Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sri Mulyani Minta Edukasi Jual Beli Saham Dimulai sejak SD

Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)
Intinya sih...
  • Sri Mulyani ingin edukasi saham dimulai sejak sekolah dasar untuk memahami jual beli saham sejak dini.
  • Pentingnya tanggung jawab semua pihak dalam memastikan saham yang diperjualbelikan di BEI berasal dari perusahaan dengan fundamental kuat.
  • Tanggung jawab atas kepastian saham diperlukan agar masyarakat tidak merasa dirugikan dari investasi yang dilakukan.

Jakarta, IDN Times - Menteri Keungan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati meminta adanya edukasi terkait jual beli saham mulai dari tingkat pendidikan paling dasar. Menurut dia, edukasi tersebut perlu dilakukan sedini mungkin sebab sudah sejak lama dilakukan mulai dari level mahasiswa.

Sri Mulyani berbagi pengalamannya ketika masih remaja dan mahasiswa telah diajari tentang Bursa Efek Indonesia (BEI) sehingga memahami jual beli saham sejak muda.

"Sekarang seharusnya ini sudah mulai diajarkan bukan di tingkat mahasiswa lagi, tapi bahkan di tingkat sekolah dasar sehingga mereka menjadi getting familiar dengan bursa efek," kata Sri Mulyani yang mewakili Presiden Prabowo Subianto dalam pembukaan perdagangan saham 2025 di Main Hall BEI, Jakarta, Kamis (2/1/2024).

1. Semua pihak mesti pastikan jual saham yang sehat

ilustrasi pergerakan harga saham (IDN Times/Aditya Pratama)

Selain edukasi, Sri Mulyani juga menekankan pentingnya tanggung jawab semua pihak dalam memastikan saham yang diperjualbelikan di BEI dari perusahaan dengan fundamental kuat dan baik pengelolaannya.

"Kalau masyarakat sudah mulai mendiversifikasi tabungan dan menciptakan pendalaman, kita juga bertanggung jawab Pak Mahendra agar saham-saham yang dijual belikan adalah saham-saham yang sehat, yang berasal dari fundamental perusahaan-perusahaan yang dikelola dengan tata kelola baik," tutur Sri Mulyani.

2. Masyarakat tidak boleh dirugikan

Ilustrasi Saham. (IDN Times/Aditya Pratama)

Sri Mulyani menegaskan, tanggung jawab atas kepastian saham tersebut diperlukan agar masyarakat tidak merasa dirugikan dari investasi yang dilakukan.

"Sehingga masyarakat tidak merasa bahwa mereka membeli sebuah surat berharga yang ternyata tidak berharga. Ini adalah tantangan kita semua," ujar dia.

3. Pertumbuhan pasar modal cukup baik selama 2024

Ketua DK OJK, Mahendra Siregar dalam pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia 2025. (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko via Youtube)

Sebelumnya diberitakan, Ketua DK OJK Mahendra Siregar menyampaikan sejumlah pencapaian pasar modal Indonesia sepanjang 2024. Mahendra mengatakan, berbagai indikator kinerja pasar modal Indonesia pada 2024 menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik.

"IHSG tahun 2024 pada tanggal 30 Desember ditutup di level 7.079,91 yang walaupun turun 2,6 persen dari tahun lalu (2023), namun di atas level terendah 6.726,92 pada 19 Juni 2024," ujar Mahendra.

Selain itu, Mahendra juga turut mengungkapkan adanya kenaikan dari sisi nilai kapitalisasi pasar atau market capitalization sepanjang tahun lalu.

"Nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp12.300 triliun atau tumbuh 6 persen yang apabila dibandingkan dengan ekonomi nasional mencapai 56 persen dari PDB," kata dia.

Dari sisi penghimpunan dana di pasar modal, tercatat ada 199 penawaran umum dengan nilai total Rp259,24 triliun. Hal itu termasuk 43 emiten baru dengan nilai IPO Rp16,68 triliun dan Penawaran Umum oleh Pemegang Saham (PUPS) senilai Rp41,77triliun.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us