Menko Airlangga Ungkap 4 Strategi Pemerintah Jaga Inflasi di 2025

- Pemerintah berkomitmen menjaga inflasi pada kisaran 2,5 persen plus minus 1 persen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
- Komponen inflasi harga pangan bergejolak dipantau secara mingguan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan dijaga pada kisaran 3-5 persen.
- Pemerintah memperkuat koordinasi pusat dan daerah dalam Peta Jalan Pengendalian Inflasi 2025-2027 untuk menjaga kelancaran distribusi pangan dan keandalan data pangan.
Jakarta, IDN Times - Pemerintah memiliki sejumlah strategi untuk menjaga menjaga tingkat inflasi tahun 2025 dalam kisaran sasaran 2,5 persen plus minus 1 persen. Komitmen ini dilakukan untuk menjaga stabilitas ekonomi, sekaligus mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.
"Khusus untuk 2025, pertama adalah menjaga inflasi di kisaran 2,5 persen plus minus 1 persen untuk mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekomian, Airlangga Hartarto dalam Konferensi Pers di kantornya, Jumat (31/1/2025).
1. Inflasi voltaile food akan dijaga di semua daerah

Strategi kedua, pemerintah juga bakal menjaga komponen inflasi harga pangan bergejolak (volatile food) pada kisaran 3 persen hingga 5 persen. Menurut Airlangga, inflasi volatile food terus dipantau secara mingguan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dipimpin Tito Karnavian.
"Jadi angka volatile food itu dijaga secara mingguan oleh tim termasuk Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di bawah Pak Menteri Dalam Negeri. Dengan adanya intervensi dari pemerintah pusat maupun daerah maka diharapkan inflasi volatile food bisa terus terjaga," ungkapnya.
2. Pemerintah perkuat koordinasi dalam peta jalan pengendalian inflasi 2025-2027

Untuk strategi yang ketiga, pemerintah akan memperkuat koordinasi pusat dan daerah dalam Peta Jalan Pengendalian Inflasi 2025-2027.
"Hal itu juga diwujudkan melalui beberapa hal, yakni memastikan keterjangkauan harga komoditas pangan dan tarif angkutan pada periode Hari Besar Keagaman Nasional (HBKN), termasuk Idulfitri," jelasnya.
Upaya memperkuat koordinasi pusat dan daerah juga diwujudkan melalui peningkatan produktivitas pangan untuk menjaga ketersediaan pasokan antarwaktu dan antarwilayah. Selanjutnya, menjaga kelancaran distribusi pangan antarwilayah terutama wilayah surplus menuju wilayah defisit.
"Keempat, memperkuat ketersediaan dan keandalan data pangan serta memperkuat komunikasi untuk mengelola ekspektasi inflasi masyarakat," ungkap Airlangga.
3. Target inflasi 2025-2027 capai 1,5 persen hingga 3,5 persen

Sebelumnya, Kementerian Keuangan mematok target inflasi sebesar 2,5 persen year on year (YoY) pada 2025 hingga 2027 mendatang, dengan deviasi sebesar 1,0 persen. Target ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (Permenkeu) No.31/2024 tentang Sasaran Inflasi Tahun 2025, Tahun 2026, dan Tahun 2027.
Dengan begitu, sasaran inflasi pada tiga tahun mendatang dipatok sebesar 1,5 persen hingga 3,5 persen.
"Penetapan sasaran inflasi dilakukan untuk mencapai dan mengendalikan inflasi pada tingkat yang stabil dan rendah guna mendukung pencapaian pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan,” mengutip beleid tersebut, Jumat (31/12025).
Target inflasi dalam tiga tahun ke depan merupakan koordinasi antara pemerintah dan Bank Indonesia (BI), di antaranya dilakukan dengan menciptakan bauran kebijakan moneter dan fiskal.
Adapun jenis sasaran inflasi yang ditetapkan menggunakan inflasi indeks harga konsumen (IHK) tahunan (year-on-year) pada akhir tahun. Bentuk sasaran Inflasi yang ditetapkan menggunakan titik dengan deviasi (point with deviation).