Ombak datang seperti pena basah,
menyuratkan rahasia di pasir yang rapuh,
setiap kalimat hilang sebelum sempat dibaca,
seperti doa yang tersangkut di angin senja.

Laut tak pernah tahu ke mana isi pesannya,
apakah ke burung-burung yang singgah di karang,
atau ke Bulan yang menunggu jauh di cakrawala,
semuanya hanyut, tanpa nama, tanpa pulang.

Namun ombak terus menulis tanpa lelah,
mungkin karena rindu tak butuh tujuan,
cukup dilahirkan, lalu larut bersama arus,
menjadi sajak sunyi bagi siapa saja yang mau mendengar.