[PUISI] Kabar Duka Pukul Tujuh Lewat Delapan Belas Malam

/1/
Telah berpulang kerinduan pada muasal
Pada pukul tujuh lewat delapan belas malam
Saat nama yang dikabarkan pengeras suara
Baru kami sebut-sebut sembilan menit lalu
Mendiktekan setiap dosa yang ia lakukan pada kami
/2/
Di bawah pohon mangga dengan buahnya yang mengkal,
Pembicaraan kami dirampas duka
Kami baru bertanya beberapa menit lalu,
"Kapan ia mati?”
“Saat ia sudah tobat,” ada yang menjawab
"Memang ia ada waktu buat tobat?”
Kami biarkan perbincangan itu
Diambil alih angin yang mencurinya
Dan entah dibawa ke mana
/3/
Kami antarkan kerinduan pada muasal
Ketika embun masih melekat
Pada daun-daun; yang menyumbangkan basah
Pada baju kami
Mewakili wajah kering tanpa tangis
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.