Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pede Setop Impor, Indonesia Berpotensi Surplus Solar 4 Juta Ton di 2026

20251208_161239(1).jpg
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. (IDN Times/Trio Hamdani)
Intinya sih...
  • Peningkatan produksi kilang dan biodiesel
  • Pemerintah pede impor solar disetop mulai 2026
  • Surplus solar untuk produksi avtur
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan Indonesia bakal mengalami surplus bahan bakar solar sekitar empat juta ton pada 2026. Proyeksi itu merupakan hasil dari percepatan program energi hijau dan peningkatan kapasitas kilang domestik, yang diharapkan mampu menghemat devisa negara secara signifikan.

"Kita surplus solar, kurang lebih sekitar empat juta ton di 2026. Jadi, menghemat devisa kita," kata Bahlil dalam BIG Conference 2025 di Jakarta, Senin (8/12/2025).

1. Peningkatan produksi kilang dan biodiesel

Proyek kilang alias Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan. (dok. Pertamina)
Proyek kilang alias Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan. (dok. Pertamina)

Mantan Menteri Investasi/Kepala BKPM itu menjelaskan kebutuhan solar nasional per tahun mencapai 32 hingga 33 juta ton. Sementara itu, kemampuan produksi dalam negeri saat ini hanya berkisar 15 sampai 16 juta ton.

Untuk menutup defisit tersebut, pemerintah memaksimalkan pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) berupa Fatty Acid Methyl Ester (FAME), yang dibuat dari campuran Crude Palm Oil (CPO) dan metanol. Indonesia sudah menerapkan program B40 alias biodiesel 40 persen.

"Ke depan, di 2026 RDMP (proyek pengembangan kilang minyak) kita di Kalimantan Timur itu sudah diresmikan. Insya Allah 17 Desember itu bisa menambah kurang lebih sekitar 100 ribu barel lebih," ujar Bahlil.

2. Pemerintah pede impor solar disetop mulai 2026

Kapal tanker PT Pertamina International Shipping (PIS). (dok. PIS)
Kapal tanker PT Pertamina International Shipping (PIS). (dok. PIS)

Bahlil menegaskan dengan strategi pendorong penggunaan biodiesel dan penambahan kapasitas kilang, pemerintah menargetkan tidak ada lagi impor solar yang dilakukan mulai tahun depan.

"Nah, khusus untuk perdebatan yang panjang tahun depan kita tidak lagi melakukan impor solar tahun depan," tutur Bahlil.

3. Surplus solar untuk produksi avtur

IMG-20251003-WA0025.jpg
Simulasi insiden di tangki Avtur di Bandara Soekarno-Hatta (IDN Times/Maya Aulia Aprlianti)

Bahlil menyampaikan surplus solar yang dihasilkan pada 2026 nantinya akan dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk memproduksi bahan bakar pesawat, avtur. Tujuannya, agar Indonesia tidak perlu lagi mengimpor avtur.

"Karena kita sudah surplus di solar, maka bahan baku yang tadinya solar mau kami dorong untuk bikin avtur supaya tidak perlu lagi impor avtur. Maka dengan demikian yang kita impor tinggal apa? Tinggal bensin," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us

Latest in Business

See More

Perangkat Lunak: Pengertian, Fungsi, Jenis, Macam, dan Contoh

08 Des 2025, 20:00 WIBBusiness