Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Dampak Form yang Salah saat Latihan, Awas Bisa Cedera Parah

Seorang laki-laki melakukan latihan deadlift di gym.
ilustrasi olahraga melakukan deadlift (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Bahu, sebagai salah satu sendi paling kompleks dan paling sering digunakan, kerap menjadi korban ketika form kamu tidak tepat.
  • Posisi tubuh yang tidak tepat atau beban yang terlalu berat bisa membuat otot tidak bekerja sebagaimana mestinya. Tekanan justru dialihkan ke sendi dan tendon. Dari sinilah rasa sakit bisa muncul.
  • Form yang salah membuat otot tidak menerima stimulasi sebagaimana mestinya, membuat latihanmu tidak sepenuhnya sampai pada otot yang seharusnya dilatih. Akibatnya, perkembangan latihan terhambat.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di balik setiap gerakan olahraga, ada satu hal yang sering terlupakan, yaitu teknik. Banyak orang begitu bersemangat mengejar angka beban yang lebih berat, repetisi yang lebih banyak, atau tubuh yang lebih cepat terbentuk. Namun, semangat itu kerap membuat mereka lupa atau mengabaikan fondasi terpenting, yaitu form yang benar.

Tanpa teknik yang tepat, latihan yang seharusnya berbuah manis justru bisa terasa pahit. Progres melambat, bahkan risiko cedera meningkat tajam. Otot yang terasa pegal bukan selalu tanda keberhasilan, bisa jadi itu sinyal bahwa tubuh bekerja dengan cara yang keliru.

Kesalahan dalam memosisikan punggung, cara mengangkat beban, atau sudut lutut saat squat, misalnya, bisa berujung pada masalah besar. Karena itu, memahami dan menjaga form bukan sekadar detail teknis, melainkan kunci agar setiap setiap latihanmu efektif dan membuahkan hasil tanpa mengorbankan kesehatan.

1. Nyeri pada sendi, tendon, atau ligamen

Ada perbedaan tipis antara pegal otot setelah latihan dengan rasa nyeri yang menusuk di lutut, bahu, atau siku. Pegal biasanya terasa tumpul, datang perlahan, dan hilang seiring waktu. Namun, nyeri tajam yang muncul di sendi sering kali menjadi sinyal bahwa ada sesuatu yang keliru dalam teknik latihanmu.

Posisi tubuh yang tidak tepat atau beban yang terlalu berat bisa membuat otot tidak bekerja sebagaimana mestinya. Bukannya memperkuat tubuh, tekanan justru dialihkan ke sendi dan tendon. Dari sinilah rasa sakit bisa muncul, dan ini sebaiknya tidak kamu abaikan.

Pasalnya, nyeri yang dibiarkan berlanjut berisiko berkembang menjadi cedera jaringan lunak yang lebih serius. Karena itu, ketika rasa sakit tajam mulai terasa, hentikan latihan. Dengarkan tubuhmu, beri waktu untuk pulih, dan jangan ragu berkonsultasi dengan dokter atau fisioterapis agar masalah tidak makin parah.

2. Nyeri punggung bawah

Nyeri di punggung bawah, misalnya, menjadi keluhan yang kerap muncul setelah sesi angkat beban. Saat tubuh dipaksa mengangkat beban berat dengan teknik yang keliru, tulang belakang dan ligamen menanggung tekanan luar biasa. Jika kesalahan ini terus diulang, risiko yang lebih serius pun mengintai, contohnya hernia nukleus pulposus (HNP) atau herniasi diskus.

Gejala HNP biasanya muncul perlahan, seperti rasa nyeri menusuk atau kesemutan di punggung bawah yang kemudian menjalar hingga ke kaki. Jika mengalaminya, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.

Kuncinya ada pada postur. Menjaga posisi tubuh tetap netral saat mengangkat beban, terutama ketika melakukan gerakan besar seperti squat atau deadlift, adalah cara terbaik untuk melindungi punggung.

3. Cedera akibat gerakan berulang

Seorang laki-laki memegangi punggung atasnya, terasa sakit.
ilustrasi cedera punggung (pexels.com/Kindel Media)

Gerakan angkat beban memang terlihat sederhana, tetapi sifatnya yang repetitif membuat setiap detail teknik menjadi sangat penting.

Bahu, sebagai salah satu sendi paling kompleks dan paling sering digunakan, kerap menjadi korban ketika form kamu tidak tepat. Cedera pada rotator cuff atau robekan pada labrum bahu adalah dua masalah yang paling sering muncul. Tanda-tandanya kadang dimulai dari rasa lemah di bahu, bunyi kecil seperti "klik" saat sendi bergerak, hingga kesulitan mengangkat tangan tanpa rasa sakit. Mengabaikannya hanya akan memperburuk kondisi. Jadi, saat gejala mulai terasa, kurangi latihan dengan posisi tangan di atas kepala dan segera periksa bahumu.

