Pityariasis Alba: Gejala, Penyebab, hingga Pencegahan

Menyerang anak-anak usia 3-12 tahun

Pityariasis alba merupakan kelainan kulit yang paling banyak menyerang anak-anak dan kaum muda. Kondisi ini terkait dengan eksim, gangguan kulit umum yang menyebabkan ruam bersisik dan gatal. Penderita pityariasis alba mengembangkan bercak merah atau merah muda pada kulit yang berbentuk bulat atau oval. Bercak ini biasanya terdapat pada wajah, tetapi bisa juga muncul di bagian tubuh lainnya.

Kelainan kulit ini, jinak dan tidak menular (non-kanker) yang dapat menyerang anak-anak perempuan maupun laki-laki yang  berusia 3-12 tahun, namun sekitar 90 persen kasus pityariasis alba menyerang anak-anak di bawah usia 12 tahun. Pityariasis alba ini paling sering terjadi pada orang yang memiliki riwayat atopi, tapi dapat terjadi pula pada nonatopi.

Penyakit ini dikaitkan dengan dermatitis nonspesifik residual dengan hipopigmentasi pasca inflamasi. Untuk mengetahui gejala, penyebab, pengobatan hingga pencegahan, simak artikel berikut:

1. Gejala

Pityariasis Alba: Gejala, Penyebab, hingga Pencegahanpixabay.com/Kjerstin_Michaela

Mengutip dari Healthline, orang dengan pityariasis alba memiliki bercak bulat, oval, atau berbentuk tidak beraturan dari kulit merah muda pucat atau merah. Bercak ini biasanya bersisik dan kering. Biasanya muncul di wajah (umumnya), lengan bagian atas, leher, dada.

Bintik merah muda atau merah pucat dapat memeudar menjadi bercak berwana terang setelah beberapa minggu, yang biasanya dapat hilang dalam beberapa bulan, tetapi juga bisa bertahan selama beberapa tahun. Bercak itu paling terlihat ketika udara lebih kering. Selama musim kemarau (panas), bintik-bintik dapat mudah dilihat ketika kulit di sekitarnya menjadi kecokelatan.

Baca Juga: Mengenal Leishmaniasis, Penyakit Kulit yang Ditularkan Lalat Pasir 

2. Penyebab

Pityariasis Alba: Gejala, Penyebab, hingga PencegahanWebmd.com

Tidak diketahui apa penyebab pitiasis alba. Namun, menurut American Osteopathic College of Dermatology, pityariasis alba dikaitkan dengan eksim. Eksim adalah istilah umum yang menggambarkan sekelompok kondisi yang menyebabkan ruam gatal dan bengkak pada kulit. Eksim dapat disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif merespons iritasi secara agresif.

Pityariasis alba terjadi karena terlalu banyak menggunakan kortikosteroid topikal saat mengobati eksim yang menyebabkan area ruam tidak merata menjadi lebih terang saat sembuh. Gangguan genetik tertentu, yang dapat menyebabkan hipopigmentasi kulit karena berkurangnya aktivitas melanosit, sel-sel yang memproduksi pigmen melanin.

3. Diagnosis

Pityariasis Alba: Gejala, Penyebab, hingga Pencegahanilustrasi pemerikasaan dengan sinar ultraviolet (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pityariasis alba dapat didiagnosis dengan:

  • Pemeriksaan lampu wood: menggunakan sinar ultraviolet (UV) genggam untuk menyoroti perbedaan warna kulit. Biasanya digunakan dokter kulit di ruangan yang gelap. Hipopigmentasi pityariasis alba tidak meningkat dan tidak fluoresensi.
  • Kalium hidroksida: digunakan untuk mendiagnosis infeksi jamur seperti tinea versikolor atau kondisi jamur lainnya. Tes ini dilakukan dengan cara kulit dikerok ringan untuk menghilangkan beberapa sel kulit di bawah mikroskop. Proses ini membuat jamur lebih mudah dilihat.

Mengutip Verywell Health, mendignosis pityariasis alba tidak mudah kerena banyak penyakit yang serupa seperti vitiligo dan tinea corporis (kurap). Bercak vitiligo muncul akibat terpapar sinar matahari, begitu pula pityariasis alba juga berkembang karena terpapar sinar matahari. Namun, belum jelas apakah paparan sinar matahari memicu kondisi tersebut.

4. Pengobatan

Pityariasis Alba: Gejala, Penyebab, hingga Pencegahanpexels.com/Sora shimazaki

Melansir HonestDocs, pada kasus biasa pityariasis alba tidak butuh pengobatan dan dapat hilang dengan sendirinya. Dokter akan meresepkan krim pelembab yang dinilai aman terutama pada pasien di bawah usia 2 tahun.

Berikut pengobatan untuk petyariasis alba:

  • Imunomodulator: salep tacrolimus 0,1 persen dan krim pimecrolimus 1 persen. Keduanya merupakan imunomodulator yang dapat digunakan terutama pada kasus kelainan genetik terkait pityariasis alba. Pimecrolimus 1 persen biasanya diberikan dalam kurun waktu tiga bulan.
  • Kortikosteroid: obat seperti steroid flucinolone, hidrokortison 1 persen, dan desoid guna mencegah inflamasi dan membantu mempercepat repigentasi. Obat ini memerlukan perhatian khusus terutama pada anak-anak di bawah 2 tahun.
  • Perawatan pelembab: emolien ringan, seperti pertroleum jelly dan krim, dapat mengurangi kulit bersisik.

Apoteker dapat merekomendasikan perawatan kulit yang dijual bebas untuk membantu mengatasi gejala seperti gatal atau perubahan warna. Penderita petyariasis alba harus ke dokter ketika gejala yang dtimbulkan sudah mengganggu kehidupan sehari-hari.

Penderita pityariasis alba mengganggu membatasi paparan sinar matahari atau menggunakan tabir surya. Ketika kulit sekitar menjadi gelap, membuat hipopigmentasi lebih terlihat.

5. Pencegahan

Pityariasis Alba: Gejala, Penyebab, hingga Pencegahanilustrsi berenti merokok (freepik.com/cigarettes smoking habbit)

Hingga saat ini belum ada cara sepenuhnya untuk mencegah terjadinya pityriasis alba. Mencegah pytiariasis alba dengan perubahan gaya hidup dapat membantu mengurangi intensitas alba dan kelainan kulit pada dermatitis. Ini yang dapat kamu lakukan untuk mencegah pityariasis alba:

  • Menjaga kesehatan dan imunitas tubuh.
  • Hindari penggunaan obat-obatan luar atau herbal diluar petunjuk medis.
  • Hindari penggunaan pakaian ketat.
  • Hindari asupan yang mengandung asam tinggi.
  • Hindari alkohol dan merokok.

Patch pityariasis alba lebih terlihat pada orang dengan warna kulit gelap atau kecokelatan. Jika kamu memiliki gejala dan tanda-tanda seperti di atas segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan cepat. Dokter dapat mendiagnosis pityariasis alba berdasarkan pemeriksaan fisik dan tes kulit.

Baca Juga: 7 Fakta Penyakit Cacar Monyet yang Mulai Menyebar, Kenali Gejalanya

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya