Milenial Wajib Tahu, 5 Isu Penting di Presidensi G20 Indonesia

Pandemik COVID-19 yang masih berlangsung di berbagai belahan dunia menjadi salah satu isu yang melatari tema G20 tahun ini, yaitu Recover Stronger Recover Together. Isu ini pula yang melahirkan pemikiran bagaimana upaya konkret yang bisa dilakukan untuk menyudahi pandemi COVID-19 secara domestik dan global. Semakin cepat pandemi berakhir, semakin cepat pula pemulihan di sektor ekonomi.

Penguatan arsitektur kesehatan tersebut nantinya tidak hanya berfokus pada penanganan pandemi, tapi juga bagaimana mencegah pandemi agar tidak terjadi lagi di masa mendatang. Upaya ini perlu dirembuk bersama mengingat tidak ada satu pun negara di dunia yang mampu mengatasi pandemi seorang diri.

Perkembangan teknologi digital yang semakin masif memaksa penduduk dunia untuk beradaptasi dengannya. Terlebih, transformasi digital kini telah merambah ke lebih banyak sektor, mulai dari keuangan, perdagangan, pendidikan, kesehatan, hingga pertanian.

Ada dua kunci yang mampu mendukung kesuksesan transformasi digital. Pertama, bagaimana memahami literasi digital dengan baik. Literasi digital di sini meliputi kemampuan dalam menggunakan alat-alat komunikasi digital, menciptakan informasi, dan memanfaatkannya secara cerdas dan sehat.

Kedua, bagaimana mengoptimalkan benefit dari teknologi digital. Pemanfaatan media digital yang maksimal akan melahirkan banyak manfaat, seperti membuka lapangan kerja baru, menurunkan biaya dan mempersingkat waktu, dan kemudahan mengakses informasi.

Perubahan iklim menjadi isu lainnya yang tidak kalah penting karena dampak dari pemanasan global telah terasa di banyak negara di dunia. Peduli terhadap lingkungan menjadi perhatian forum G20 Indonesia di mana salah satu proyek yang akan dilakukan adalah dengan mengganti bahan pembangkit listrik dengan sumber daya terbarukan.

Selain itu, peningkatan mitigasi dan adaptasi terhadap bencana alam dan perubahan iklim adalah suatu kampanye yang disampaikan kepada masyarakat. Bencana alam bukan lagi dipandang sebagai kutukan, melainkan suatu proses alam yang harus masyarakat sadari bagaimana proses mitigasi dan adaptasi terhadapnya.

Bicara kepedulian terhadap lingkungan, rupanya bisa dilakukan melalui sektor ekonomi. Sehingga, dampaknya tidak hanya menghijaukan bumi, tapi juga menjaga stabilitas perekonomian suatu negara.

Agenda itulah yang tertuang dalam penjualan green sukuk yang salah satu target pemasarannya adalah generasi millennial dan gen Z. Kabar baiknya, di tahun 2019 dan 2020, presentase pembelian green sukuk didominasi oleh millennial, yaitu sebesar 50 persen.

Sebagai generasi yang cukup memberi pengaruh besar terhadap kondisi ekonomi dan lingkungan, transisi menuju ekonomi hijau dianggap akan semakin sukses lewat peran serta generasi millennial dan gen Z.

Dari isu-isu penting yang bakal dibahas tuntas di forum G20, sektor keuangan memang menjadi fokus utama. Meski antara satu isu dengan isu lainnya saling berkaitan, setidaknya ada enam hal yang dikategorikan sebagai agenda finance track di Presidensi G20 Indonesia tahun ini, yaitu:

1. Exit strategy, berupa koordinasi pemulihan ekonomi jangka pendek di antara negara-negara maju dan berkembang agar lebih merata.
2. How to address scarring effect, berupa upaya mengatasi luka lama akibat pandemi, seperti produktivitas yang menurun, investasi jeblok, dan pengangguran.
3. Central bank digital currency, berupa pembayaran menggunakan mata uang digital yang akan dilakukan oleh lebih banyak negara.
4. Sustainable finance, berupa transisi menuju ekonomi hijau, salah satunya dengan pengadaan green sukuk.
5. International taxation, berupa hak pemajakan bagi perusahaan multinasional.
6. Financial inclusion, berupa upaya pendanaan dan pemberdayaan bagi para UMKM.

Nah, itulah lima poin utama isu penting yang menjadi bahasan Presidensi G20 Indonesia. Sebagai generasi milenial, kini saatnya kamu memilih. Hanya ingin penonton saja, atau melakukan aksi nyata untuk membantu mewujudkan agenda G20?