4. Cedera lutut

Lutut sering kali menjadi titik lemah yang paling cepat memberi sinyal ketika kamu berlatih dengan mengabaikan teknik.

Gerakan squat atau lunge yang tampak sederhana bisa menjadi masalah jika dilakukan tanpa perhatian pada detail. Beban yang terlalu berat atau lutut yang tidak sejajar dengan arah kaki membuat tekanan besar jatuh tepat di bawah tempurung lutut.

Awalnya mungkin cuma terasa seperti ketidaknyamanan ringan, tetapi perlahan bisa berkembang menjadi peradangan yang menyakitkan.

Kuncinya ada pada teknik. Menjaga lutut agar tidak melewati ujung jari kaki dan memastikan posisi tulang punggung tetap netral saat menurunkan tubuh adalah fondasi yang sering dilupakan. Jangan lupakan detail ini, ya.

5. Tidak ada progres dalam latihan

Ada saat ketika latihan terasa stagnan. Berat yang diangkat tidak bertambah, repetisi tidak berubah, dan progres latihan seolah jalan di tempat, padahal kamu sudah disiplin latihan. Sering kali, penyebabnya bukan kurangnya usaha, melainkan cara tubuh bergerak yang tidak tepat.

Form yang salah membuat otot tidak menerima stimulasi sebagaimana mestinya. Gerakan yang keliru justru mengalihkan beban ke bagian tubuh lain, sehingga latihanmu tidak sepenuhnya sampai pada otot yang seharusnya dilatih. Akibatnya, perkembangan terhambat, dan hasil yang diharapkan tak kunjung terlihat.

Ada juga faktor lain yang kerap luput, yaitu latihan yang monoton. Saat kamu melakukan gerakan yang sama berulang-ulang, otot menjadi “terlalu nyaman”, yang akhirnya usus bisa berhenti merespons, berhenti berkembang, sederhananya menunggu tantangan baru untuk kembali tumbuh.

Kuncinya ada pada kombinasi teknik yang benar dan variasi latihan. Dengan memperbaiki form, setiap repetisi menjadi lebih efektif. Dengan menambah variasi, otot kembali terpicu untuk beradaptasi.

6. Ketidakseimbangan otot dan postur tubuh buruk

Seorang perempuan mengangkat beban ringan.
ilustrasi orang melakukan olahraga angkat beban ringan (pexels.com/MART PRODUCTION)

Kesalahan kecil dalam teknik latihan sering kali tidak terasa di awal. Namun, seiring waktu, efeknya mulai muncul perlahan, seperti otot bekerja tidak seimbang, sebagian menjadi terlalu dominan sementara yang lain tertinggal. Tubuh pun mulai beradaptasi dengan cara yang salah. Bahu yang tadinya tegap bisa jadi membungkuk, kepala condong ke depan, dan postur alami perlahan menghilang.

Perubahan ini juga bisa memicu nyeri kronis, kaku, dan menurunnya kelincahan dalam aktivitas sehari-hari.

7. Turunnya kepercayaan diri dan motivasi

Rasa frustrasi sering muncul ketika latihan tak menunjukkan hasil, atau lebih buruk lagi, saat tubuh mulai terasa sakit karena teknik yang keliru. Cedera ringan yang diabaikan bisa berujung pada rasa nyeri yang mengganggu, sementara progres yang mandek bisa bikin kamu kehilangan semangat.

Di sisi lain, memahami bahwa setiap gerakanmu dilakukan dengan form yang benar memberi kepuasan tersendiri. Tubuh terasa lebih stabil, latihan lebih efisien, dan kepercayaan diri pun tumbuh seiring dengan hasil yang mulai terlihat.

Teknik yang salah bukan hanya soal bentuk gerakan, tetapi juga tentang bagaimana tubuh beradaptasi terhadap tekanan. Ketika dilakukan terus-menerus, kesalahan kecil bisa memicu ketidakseimbangan otot, nyeri sendi, dan bahkan hilangnya motivasi. Itulah kenapa teknik harus selalu menjadi prioritas di atas ego. Dengan form yang benar, setiap repetisi menjadi investasi jangka panjang untuk kekuatan, mobilitas, dan kesehatan tubuh yang berkelanjutan.

Referensi

"Ask the Trainer: “What Are Common Signs of Incorrect Form in Strength Training?” CampusWell. Diakses pada Oktober 2025.

"Muscle Imbalances and Corrective Exercises: Restoring Balance and Preventing Injury." The Fitness Zone (Australian Institute of Fitness). Diakses pada Oktober 2025.

"Weightlifting Injury – Causes, Prevention & Recovery." Integre Hab. Diakses pada Oktober 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

Rekomendasi Posisi Tidur Ibu Hamil saat Asam Lambung Naik

25 Okt 2025, 22:02 WIBHealth