Dongeng Patah Hati

Menikmati patah hati

Senna membiarkan duri duri itu menari-nari di hatinya dan sesekali terasa mengoyak daging. Beberapa detik pertama terasa perih lalu panas. Menit-menit berikutnya tetap saja perih dan panas,terasa seperti di rajah,terus di rajah walaupun sebenarnya hatinya sudah benar-benar hancur.

Senna masih berbaring di tempat tidur dengan rambut berantakannya ada lingkarang hitam di sekitar mata jam sudah menunjukan pukul 10 lewat 50 menit tapi kamar itu masih nampak gelap tirai jendela belum di buka sementara lampu memang sengaja di matikannya.

Kebanyakan perempuan di takdirkan menjadi pengingat ulung,susah melupakan kenangan dan teraniaya oleh masa lalu,dan itulah yang kadang membuat perempuan terlihat lebih menyedihkan pada setiap perpisahan.

“tidak ada kenangan yang hilang tanpa bekas”

Ucap Senna dengan suara serak berusaha untuk menghibur diri sendiri saat wajah lelaki itu kembali terbayang bersama beberapa kenangan yang akan datang setelahnya.

“masih betah di kamar?”

Beberapa detik lalu pintu kamarnya terbuka,Dina masuk tanpa permisi dan menanyakan pertanyaan yang membuat Senna menatap sendu ke arahhnya.

“tuhan itu menciptakan kehidupan seperti puzzle,tidak pernah di susun dari awal dan kepingan itu bertebaran di mana-mana,kita hanya perlu mengumpulkannya dan menyusunkannya tidak memiliki petunjuk,kita hanya menggunakan insting wajar jika kita keliru meletakan potongan puzzle yang salah potongan puzzle milik orang lain kadang kita sangka milik kita ”

Senna terdiam,dia masih berbaring di tempat tidur ucapan Dina benar-benar menusuknya.

“ayolah kau tidak bisa terus terusan mengurung diri seperti ini kau tau kehilangan yang paling menyakitkan itu adalah ketika semuanya di lepas pelan-pelan”

Ucap Dina sambil mendekat ke arah Senna dan duduk di tepi tempat tidurnya

“aku pernah membaca suatu artikel tentang terapi patah hati”

Ucap Dina lagi Senna masih tetap diam namun Dina yakin kalau sahabatnya itu tetap mendengarkannya

“Di dalam artikel itu penulisnya menganalogikan patah hati seperti seorang pecinta anjing  yang hanya menyukai anjing berekor pendek ketika dia mendapatkan anjingnya berekor panjang, dia menjadi tidak suka melihat itu, dia tidak mungkin membuang anjing itu karena dia adalah pencinta anjing maka dia mulai berpikir untuk memotong ekor anjing itu agar enak di lihat, dan jika saja dia tidak membulatkan tekat alias ragu-ragu dalam memotong ekor anjing itu, maka yang akan terjadi gerakan memotong itupun menjadi seperti mengiris. Begitu dia mengiris ekor anjingnya si anjing pun pasti akan melolong kesakitan, karena dia seorang peragu dia pun menjadi tidak tega melanjutkannya, dia hentikan niatnya melihat anjing itu kesakitan dia pun berusaha mengobati sampai sembuh tapi tetap saja bentuk ekornya tidak akan sama, terlihat lebih buruk. Begitulah orang yang ingin sembuh dari patah hati,jika tidak berani total menyembuhkannya sampai ke akar dia akan terus tersiksa dengan bayangan luka masa lalunya,lain ceritanya kalau..”

Dina menghentikan kata-katanya sebentar menarik nafas dan memandang Senna yang tengah merunduk di sampingnya,wanita itu masih terisak.

“Kalau pencinta anjing itu menyiapkan batinnya untuk langsung memenggal ekor anjing itu sampai putus dan membiarkan anjing itu melolong sekeras kerasnya karena kemudian si pecinta anjing itu bisa mengobatinya sampai sembuh,dan setelah sembuh ia akan menikmati keindahan anjing ekor pendek yang selama ini dia dambakan”

“Aku tidak akan mau memotong ekor anjing untuk menyembuhkan lukaku.”

Ucap Senna setelah cukup lama terdiam,Dina tersenyum.

“Aku tidak menyuruhmu memotong ekor anjing,lebih baik kau memotong tubuh Renno.”

