Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Orang Dewasa Bisa Cacingan? Ini Faktanya!

ilustrasi seorang perempuan yang mengalami sakit perut karena cacingan (freepik.com/Benzoix)
ilustrasi seorang perempuan yang mengalami sakit perut karena cacingan (freepik.com/Benzoix)

Cacingan atau infeksi cacing sangat identik dengan anak-anak. Biasanya terjadi pada anak-anak pra-sekolah. Hal ini wajar mengingat di usia ini, anak-anak selalu penasaran dan lebih aktif. Mereka gak ragu mencoba, menyentuh, atau mungkin bahkan memasukkan apapun ke mulutnya. Di usia ini, mereka juga belum sadar mengenai pentingnya mencuci tangan atau kebersihan tubuh.

Untuk mencegah cacingan, biasanya orang tua akan memberikan obat cacing setiap 6 bulan sekali. Gak jarang pihak sekolah juga akan memberikan obat cacing gratis untuk mencegah terjadinya cacingan pada anak-anak. Pertanyaannya, apakah cacingan hanya menyerang pada anak-anak? Apakah orang dewasa bisa cacingan? Berikut jawabannya!

1. Cacingan merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit

gambar jalanan yang penuh orang (unsplash.com/Tony Hsu)
gambar jalanan yang penuh orang (unsplash.com/Tony Hsu)

Cacingan termasuk penyakit yang disebabkan oleh parasit. Dalam hal ini, cacing masuk dan bertahan hidup dengan mengambil nutrisi dari tubuh manusia. Menurut World Health Organization (WHO), cacingan merupakan salah satu jenis infeksi paling umum. Pada tahun 2019 lalu, sekitar 1,5 miliar atau 24 persen dari populasi dunia mengalami infeksi cacing. Dilansir Cleveland Clinic, biasanya cacing masuk dalam bentuk telur melalui mulut.

Di dalam tubuh, telur cacing kemudian menetas dan menjadi larva, lalu berkembang biak di usus. Jenis cacing seperti cacing tambang bahkan bisa menembus kulit manusia dalam bentuk larva. Selain cacing tambang, cacing kremi, cacing gelang, ascaris, cacing cambuk, dan cacing pita juga merupakan beberapa jenis cacing lain yang seringkali ditemukan menginfeksi tubuh manusia. 

2. Gak hanya anak-anak, orang dewasa juga bisa cacingan

gambar anak-anak dan orang dewasa sedang cuci tangan (unsplash.com/Liz Martin)
gambar anak-anak dan orang dewasa sedang cuci tangan (unsplash.com/Liz Martin)

Cacingan identik dengan anak-anak. Nyatanya dari 1,5 miliar orang yang terkena cacingan, sebanyak 260 juta pasien adalah anak pra-sekolah, dan 654 juta lainnya adalah anak-anak sekolah. Di fase ini, wajar jika mereka lebih rentan terkena cacingan. Pasalnya, anak-anak cenderung abai dengan kebersihan diri sendiri.

Namun apakah itu artinya cacingan hanya diderita oleh anak-anak? Well, cacing memang banyak menyerang anak, tetapi sebetulnya penyakit satu ini gak pandang bulu dalam memilih korbannya. Hal ini disebabkan karena cacingan bisa terjadi karena banyak faktor.

Dilansir Medical News Today, selain kebersihan diri, konsumsi daging mentah, sanitasi yang buruk, dan konsumsi air yang kurang bersih juga menjadi beberapa faktor yang dapat menjadi jalan bagi cacing masuk untuk ke dalam tubuh. Dalam banyak kasus, orang yang sering berjalan tanpa alas kaki juga punya risiko besar terkena cacingan. Sementara orang dewasa lebih aware terhadap kebersihan diri, gak sedikit dari kita masih suka makan sembarangan. Banyak orang juga hidup di lingkungan yang kurang bersih sehingga meningkatkan risiko cacingan pada orang dewasa.

