Benarkah Makan Daging Kambing Picu Hipertensi? Ini Faktanya

Daging kambing lebih sehat dibanding daging merah lain

Sumber protein bisa didapatkan dari daging. Selain mengandung protein, daging juga memiliki kandungan zat besi yang penting untuk pembentukan hemoglobin pada sel darah merah. 

Di Indonesia, ada berbagai menu olahan daging baik yang berasal dari daging sapi maupun daging kambing dengan rasa yang lezat. Namun, menu makanan berbahan daging kambing kerap kali dihindari oleh beberapa orang karena dianggap dapat meningkatkan tekanan darah. Benarkah makan daging kambing picu hipertensi? Berikut penjelasannya!

1. Benarkah daging kambing menyebabkan hipertensi?

Benarkah Makan Daging Kambing Picu Hipertensi? Ini Faktanyailustrasi sate kambing (unsplash.com/Ali Burhan)

Olahan berbahan daging kambing sering kali dihindari sebagian orang dengan alasan dapat memicu hipertensi. Adanya anggapan ini membuat sebagian orang enggan mengonsumsi daging kambing. Padahal, kabar tersebut tidak benar.

Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menerangkan bahwa anggapan daging kambing memicu hipertensi tidak didukung bukti ilmiah. Ini juga dibantah oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia lewat laman resminya.

Dijelaskan bahwa makan daging kambing tidak menyebabkan tekanan darah tinggi atau hipertensi. Sebab, kandungan lemak jenuh dalam daging kambing jauh lebih rendah. Daging kambing justru mengandung lemak tak jenuh yang bermanfaat untuk tubuh.

2. Daging kambing justru lebih sehat dibanding daging merah lainnya

Benarkah Makan Daging Kambing Picu Hipertensi? Ini Faktanyailustrasi daging (unsplash.com/Usman Yousaf)

Dilansir WebMD, daging kambing justru memiliki kandungan lemak yang lebih rendah jika dibandingkan dengan daging merah lainnya. Hal yang sama juga dijelaskan oleh Healthline, bahwa daging kambing termasuk salah satu daging yang paling dibanding daging merah lainnya. Ini karena daging kambing memiliki lemak jenuh dan kolesterol yang rendah.

Kandungan kalori pada daging kambing juga lebih rendah daripada daging merah lainnya. Daging kambing juga mengandung zat besi yang lebih tinggi daripada daging merah dan daging putih lainnya.

Baca Juga: Mengurangi Makan Daging Bisa Cegah Kanker? Ini Faktanya!

3. Kandungan nutrisi daging kambing

Benarkah Makan Daging Kambing Picu Hipertensi? Ini Faktanyailustrasi olahan daging (pexels.com/FOX)

Daging kambing mengandung berbagai nutrisi yang baik untuk tubuh, di antaranya protein, zat besi, vitamin, dan mineral. Dijelaskan United States Department of Agriculture, seporsi 100 gram daging kambing panggang mengandung:

  • Kalori: 143 kcal
  • Protein: 27,1 gram
  • Lemak total: 3,03 gram
  • Lemak jenuh: 0,93 gram
  • Kolesterol: 75 miligram (mg)
  • Kalsium: 17 mg
  • Zat besi: 3,73 mg
  • Fosfor: 201 mg
  • Potasium atau kalium: 405 mg
  • Natrium: 86 mg
  • Vitamin B12: 1,1 mikrogram (mcg)

4. Cara pengolahan memengaruhi nutrisi daging kambing

Benarkah Makan Daging Kambing Picu Hipertensi? Ini Faktanyailustrasi memasak makanan hingga matang (pexels.com/SenuScape)

Mungkin beberapa orang memang mendapati tekanan darah yang cenderung lebih tinggi setelah mengonsumsi hidangan daging kambing. Adapun faktor yang memicu tekanan darah tinggi setelah mengonsumsi daging kambing adalah karena kesalahan saat mengolahnya. Maka dari itu, penting untuk memperhatikan cara pengolahan dan bahan-bahan yang digunakan saat mengolah daging kambing.

Seperti dijelaskan dalam laman Direktorat P2PTM Kemenkes RI, pemicu hipertensi dalam hidangan berbahan daging kambing bukanlah dari daging kambing itu sendiri, melainkan dari garam.

Dijelaskan pula bahwa dari hasil pengamatan, semangkuk sup kambing rata-rata diberi satu sendok teh garam. Ini merupakan batas konsumsi garam harian yang disarankan oleh Kemenkes. Selain itu, garam juga bisa terkandung dalam kecap yang menjadi bumbu utama hidangan daging kambing.

5. Anjuran konsumsi garam di Indonesia

Benarkah Makan Daging Kambing Picu Hipertensi? Ini Faktanyailustrasi garam (unsplash.com/Joanna Kosinska)

Anjuran konsumsi garam di Indonesia telah diatur oleh Kemenkes, yaitu 2.000 mg natrium per orang per hari. Jumlah tersebut setara dengan 1 sendok teh garam per orang per hari atau 5 gram garam per orang per hari.

Maka dari itu, Direktorat P2PTM Kemenkes RI menyarankan untuk mengurangi konsumsi makanan dengan kadar garam tinggi. Selain itu, juga disarankan agar tidak menambah garam atau kecap pada makanan yang disajikan.

6. Garam dan lemak jenuh berlebih menjadi faktor risiko hipertensi

Benarkah Makan Daging Kambing Picu Hipertensi? Ini Faktanyailustrasi garam (pexels.com/Marek Kupiec)

American Heart Association menjelaskan bahwa hipertensi terjadi ketika kekuatan aliran darah yang mengalir di pembuluh darah terlalu tinggi. Tekanan darah yang dibiarkan tinggi menjadi faktor risiko serangan jantung, stroke, dan berbagai komplikasi lainnya.

Dilansir Badan Kesehatan Dunia (WHO), beberapa faktor risiko tekanan darah tinggi yang dapat diubah antara lain:

  • Konsumsi garam berlebih.
  • Konsumsi lemak jenuh dan lemak trans berlebih.
  • Kurangnya asupan buah dan sayur.
  • Aktivitas fisik yang kurang.
  • Kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol.
  • Kebiasaan merokok.
  • Memiliki berat badan berlebih.

Sementara itu, faktor risiko tekanan darah tinggi yang tidak dapat diubah yaitu:

  • Memiliki riwayat keluarga hipertensi.
  • Berusia lebih dari 65 tahun.
  • Memiliki penyakit penyerta seperti diabetes atau penyakit ginjal.

Selama dikonsumsi dalam jumlah terbatas, daging kambing tidak menyebabkan tekanan darah tinggi. Namun, pengolahan daging yang kurang tepat, seperti menambahkan banyak garam atau mengonsumsinya dalam jumlah yang berlebihan dapat memicu hipertensi. Maka dari itu, perhatikan pengolahan dan bahan-bahan yang digunakan saat mengolah daging kambing maupun daging merah lainnya agar nutrisinya tetap terjaga.

Baca Juga: 5 Hal yang Terjadi pada Tubuh saat Makan Daging Babi

Dewi Purwati Photo Verified Writer Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya