Apa Penyebab Kematian Ibu saat Kehamilan dan Persalinan?

Memiliki anak menjadi impian sebagian besar pasangan suami istri. Sejak merencanakan kehamilan, biasanya perempuan akan disarankan memperhatikan kesehatannya.
Menjaga kesehatan ibu dan janinnya sangat penting bagi keselamatan ibu sekaligus tumbuh kembang janinnya. Apabila kesehatan ibu hamil dan janinnya terganggu, ibu berisiko mengalami kondisi yang dapat membahayakan nyawanya dan bayinya.
Hingga saat ini, kematian ibu masih menjadi masalah kesehatan, termasuk di Indonesia. Ada berbagai penyebab kematian ibu yang terjadi saat hamil hingga setelah melahirkan. Apa saja?
1. Angka kematian ibu

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa angka kematian ibu sangat tinggi. Sekitar 295 ribu perempuan meninggal selama kehamilan dan persalinan pada tahun 2017. Sebagian besar kematian tersebut, atau sekitar 94 persennya, terjadi karena sumber daya yang rendah dan sebagian besar dapat dicegah.
Kematian ibu masih terjadi di Indonesia. Mengutip penjelasan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan sebanyak 6.856 kematian ibu terjadi pada tahun 2021. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibanding tahun 2019, yaitu sebanyak 4.197 kematian ibu.
2. Angka kematian ibu yang tinggi mencerminkan ketidaksetaraan akses ke layanan kesehatan yang berkualitas

Angka kematian ibu yang tinggi menunjukkan ketidaksetaraan akses ke layanan kesehatan yang berkualitas. WHO menyebutkan, angka kematian ibu di negara berpenghasilan rendah sekitar 462 per 100 ribu kelahiran hidup pada tahun 2017, sementara di negara berpenghasilan tinggi sekitar 11 per 100 ribu kelahiran hidup.
Risiko kematian ibu paling tinggi terjadi pada perempuan berusia kurang dari 15 tahun. Sementara itu, komplikasi yang terjadi selama kehamilan dan persalinan lebih tinggi pada perempuan berusia antara 10 sampai 19 tahun, dibandingkan dengan perempuan berusia 20 sampai 24 tahun.
3. Kematian ibu dapat terjadi selama kehamilan maupun saat dan setelah persalinan

Tubuh perempuan mengalami berbagai perubahan selama masa kehamilan. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), perubahan tersebut merupakan kondisi yang normal, tetapi juga bisa menjadi tanda adanya komplikasi atau masalah kesehatan.
Kematian ibu dapat terjadi akibat komplikasi yang dialami selama kehamilan hingga setelah persalinan. Mengutip penjelasan laman Kemenkes, berdasarkan data Sampling Registration System tahun 2018, sekitar 24 persen kematian ibu terjadi saat kehamilan, 36 persen saat persalinan, dan 40 persen pasca persalinan. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar atau 76 persen kematian ibu terjadi saat fase persalinan dan setelah persalinan.
Beberapa faktor risiko yang terjadi sebelum kehamilan yang dapat mengakibatkan tingginya risiko kematian ibu antara lain kondisi anemia pada perempuan usia subur, kurang energi kalori, obesitas, memiliki penyakit penyerta, dan lainnya.
4. Penyebab kematian ibu

Sebagian besar komplikasi yang terjadi selama persalinan dapat dicegah. Sementara komplikasi lainnya kemungkinan sudah terjadi sebelum kehamilan, tetapi memburuk selama kehamilan, terutama jika tidak ditangani dengan tepat.
Komplikasi utama yang menyebabkan kematian ibu menurut WHO antara lain:
- Pendarahan hebat, kebanyakan pendarahan terjadi setelah melahirkan.
- Infeksi, biasanya terjadi setelah melahirkan.
- Tekanan darah tinggi selama kehamilan (preeklamsia dan eklamsia).
- Komplikasi dari persalinan.
5. Pentingnya akses perawatan kehamilan yang berkualitas

WHO menyebutkan bahwa semua perempuan memerlukan akses perawatan kehamilan, selama maupun setelah melahirkan, yang berkualitas. Selain itu, semua persalinan penting untuk dibantu oleh tenaga kesehatan yang terampil. Salah satu upaya dalam rangka percepatan penurunan angka kematian ibu di Indonesia adalah meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan pada ibu hamil.
Gerakan Bumil Sehat yang dicanangkan oleh Kemenkes artinya ibu hamil berkomitmen melakukan cek kehamilan sebanyak 6 kali dan 2 kali, di antaranya USG oleh dokter, mengonsumsi gizi seimbang, mengonsumsi tablet tambah darah, mengikuti kelas ibu hamil, dan melahirkan di fasilitas pelayanan kesehatan. Selain bertujuan untuk mengurangi stunting, tetapi juga untuk menurunkan angka kematian ibu.
Sebagian besar komplikasi yang terjadi selama persalinan dapat dicegah. Beberapa penyebab utama kematian pada ibu, yaitu pendarahan hebat, infeksi setelah melahirkan, preeklamsia dan eklamsia, dan lainnya. Akses perawatan kehamilan hingga setelah melahirkan yang berkualitas sangat penting bagi wanita untuk menurunkan risiko kematian ibu.