3. Cacingan juga bisa menyebabkan komplikasi pada tubuh

ilustrasi seorang perempuan yang mengalami sakit perut karena cacingan (freepik.com/Benzoix)
ilustrasi seorang perempuan yang mengalami sakit perut karena cacingan (freepik.com/Benzoix)

Sama seperti penyakit lain, cacingan juga kerap menunjukkan gejala tertentu. Sayangnya karena gejalanya gak selalu spesifik, orang seringkali salah mengartikannya menjadi penyakit lain. Gejala cacingan umumnya meliputi sakit perut, diare, mual, muntah, perut kembung, lelah, penurunan berat badan, perut yang terasa nyeri, bahkan menyebabkan disentri atau buang air besar berdarah. Dalam banyak kasus, gak jarang penderitanya juga menemukan cacing di feses saat buang air besar.

Dilansir Cleveland Clinic, jika gak segera ditangani, cacingan juga memicu terjadinya berbagai komplikasi. Mulai dari obstruksi usus atau penyumbatan usus di saluran cerna yang disebabkan oleh terlalu banyak cacing di usus sehingga menyumbat sistem saluran pencernaan. Pendarahan parah yang disebabkan oleh pankreatitis atau peradangan pankreas, kolesistitis atau peradangan kandung empedu, hingga kolangitis atau peradangan saluran empedu.

Jika cacing melewati paru-paru atau kulit saat bermigrasi ke usus, penderita cacingan juga akan mengalami masalah pernapasan, batuk kering, dan sakit tenggorokan. Terakhir, sama seperti parasit lain, cacing juga bertahan hidup dengan mengambil sejumlah nutrisi yang ada di dalam tubuh manusia. Dalam jangka waktu panjang, hal ini akan membuat kita mengalami kekurangan nutrisi atau malnutrisi. Pada anak-anak, malnutrisi dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan anak.

4. Cara mengobati cacingan pada orang dewasa

gambar seorang dokter (unsplash.com/Online Marketing)
gambar seorang dokter (unsplash.com/Online Marketing)

Cacingan umumnya merupakan penyakit ringan, di mana mayoritas penyakit disebabkan oleh cacing kremi yang bisa diatasi dengan obat-obatan. Namun dalam kasus cacingan yang lebih serius, obat-obatan di apotek jelas gak cukup. Dilansir Very Well Health, kamu harus segera mengunjungi dokter terutama ketika mengalami penurunan berat badan, ruam dan gatal pada kulit, demam, muntah, diare, hingga menemukan darah atau lendir di feses.

Nantinya dokter akan melakukan beberapa tes yang meliputi pemeriksaan feses untuk mendeteksi keberadaan cacing atau telurnya, endoskopi di mana sebuah tabung dimasukkan ke dalam mulut untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi usus dan mencari tanda keberadaan cacing, dan tes darah. Gak jarang, pasien juga harus melakukan tes pencitraan resonansi magnetik (MRI) untuk mencaritahu apakah ada infeksi pada organ dalam tubuh. 

Cacingan jelas bukan penyakit yang bisa disepelekan. Selain menyebabkan berbagai komplikasi, cacingan juga kerap terjadi berulang kali. Nah supaya kejadian serupa gak datang dua kali, kamu bisa melakukan berbagai tindakan pencegahan. Mulai dari menjaga kebersihan diri, mencuci tangan dan kaki setelah aktivitas, membersihkan lingkungan rumah, menghindari konsumsi daging setengah matang, hingga mengonsumsi obat cacing secara rutin setiap 6 bulan sekali.

Referensi

"Intestinal Parasites". Cleveland Clinic. Diakses September 2025.

"Soil-transmitted helminth infections". WHO. Diakses September 2025.

"Intestinal worms in humans and their symptoms". Medical News Today. Diakses September 2025.

"Ascariasis". Cleveland Clinic. Diakses September 2025.

"What Are Intestinal Worms?". Healthline. Diakses September 2025.

"Symptoms of Intestinal Worms and How to Get Rid of Them". Verywell Health. Diakses September 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us

Latest in Health

See More

Apakah Baby Oil Bisa untuk Wajah? Pahami Cara Pakainya

09 Sep 2025, 16:07 WIBHealth