Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Raga Lemah, Jiwa Lelah

ilustrasi wanita dan bunga (pexels.com/Marta Dzedyshko)
ilustrasi wanita dan bunga (pexels.com/Marta Dzedyshko)

Ringan di pangkal, berat di ujung,
berderai setelah lama patah,
raga lemah, jiwa lelah,
tumpah-ruah

Aku tak mahir menebak,
kukira rasa singkat, sesaat
kukira aku akan baik-baik saja

Selepas usai, baru kusadari
nyatanya dalam dan pekat
nyatanya aku tak baik-baik saja

Rupa, suara, nostalgia telah samar,
tetapi detak masih berdebar,
jiwa masih sangat mengenal,
yang coba dilupakan raga

Belum buyar, seolah tersasar,
pijak manapun yang kupilih,
bersinggungan dengan tapakmu,
terjebak, tak kunjung lepas pergi

Bukan marah, hanya terluka,
oleh ekspektasiku sendiri,
bukan benci, hanya tahu diri,
lukaku tak lebih perih dari dukamu

Dan, waktu akan membasuh luka,
menyapu candu, mengurai nestapa,
mendaur duka jadi suka

Ada lagi kah yang sepertimu?
Tak ada riang yang sama,
pada diri yang berbeda

Seperti buku, sudah tamat
Mungkinkah direka ulang?
Hanya jika, prolog serupa, 
dengan epilog sempurna

Kadang, semesta begitu manja
Kadang, semesta juga tega
mekarkan kembang namun
tumbang sebelum dipetik,
semesta enggan restu

Di bawah langit yang sama,
walau langkah tak lagi seirama,
walau bayang asa sudah sirna,
walau tanpa saling tegur sapa,
semoga lara berubah gembira,
semoga jalan pulang terbuka,
menuju rumah yang rela

Suatu hari nanti,
tanpa disadari, akan terjadi,
berlalu sendiri-sendiri,
dan menepi,
itu pasti.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rahmadila Eka Putri
EditorRahmadila Eka Putri
Follow Us