Ucap Dina sambil tertawa dan hasilnya dia mendapatkan sebuah lemparan bantal yang tepat mengenai kepala.

                                                                                    *

“Langit masih biru,awan masih putih,rumput masih hijau,walaupun kau sudah tidak bersama Renno lagi tidak ada hal yang berubah Senna,dan lihat langit belum runtuh.”

Ucap Dina sambil menunjuk langit senja. Beberapa burung terlihat beterbangan untuk kembali ke sarangnya yang berada di sebuah pohon kersen yang ada di samping bangku kayu yang di tempati mereka berdua.

Senna tersenyum tipis mendengar perkataan sahabatnya itu,Senna menarik nafas dalam dan menghembuskannya berlahan udara sore di taman itu terasa lebih segar dia terus menikmati udara itu dan melupakan aroma kamar pengap yang selama ini menjadi tempatnya bersembunyi,patah hati harus di nikmati dengan cara lebih baik lagi,pikir Senna.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

“menurut seorang psikolog patah hati itu memiliki lima tahap”

Mendengar perkataan Dina,Sena langsung memandang wanita berambut sebahu dan berlesung pipi yang ada di sampingnya itu.

“Fase awal adalah di mana seseorang yang sedang patah hati itu menolak takdir dan mengingkari keadaan sebenarnya,lalu dia akan mengurung dan menarik diri dari lingkungan”

Ucap Dina,Senna merunduk.

“setelah menolak keadaan yang sebenarnya kemudian di ikuti fase marah-marah,di mana seseorang yang patah hati menjadi begitu membenci orang yang telah membuatnya patah hati,dia akan mengeluarkan sumpah serapah kepada seseorang yang telah menyakiti hatinya”

Senna kembali menarik nafasnya,Dina menghentikan kata-katanya kembali menikmati es krim coklatnya yang sudah mulai mencair

“lalu selanjutnya adalah fase penawaran di mana di tahap ini seseorang yang telah patah hati berusaha kembali kepada seseorang yang telah membuatnya patah hati itu,dia akan berusaha menarik perhatian orang itu agar ingin kembali lagi menjalin hubungan,dan melupakan amarahnya”

Ucap Dina lalu membuang cup es krim ke tempat sampah yang ada di belakang bangku yang mereka tempati itu,matahari semakin merendah angin berhembus berlahan.

“Dan fase yang ke empat adalah fase yang paling sulit,dalam fase ini..”

Dina menghentikan kata-katanya lalu melirik ke samping Senna tengah merunduk entah apa yang tengah dia pikirkan

“Pada fase ini biasanya manusia akan berada pada masa yang paling sedih,indikatornya adalah sering menangis karena memikirkan si dia terus dan pada fase ini seseorang yang tengah patah hati menyadari bahwa hubungannya sebenarnya tidak bisa di perbaiki lagi walau sebenarnya rasa cinta itu masih ada”

Dina memalingkan tubuhnya menghadap ke arah Senna

“Dan dengar Sen,setelah fase itu akan ada fase terakhir”

Ucap Dina,Senna mengangkat kepalanya lalu menoleh ke arah Dina

“Fase di mana kau sudah merasa lelah untuk benci sama dia dan lelah buat menyalahkan diri sendiri,kau akan mulai sadar sepenuhnya bahwa hidupmu lebih berharga”

Senna mendekat ke arah Dina lalu memeluknya

“Fase yang panjang,rasanya sulit.” Ucap Senna

“Sen, patah hati itu hanya salah satu fase dalam hidup yang akan segera berlalu,patah hati itu seperti trauma ada tahap tahap yang akan di lewati sampai akhirnya kita akan merasa baik-baik saja”

Balas Dina,Senna melepaskan pelukannya lalu tersenyum tipis

“Lihat..”

Ucap Dina tiba-tiba sambil melirikkan matanya ke arah seorang lelaki yang berada tidak jauh dari mereka,Senna langsung mengikuti arah pandangan Dina,lelaki yang merasa di perhatikan itu pun tersenyum.

“Dari tadi dia terus melirik ke arahmu”

“Lalu?”

Tanya Senna,Dina menjawab pertanyaan Senna dengan sebuah senyuman lebar,Senna mengerutkan kening Dina melangkah pergi meninggalkan Senna sesaat setelah melihat lelaki itu berjalan mendekat.

Icha Marissa Photo Writer Icha Marissa

Penulis fiksi dan konten.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya