Lestarikan Tenun Osing, Siami Terima Penghargaan Local Heroes Amartha

- Siami, perajin tenun Osing, menerima penghargaan Local Heroes dari PT Amartha karena melestarikan tenun Osing.
- Tenun Osing adalah kain khas Suku Osing di Banyuwangi yang dipakai dalam acara adat. Penghargaan diberikan kepada ibu-ibu yang memberikan dampak pada lingkungan sekitar.
- Amartha memberikan bantuan modal kepada Siami dan akan membantu mempromosikan tenun Osing ke pasar yang lebih luas. Regenerasi perajin tenun Osing terkendala keterbatasan alat.
Banyuwangi, IDN Times - Siami, satu-satunya perajin tenun Suku Osing, menerima penghargaan Local Heroes dari PT Amartha Mikro Fintek (Amartha). Penghargaan itu diberikan karena perjuangan Siami tetap melestarikan tenun Osing.
Tenun Osing merupakan kain khas yang dimiliki Suku Osing di Kabupaten Banyuwangi. Kain tenun Osing dipakai dalam sejumlah acara adat Suku Osing.
Head of Micro Bussiness Jawa Timur Abdul Munim Zainul mengatakan, penghargaan local heroes diberikan buat ibu-ibu yang memberikan dampak terhadap lingkungan sekitar.
"Jadi kami melihat ibu-ibu yang istilahnya dia memberikan dampak, dampak pada lingkungan yang berkelanjutan, yang sustainable," kata Zainul di Rumah Siami, Desa Jambesari, Kemiren, Banyuwangi, Jumat (8/11/2024).
1. Amartha ingin local heroes jadi inspirasi ibu-ibu lainnya

Zainul menjelaskan, Amartha bukan hanya lembaga keuangan yang memberikan pembiayaan kepada mitra. Amartha juga ingin memberikan dampak berkelanjutan terhadap pemberdayaan perempuan di Indonesia.
"Jadi bukan hanya dalam segi pembiayaannya, tapi dalam segi usaha ibu itu juga berkembang. Kemudian juga bisa memberikan dampak-dampak yang seperti lokal hero ini, memberikan ide-ide lah untuk masyarakat sekitar agar mereka bisa bermanfaat untuk orang lain," kata Zainul.
Hal itu jadi alasan Amartha memilih Siami sebagai local heroes. Toh, perempuan yang kini berusia 74 tahun itu merupakan satu-satunya perajin tenun Osing yang masih aktif.
"Apalagi Ibu Siami adalah penenun terakhir ya, jadi kami harus berpikir bahwa ini memang harus dilestarikan. Dan ada penerus lagi nih ke depannya nanti seperti itu," kata Zainul.
2. Bantuan modal dan promosikan tenun Osing

Selain memberikan penghargaan, Amartha juga memberikan bantuan modal kepada Siami. Zainul menyebut, Amartha juga akan membantu mempromosikan tenun Osing ke pasar yang lebih luas.
"Nanti kita akan bantu mempromosikan juga untuk ininya. Jadi kita nantikan agar nanti ini bisa dikenal juga oleh masyarakat luas," kata Zainul.
3. Siami dan keluarga ingin tenun Osing tetap ada

Siami merupakan generasi ketiga di keluarganya yang memilih jadi perajin tenun Osing. Ia belajar menenun sejak sekolah dasar (SD).
Meski belajar sejak kecil, Siami baru membuat tenun Osing secara utuh pada awal 2000. Sejak SD, ia hanya memperhatikan sang ibu membuat tenun.
Keterbatasan alat jadi alasannya. Alat tenun yang kini dipakai Siami adalah satu-satunya alat tenun Osing yang tersisa di Banyuwangi.
Keterbatasan alat juga jadi alasan regenerasi perajin tenun Osing sedikit terkendala. Untungnya, dua anak Siami, juga bertekad melanjutkan komitmen Siami.
Anak bungsu Siami, Ariyana (43), mengatakan sudah belajar memperhatikan sang ibu saat menenun. Ia dan kakaknya juga kerap membantu sang ibu, seperti memintal benang yang hendak ditenun.
"Kemarin mbak e (kakak Ariyana) buat mani, saya yang belajar nenun. Kalau belajar mintal benang itu ya mbak e udah bisa, jadi tinggal sepenuhnya itu belum ada yang bisa (di antara kami)," kata Ariyana.
Ariyana juga berterima kasih dengan penghargaan local heroes yang diberikan Amartha kepada Siami. Bantuan modal yang diberikan Amartha pun telah dipakai membeli benang untuk menenun.