Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Kidung Purnama Terakhir

ilustrasi langit sore (unsplash.com/Mahen Rin)

Bulan jingga berayun di permukaan laut
Kakinya masih tertancap di bawah kapal pencari ikan
Di bawah bayang wajah murungnya kuajak mereka berpesta
Lantunkan kidung terakhir, di pesisir purnama berakhir

Setengah berlari kaubawa asmara yang sangat murka
Hingga kaulupa memberi pelita,
untuk sahabat yang kini sedang berpesta,
dan untukmu: untuk pestamu juga

Ini purnama terakhir, ini syair-syair mereka
Kulebur dengan lantunan kidung-kidung purba
Untuk sebuah tanda mata;
di pesta terakhir kita

Purnama telah melangkah
Sewindu putarannya telah ikut tersenyum,
kita tetap nyanyikan kidung di bentala yang tertawa
hingga kau murka...kau berbaring: kita penuh luka

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Panjie Akbar
EditorPanjie Akbar
Follow Us