Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Perihal Rindu

unsplash.com/@lisahuber
unsplash.com/@lisahuber

Mendengar azan magrib yang sayup-sayup terdengar lirih

Sambil memungut detik demi detik kebersamaan kita dahulu

Yang bagimu kian menguap

Namun mengendap di dadaku

Apa engkau dapat merasakan hadirku di sana?

Merasakan rinduku yang kian mengeras bagai bebatuan yang tertimbun longsor di kaki gunung itu?

Apa musim dingin di sana sanggup memadamkan kehangatan dalam jiwamu

Mampu menyiram api kenangan yang mungkin bagimu hanya kilatan masa lalu yang sangat mengganggu

Selama ini aku tiada pernah berkata jujur pada diriku, pada hatiku, bahwa aku rindu

Pada senyum dan tawa unikmu tatkala aku melontarkan kata-kata

Yang bagimu mungkin sangat berarti

Dahulu

Namun tidak selamanya

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Atqo
EditorAtqo
Follow Us