Luhut Minta BGN Audit Program Makan Bergizi Gratis

- Ketua DEN minta BGN audit program MBG secara bertahap untuk memastikan tata kelola yang kuat dan akuntabel.
- Luhut tekankan pentingnya peran Govtech dalam efisiensi tata kelola pemerintahan dan digitalisasi untuk pertumbuhan ekonomi nasional.
- Program MBG tidak hanya tingkatkan gizi anak dan ibu hamil, tapi juga potensi menurunkan kemiskinan hingga 2,6 persen serta memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Jakarta, IDN Times - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan meminta Badan Gizi Nasional (BGN) untuk melakukan audit bertahap terhadap program Makanan Bergizi Gratis (MBG).
Langkah tersebut bertujuan memastikan tata kelola program tetap kuat dan akuntabel demi keberlanjutan manfaatnya bagi masyarakat.
"Guna memastikan keberlanjutan program Makan Bergizi Gratis ini, saya juga meminta BGN untuk melakukan audit bertahap agar tata kelola program ini tetap kuat dan akuntabel," kata Luhut melalui akun Instagram pribadinya, Selasa (11/3/2025).
1. Luhut tekankan pentingnya Govtech untuk tingkatkan efisiensi

Luhut menekankan pentingnya peran Govtech dalam meningkatkan efisiensi tata kelola pemerintahan. Menurutnya, digitalisasi yang lebih baik akan mempercepat transformasi berbagai sektor dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Pernyataan itu disampaikan setelah dia mengadakan pertemuan dengan Kepala Bappenas dan Kepala Badan Gizi Nasional.
"Saya menekankan pentingnya peran Govtech dalam meningkatkan efisiensi tata kelola pemerintahan. Digitalisasi yang lebih baik akan mempercepat transformasi berbagai sektor dan mendorong ekonomi nasional," tuturnya.
2. Luhut ungkap MBG memberikan berbagai dampak positif

Luhut menyatakan program MBG tidak hanya bertujuan meningkatkan gizi anak-anak dan ibu hamil, tetapi juga berpotensi menurunkan tingkat kemiskinan hingga 2,6 persen.
Dengan target 82,9 juta penerima manfaat dan alokasi anggaran sebesar Rp171 triliun, dia menekankan pentingnya dukungan bersama untuk memastikan keberhasilan program tersebut.
Luhut juga mengamati MBG memberikan dampak nyata terhadap pertumbuhan ekonomi, terutama melalui peningkatan permintaan beras, telur, dan ayam yang mampu menyerap hasil produksi dalam negeri serta memperkuat sektor pertanian.
Selain menciptakan lapangan kerja, program itu diproyeksikan dapat menurunkan ketimpangan hingga 3,6 persen dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif, asalkan berjalan sesuai rencana dan target yang telah ditetapkan.
"Saat ini, MBG telah berjalan di 38 provinsi dengan 2 juta penerima manfaat melalui 722 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang berfungsi menjaga kualitas makanan dan distribusi agar berjalan lancar. Hingga akhir 2025, ditargetkan 32 ribu SPPG beroperasi untuk melayani lebih banyak masyarakat," ujarnya.
3. Makan Bergizi Gratis dinilai bukan cuma program sosial

Luhut menilai keberhasilan program Makanan Bergizi Gratis tidak terlepas dari visi besar Presiden Prabowo Subianto dalam membangun Indonesia yang lebih kuat dan mandiri.
"Kehadiran MBG saat ini bukan hanya sekadar program sosial, tetapi juga penggerak roda perekonomian daerah yang pada akhirnya meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional," tambahnya.