat rantai pasokan barang global.

1. IMF sarankan pengurangan hambatan nontarif

14 negara yang terkena tarif tinggi Amerika.png
Ilustrasi ekspor-impor (unsplash.com/ CHUTTERSNAP)

IMF menekankan, pengurangan hambatan non-tarif yang meningkat selama pandemik Covid-19 dan praktik perdagangan bilateral yang menyebabkan regulasi tumpang tindih, menghambat potensi pertumbuhan Asia.

"Jika Asia mengintegrasikan lebih dalam di kawasan, itu akan memberikan perlindungan terhadap guncangan eksternal," kata Direktur Departemen Asia dan Pasifik IMF, Krishna Srinivasan, dilansir The Star.

IMF juga mencatat, sekitar 60 persen ekspor barang antar negara Asia merupakan barang antara, sementara hanya 30 persen ekspor barang jadi dipasarkan secara internal, menunjukkan ketergantungan Asia pada pasar AS dan Eropa. Dengan integrasi lebih baik, negara Asia bisa mendiversifikasi pasar ekspor dan menekan biaya produksi.​

2. Peran China dan dampak tarif AS

IMF memperingatkan peran China sebagai pusat produksi global membuat Asia sangat rentan terhadap ketegangan dagang AS-China dan tarif yang dikenakan Presiden Donald Trump sejak April 2024. Meski tarif ini sempat menekan pertumbuhan, pengiriman barang yang dipercepat sebelum tarif diterapkan membantu menopang eksportasi.

"Ketegangan dagang ini tidak hanya menimbulkan risiko ekonomi langsung, tetapi juga meningkatkan ketidakpastian yang mempengaruhi investasi dan konsumsi," kata Srinivasan, dilansir US News.

IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Asia pada 2025 sebesar 4,5 persen, sedikit menurun dari tahun sebelumnya tapi lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya berkat ekspor dan investasi di bidang teknologi.​

3. Dampak dan peluang yang muncul dari kondisi perdagangan saat ini

IMF juga melihat adanya peluang dari kondisi tarif dan ketegangan perdagangan saat ini. Perdagangan antarnegara di Asia semakin berkembang karena meningkatnya investasi di bidang kecerdasan buatan dan teknologi. Hal ini bisa memperkuat perekonomian regional dan membantu mengurangi dampak buruk dari tarif dan konflik dagang.

"Ada peluang besar di balik tantangan ini, dimana beberapa negara yang memang harus melakukan liberalisasi kini melakukannya dengan sukarela," kata Srinivasan.

Ia mencontohkan, integrasi yang lebih erat dan penghapusan hambatan perdagangan bisa mendorong pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Asia hingga 1,4 persen dalam jangka menengah, dan bahkan 4 persen untuk negara-negara ASEAN.​

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us

Latest in Business

See More

Bahlil: Proyek DME Dimulai 2026 Pakai Teknologi China atau Eropa

25 Okt 2025, 00:54 WIBBusiness