6 Dampak Istighfar bagi Psikologis, Bikin Hati Lebih Tenang!

Istighfar bukan sekadar ucapan untuk meminta ampunan, tetapi juga punya manfaat luar biasa bagi kesehatan mental. Penelitian menunjukkan bahwa refleksi diri dan memaafkan diri sendiri bisa mengurangi stres, meningkatkan kebahagiaan, dan membantu seseorang lebih tenang dalam menghadapi hidup.
Tak hanya itu, kebiasaan istighfar juga dapat memengaruhi cara seseorang mengelola emosi dan meningkatkan kualitas hidup. Berikut enam dampak positif istighfar bagi psikologis yang tidak banyak orang tahu.
1. Istighfar dapat mengurangi stres dan kecemasan

Ketika seseorang mengucapkan istighfar, mereka sedang mengakui kesalahan sekaligus mencari ketenangan batin. Ini mirip dengan terapi self-forgiveness yang sering direkomendasikan oleh psikolog.
Sebuah penelitian dari Journal of Positive Psychology menunjukkan bahwa memaafkan diri sendiri dapat mengurangi tingkat stres dan kecemasan. Jadi, istighfar bukan cuma soal spiritual, tapi juga bisa jadi "pelarian" dari overthinking yang bikin kepala pusing!
2. Istighfar membantu meningkatkan rasa tenang dan bahagia

Pernah ngerasa plong setelah ngucapin "Astaghfirullah" dengan sungguh-sungguh? Itu bukan halusinasi, tapi efek nyata dari pelepasan beban mental.
Penelitian dari Harvard Medical School menemukan bahwa mengakui kesalahan dan meminta maaf bisa menurunkan tekanan darah serta meningkatkan hormon serotonin—hormon kebahagiaan. Jadi, rajin istighfar bisa bikin hati lebih tenang dan nggak gampang meledak-ledak emosinya.
3. Istighfar membantu mengatasi rasa bersalah yang berlebihan

Rasa bersalah itu perlu, tapi kalau kebanyakan justru bisa merusak mental. Orang yang sering merasa bersalah biasanya lebih rentan mengalami depresi. Nah, istighfar bisa jadi cara untuk mengelola perasaan itu dengan sehat.
Dalam psikologi, ada konsep self-compassion yang diajarkan oleh Dr. Kristin Neff, yaitu kemampuan untuk bersikap lembut pada diri sendiri saat melakukan kesalahan. Dengan istighfar, kita diajak buat nggak terlalu keras pada diri sendiri dan lebih fokus ke perbaikan, bukan penyesalan berlarut-larut.
4. Istighfar dapat meningkatkan kualitas tidur

Pikiran yang penuh beban sering bikin sulit tidur, kan? Studi dari National Sleep Foundation menyebutkan bahwa refleksi diri sebelum tidur dapat meningkatkan kualitas tidur.
Sementara itu, Positive Psychology juga menjelaskan bahwa memaafkan diri sendiri sebelum tidur bisa membantu seseorang lebih cepat tidur dan merasa lebih rileks saat bangun. Jadi, kalau sering susah tidur karena overthinking, coba biasakan istighfar agar hati lebih tenang.
5. Istighfar mengurangi emosi negatif seperti marah dan iri

Pernah nggak ngerasa lebih kalem setelah istighfar saat lagi kesel? Itu karena istighfar bisa menurunkan intensitas emosi negatif.
Dalam penelitian yang diterbitkan di Frontiers in Psychology, disebutkan bahwa praktik spiritual dan refleksi diri bisa membantu mengendalikan impuls negatif, termasuk rasa marah dan iri hati. Ini karena saat kita istighfar, kita secara nggak sadar sedang melatih kesabaran dan kebesaran hati.
6. Istighfar meningkatkan rasa syukur dan optimisme

Sering istighfar juga bisa bikin kita lebih bersyukur dan nggak gampang mengeluh. Kenapa? Karena saat kita meminta ampun, kita sadar bahwa masih banyak hal baik yang bisa disyukuri.
Psikolog dari University of California, Berkeley menemukan bahwa orang yang rajin bersyukur cenderung lebih bahagia dan punya pandangan hidup lebih positif. Jadi, selain bikin dosa berkurang, istighfar juga bisa bikin mental kita lebih kuat menghadapi hidup!
Siapa sangka, satu kebiasaan seperti istighfar bisa berdampak besar buat kesehatan mental? Dari mengurangi stres sampai bikin tidur lebih nyenyak, manfaatnya nggak main-main! Jadi, kalau selama ini kamu cuma istighfar pas lagi panik atau ketahuan salah, coba deh mulai biasakan lebih sering. Nggak ada ruginya, malah bikin hati lebih damai!