10 Alasan Kesehatan untuk Tidak Makan Sayur, Catat!

Ada kalanya kamu perlu menghindari makan sayur

Makan sayur telah menjadi salah satu strategi menjaga kesehatan. Sayuran memberikan banyak nutrisi  yang bermanfaat. Sayur juga menjadi cara untuk mendapatkan banyak nutrisi dengan jumlah kalori yang rendah. Intinya, konsumsi sayuran adalah salah satu perilaku yang paling terkait dengan pengelolaan berat badan jangka panjang, kesehatan, dan umur panjang.

Namun, ada kalanya kamu bisa melewatkan makan sayur, bahkan disarankan untuk menghindarinya. Kondisi medis tertentu memengaruhi caramu mencerna dan menyerap makanan. Misalnya, saat kamu sedang diare atau sakit perut, kamu mungkin perlu menghindari makanan berserat tinggi, termasuk sayuran. 

Selain itu, ada beberapa alasan lain untuk sesekali tidak makan sayur. Berikut alasannya.

1. Akan berolahraga

Saat mulai berolahraga, darah mengalir ke otot-otot yang sedang bekerja, dan lebih sedikit darah yang masuk ke perut yang dapat membantu mencerna makanan. Jika kamu baru saja makan dan makanannya tidak tercerna dengan baik, ini dapat menyebabkan rasa tidak nyaman di perut dan diare.

Untuk itu, dilansir Everyday Health, kamu disarankan untuk menghindari makanan berserat tinggi, seperti brokoli, beberapa jam sebelum latihan ketahanan. Sebaliknya, kamu bisa mengonsumsi karbohidrat yang mudah dicerna, seperti roti dengan selai kacang, pisang, atau sereal dengan susu.

2. Akan atau setelah operasi

10 Alasan Kesehatan untuk Tidak Makan Sayur, Catat!ilustrasi prosedur operasi (freepik.com/stefamerpik)

Kebanyakan orang disarankan untuk menghindari sayuran selama dua hingga enam minggu setelah menjalani operasi gastrointestinal untuk memberikan waktu bagi usus untuk pulih. Serat yang melewati saluran pencernaan adalah salah satu alasan mengapa diet rendah serat dianjurkan.

Mengutip dari University Health Network, kamu disarankan untuk menghindari makanan yang menimbulkan gas; seperti polong-polongan, brokoli, kembang kol, bawang merah, bawang putih atau kubis.

Langkah selanjutnya adalah memperkenalkan kembali makanan secara perlahan dan mengevaluasi bagaimana reaksi tubuh.

3. Nutrisi sayuran tidak sepadat yang diyakini

Makan wortel diyakini penting untuk kesehatan mata, bayam merupakan sumber utama zat besi, dan biji-bijian sereal merupakan sumber zink yang baik untuk tubuh. Namun, faktanya nutrisi dari sebagian besar sayuran tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan produk hewani. Selain itu, nutrisi dari tanaman sering kali kurang dapat diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh.

Sebagai contoh, wortel diyakini baik untuk penglihatan karena mengandung vitamin A. Namun, vitamin A dalam wortel hadir dalam bentuk yang disebut karotenoid.

Karotenoid adalah prekursor vitamin A. Tubuh harus mengubahnya menjadi bentuk vitamin A yang dapat digunakan, dan ini bukanlah proses yang efisien.

Studi menunjukkan bahwa satu jam setelah dikonsumsi, tubuh menyerap kurang dari 5 persen vitamin A karotenoid, tetapi 30 persen vitamin A retinol ditemukan pada produk hewani (Nutrients, 2013). 

Baca Juga: 5 Sayuran Ini Ternyata Tinggi Kandungan Protein

4. Racun tanaman dan antinutrien

10 Alasan Kesehatan untuk Tidak Makan Sayur, Catat!ilustrasi menyiapkan bahan sayuran (freepik.com/KamranAydinov)

Kebanyakan orang menganggap tumbuhan sebagai sesuatu yang tidak berbahaya dan sehat. Namun, evolusi telah membuat tanaman dilengkapi dengan persenjataan mekanisme pertahanan tanaman yang luas.

Tumbuhan telah mengembangkan kumpulan racun untuk menangkis predator. Menurut studi lampau, peneliti memperkirakan kita mengonsumsi sekitar 1,5 gram pestisida alami setiap hari. Hal ini berarti hampir 10.000 kali lebih banyak pestisida alami dibandingkan senyawa sintetis (Proceedings of the National Academy of Sciences, 1990).

Selain racun alami, tumbuhan juga mengandung zat antigizi. Ini adalah senyawa yang mengganggu enzim pencernaan dan mengikat mineral, menyebabkan defisiensi dan permeabilitas usus, yang selanjutnya meningkatkan peradangan dan gangguan autoimun.

5. Kembung dan sering kentut

Beberapa sayuran menyebabkan sering kembung dan kentut sehingga mungkin perlu dihindari pada saat-saat tertentu. Sayuran yang paling dikenal menyebabkan gas dan kembung karena kandungan seratnya antara lain brokoli, kubis Brussel, kubis, dan asparagus. 

Gas berlebih juga bisa terjadi saat kamu mencoba mengonsumsi banyak serat padahal kamu tidak terbiasa. Jika kamu mencoba meningkatkan asupan serat, kamu disarankan untuk menambahkan satu atau dua porsi sehari selama seminggu, dan kemudian menambahkan lebih banyak serat sedikit demi sedikit untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan.

6. Kontaminasi bakteri

10 Alasan Kesehatan untuk Tidak Makan Sayur, Catat!ilustrasi sayuran (pixabay.com/congerdesign-509903)

Salah satu alasan utama mengapa kamu sebaiknya tidak makan sayur mentah adalah karena ini sering kali terkontaminasi bakteri berbahaya, seperti Listeria, E. coli, dan Klebsiella.

Listeria adalah bakteri menular yang berada di tanah dan air. Sayuran bisa terkontaminasi jika bersentuhan dengan tanah dan pupuk kandang.

Sebuah studi dilakukan untuk mengidentifikasi berbagai kontaminasi mikroba pada produk segar. Hasilnya, dari 105 sampel buah dan sayuran segar yang diimpor dari berbagai negara, bakteri yang berpotensi membahayakan terdapat pada 60 persen buah dan 91 persen sayuran (International Journal of Microbiology, 2016).

Lebih detail, 20 persen buah-buahan dan 42 persen sayuran mengandung Enterococcus, E. coli, dan S. aureus ditemukan pada 22 persen buah-buahan dan 7 persen sayuran. 

7. Asam lambung

Bagi siapa pun yang memiliki riwayat refluks asam lambung, perlu menghindari tomat dan produk turunannya. Alasannya, tomat bersifat asam, dan saat asam lambung bertemu dengan makanan asam, gejala mulas yang tidak nyaman dan penyakit refluks semakin parah. 

Selain tomat, sayuran dan buah-buahan asam lain mungkin perlu dihindari orang dengan asam lambung. Untuk mengidentifikasi makanan lain yang menyebabkan refluks asam lambung dan sensasi terbakar pada kerongkongan, kamu perlu menyimpan catatan makanan untuk melacak apa yang kamu makan dan bagaimana perasaanmu setelahnya.

8. Sayur yang kamu makan adalah sayur kalengan

10 Alasan Kesehatan untuk Tidak Makan Sayur, Catat!ilustrasi sayur kalengan (flickr.com/Salvation Army USA West)

Pada dasarnya asupan natrium harus dibatasi, apalagi untuk orang-orang dengan hipertensi atau penyakit jantung. Sebisa mungkin sayuran kalengan harus dihindari.

Pasalnya, kadang sayuran kalengan mengandung setengah dari jumlah natrium harian yang direkomendasikan.

Menurut Kementerian Kesehatan RI, anjuran konsumsi garam adalah 2.000 mg natrium per orang per hari, atau setara dengan satu sendok teh garam per orang per hari atau 5 gram per orang per hari.

Kalau memang ingin menggunakan sayuran kalengan, pilihlah yang versi tanpa garam atau rendah sodium. Sayuran tertentu, termasuk jagung dan kacang polong, juga bisa dibilas untuk menghilangkan sebagian kandungan garamnya, dilansir Everyday Health.

9. Mengalami perburukan gejala penyakit Crohn

Penyakit Crohn adalah kondisi kronis atau jangka panjang yang menyebabkan inflamasi pada saluran pencernaan. Ini merupakan jenis penyakit radang usus.

Pada orang dengan penyakit ini yang sedang mengalami perburukan gejala (flare-up), disarankan untuk makan makanan yang lembut buat lambung dan usus untuk membantu penyembuhan saluran pencernaan.

Meskipun tidak optimal untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan, tetapi pasien penyakit Crohn perlu mengurangi buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian selama suatu episode. Diet rendah serat dapat membantu. Namun, jika sudah pulih, penting untuk mengonsumsi makanan tinggi nutrisi yang mencakup sayuran.

10. Gejala IBS kambuh

10 Alasan Kesehatan untuk Tidak Makan Sayur, Catat!Ilustrasi perempuan sakit perut(freepik.com/benzoix)

Irritable bowel syndrome (IBS) atau sindrom iritasi usus besar adalah gangguan pencernaan kronis yang memengaruhi usus besar.

Mirip dengan penyakit Crohn, orang-orang dengan IBS bisa mendapatkan manfaat dari diet rendah serat untuk membantu mencegah kembung, sakit perut, kram, dan diare.

Penting bagi orang-orang dengan IBS untuk mempelajari makanan yang bisa ditoleransi dalam pola makan sehari-hari. Mencoba menghindari makanan berserat tinggi bisa menjadi tes yang baik untuk mengetahui apakah itu membantu meredakan gejala.

Pada dasarnya, sayuran adalah bagian penting dalam menjaga kesehatan. Namun, harus diakui ada kalanya kamu perlu membatasi atau bahkan menghindari makan sayur.

Baca Juga: 5 Sayur Hijau Kaya Asam Folat untuk Ibu Hamil, Mampu Cegah Stunting

Topik:

  • Nurulia R F
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya