Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah HMPV Berpotensi menjadi Pandemi?

ilustrasi infeksi saluran pernapasan (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)
ilustrasi infeksi saluran pernapasan (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)
Intinya sih...
  • HMPV ditemukan pada tahun 2001 dan telah tersebar di seluruh dunia, memengaruhi anak-anak hingga lansia.
  • Para ahli menyatakan HMPV tidak memiliki potensi untuk menjadi pandemi global seperti COVID-19, tetapi tetap perlu melakukan strategi pencegahan penularan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Lima tahun yang lalu, dunia telah menyaksikan dampak dahsyat dari pandemi COVID-19 yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan global.

Di tengah upaya untuk mengendalikan penyebaran penyakit menular, muncul kekhawatiran baru tentang human metapneumovirus (HMPV), virus yang mulai menarik perhatian para ilmuwan dan masyarakat umum. Pihak berwenang China pertama kali mengeluarkan peringatan tentang HMPV pada tahun 2023, tetapi laporan media menunjukkan kasus mungkin meningkat lagi selama musim dingin.

Bagi kebanyakan pasien, HMPV akan menyebabkan gejala yang mirip dengan pilek atau flu. Meskipun saat ini masih dalam tahap penelitian, tetapi banyak yang bertanya-tanya apakah HMPV memiliki potensi untuk menjadi pandemi global.

Di sini akan dibahas apakah HMPV berpotensi menjadi pandemi dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegah terkena infeksi ini.

1. Apa itu HMPV?

HMPV bukanlah virus kemarin sore. HMPV pertama kali ditemukan pada tahun 2001 oleh para ilmuwan dari Belanda pada sekelompok anak-anak yang menunjukkan hasil tes negatif untuk virus pernapasan lain yang diketahui. Namun, bukti menunjukkan bahwa HMPV sudah ada sejak lama. Sampel dari tahun 1950-an menunjukkan adanya antibodi terhadap virus ini, menandakan infeksi sudah umum terjadi beberapa dekade lalu.

Penelitian menunjukkan bahwa HMPV ditemukan hampir di seluruh dunia. Di Australia, sebelum pandemi COVID-19, HMPV adalah virus ketiga paling umum yang ditemukan pada anak-anak dan dewasa dengan infeksi pernapasan, setelah influenza dan respiratory syncytial virus (RSV)

Seperti influenza, HMPV lebih berisiko bagi bayi dan lansia. Mayoritas anak sudah terpapar HMPV pada usia 5 tahun, yang mengurangi keparahan infeksi di masa mendatang.

Pada anak-anak, HMPV umumnya menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas dengan gejala seperti pilek, sakit tenggorokan, demam, dan infeksi telinga, yang biasanya hilang dalam beberapa hari hingga seminggu.

2. Kasus di China

ilustrasi China (pexels.com/hitesh choudhary)
ilustrasi China (pexels.com/hitesh choudhary)

Berita tentang HMPV menjadi trending topic di beberapa negara setelah pada Desember 2024 CDC China melaporkan adanya peningkatan tren dalam infeksi virus pernapasan, termasuk influenza musiman, rhinovirus, RSV, dan HMPV. Berita ini langsung menimbulkan kekhawatiran di berbagai negara di dunia.

Namun, pihak berwenang Tiongkok melaporkan bahwa sistem perawatan kesehatan di sana tidak mengalami kewalahan dan tidak ada deklarasi darurat. Beberapa negara belahan bumi utara beriklim sedang lainnya juga melaporkan peningkatan penyakit mirip influenza dan/atau infeksi pernapasan akut dalam beberapa minggu terakhir, mengikuti tren musiman yang biasa. 

3. Mengapa tiba-tiba ada banyak laporan kasus masalah pernapasan?

Sejak pandemi COVID-19, pola banyak infeksi pernapasan telah berubah. Misalnya, di Australia, musim influenza memuncak pada bulan Juni–Juli, sementara sebelumnya adalah Agustus–September. Australia dan beberapa negara lainnya juga melaporkan peningkatan jumlah kasus batuk rejan atau pertusis. 

Ada banyak faktor yang mungkin memengaruhi epidemiologi patogen pernapasan. Ini termasuk gangguan penularan virus pernapasan karena tindakan kesehatan masyarakat yang diambil selama pandemi COVID-19, faktor lingkungan seperti perubahan iklim, dan perubahan pascapandemik dalam cakupan vaksin. Seperti di Indonesia, kasus flu dan pilek banyak terjadi selama musim hujan dan musim pancaroba.

4. Apakah HMPV berpotensi menjadi pandemik?

ilustrasi gejala seperti flu (freepik.com/freepik)
ilustrasi gejala seperti flu (freepik.com/freepik)

Kabar baiknya, HMPV diperkirakan tidak akan berkembang menjadi pandemi. Para ahli mengatakan tidak perlu khawatir, karena situasi HMPV lain dengan COVID-19 .

Salah satu alasan utamanya adalah HMPV telah tersebar di seluruh dunia sejak beberapa dekade dan banyak orang dewasa telah terpapar. Karenanya, banyak orang telah membangun kekebalan tubuh dari virus ini, sesuatu yang tidak terjadi pada COVID-19. Selain itu, tidak ada bukti HMPV telah bermutasi menjadi penyakit yang lebih serius.

Pandemi terjadi ketika virus yang benar-benar baru memasuki populasi manusia, seperti COVID-19. Sementara itu, HMPV bukanlah virus yang baru. Selain itu, meskipun HMPV bermutasi dan berubah seiring waktu, tetapi perubahan virus ini terjadi secara bertahap dan berdasarkan galur yang beredar sebelumnya. 

5. Mencegah infeksi

Meskipun potensi pandemik HMPV kecil, tetapi virus ini dapat menyebabkan penyakit serius pada sebagian orang dan gejala yang cukup mengganggu.

Selain itu, karena tidak ada vaksin yang tersedia untuk mencegah HMPV, strategi terbaik adalah mencoba dan menghindari penularannya dengan mempraktikkan kebiasaan yang baik.

Sama seperti penyakit pernapasan lainnya, HMPV ditularkan melalui percikan air liur atau mukosa hidung. Oleh sebab itu, tindakan kebersihan pribadi dan menghindari kontak dekat dengan orang lain saat tidak sehat dapat mengurangi risiko penularan.

Jadi, HMPV diyakini tidak berpotensi berubah menjadi pandemi. Walaupun begitu, kamu tetap wajib melakukan strategi pencegahan agar tidak tertular penyakit ini.

Referensi 

"What is HMPV, and Should We Fear Another Pandemic?" NewsNation. Diakses pada Januari 2025.
"HMPV May be Spreading in China. Here’s What to Know about This Virus – and Why It’s Not Cause for Alarm." The Conversation. Diakses pada Januari 2025. 
"Everything you Need to Know about Human Metapneumovirus (HMPV)." VaccinesWork. Diakses pada Januari 2025. 
Van Den Hoogen, B. G., De Jong, J. C., Groen, J., Kuiken, T., De Groot, R., Fouchier, R. A., & Osterhaus, A. D. (2001). "A newly discovered human pneumovirus isolated from young children with respiratory tract disease." Nature Medicine, 7(6), 719–724. https://doi.org/10.1038/89098

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Eka Amira Yasien
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us