Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa perbedaan air mineral dan demineral paling dasar adalah bagaimana air tersebut didapat. Jika air mineral diambil tanpa melewati banyak proses, air demineral justru harus melalui banyak penyaringan. Hasilnya, kedua air memiliki komposisi yang berbeda.
Perbedaan komponen pengusung tersebut membuat keduanya digunakan dalam hal yang berbeda, serta memiliki manfaat dan risiko yang berbeda pula, di antaranya:
Manfaat air mineral dan risikonya
Mengingat komposisinya yang unik dan kaya akan senyawa bermanfaat bagi tubuh, air mineral klaimnya punya fungsi kesehatan yang lebih baik. Oleh karenanya, air mineral banyak digunakan sebagai air konsumsi. Beberapa efek baik air mineral bagi tubuh termasuk:
Meningkatkan kesehatan tulang, karena kaya akan kalsium yang mendukung kepadatan massa tulang
Menurunkan tekanan darah. Air minum yang tinggi magnesium dan kalsium dengan tingkat tekanan darah yang secara signifikan lebih rendah, melansir Journal of the American Heart Association
Bermanfaat bagi kesehatan jantung. Tekanan darah yang menurun dan stabil secara aktif berkontribusi menunjang kesehatan jantung. Meski demikian, masih perlu penelitian lebih lanjut untuk mengukur bagaimana air mineral memengaruhi kesehatan jantung
Mengatasi sembelit. Magnesium dalam air mineral bisa berperan mengatasi sembelit. Magnesium menarik air ke dalam usus dan melemaskan otot-otot usus, sehingga kotoran lebih mudah dikeluarkan.
Meski klaimnya baik untuk kesehatan tubuh, terlalu banyak mineral juga tidak baik. Beberapa merek mungkin mengandung sodium yang terlalu tinggi, khususnya bagi individu yang sedang diet sodium. Sementara itu, isu kandungan mikroplastik dalam air kemasan masih jadi risiko efek samping yang perlu diperhatikan.
Di luar daripada itu, air mineral dengan karbonasi mungkin dapat merusak enamel gigi. Untuk itu, kamu tetap perlu mengontrol konsumsi minuman berkarbonasi, bahkan jika itu 'hanya' air mineral.
Manfaat air demineral dan risikonya
Berkat sifatnya yang bebas mineral, air demineral acap digunakan untuk keperluan industri dan ilmiah. Termasuk untuk pengujian laboratorium, mencuci mobil, air cucian pembuatan chip komputer, optimalisasi sel bahan bakar, setrika uap, hingga dan aplikasi pengangkat uap.
Berbeda dengan air mineral, air demineral tidak boleh digunakan sebagai air konsumsi. Pasalnya, air ini mungkin mengandung lebih sedikit kebutuhan mineral dalam tubuh. Risikonya dapat memengaruhi kesehatan kardiovaskular, kepadatan tulang, dan hilangnya nutrisi tertentu.
Memasak dengan air demineralisasi menyebabkan hilangnya banyak elemen penting dari makanan. Rasa air tersebut pun konon kurang enak sehingga membuat seseorang enggan meminumnya.
Perbedaan air mineral dan demineral paling dasar ada pada proses pembuatannya. Kenali manfaat dan risikonya, serta jangan asal konsumsi, ya!