11 Daftar Penyakit yang Tidak Memenuhi Istithaah Haji

Menunaikan ibadah haji adalah impian bagi setiap muslim. Namun, untuk bisa melaksanakan ibadah ini dengan aman dan nyaman, calon jamaah harus memenuhi syarat kesehatan yang disebut istithaah.
Istithaah ini mengacu pada kemampuan fisik dan mental seseorang untuk menjalankan ibadah haji. Aturannya termuat dalam Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Nomor 83 Tahun 2024.
Dalam aturan ini, terdapat daftar penyakit yang tidak memenuhi istithaah haji. Dengan kata lain, orang tersebut dianggap belum cukup sehat untuk mengikuti rangkaian ibadah. Berikut daftar penyakitnya merujuk laman Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).
1. Penyakit jantung koroner

Penyakit jantung koroner adalah kondisi di mana pembuluh darah koroner yang memasok darah kaya oksigen ke otot jantung menyempit akibat penumpukan plak lemak. Kondisi ini bisa mengurangi aliran darah ke jantung dan menyebabkan berbagai gejala, mulai dari nyeri dada hingga serangan jantung atau henti jantung mendadak. Penyakit ini umum terjadi dan banyak yang tidak menyadari kondisinya hingga mengalami komplikasi serius.
Untuk menjaga kesehatan jantung dan mengurangi risiko penyakit ini, disarankan menjalani pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan rendah lemak jenuh dan tinggi serat, rutin berolahraga, berhenti merokok, hingga mengontrol tekanan darah.
2. Hipertensi tidak terkontrol
Hipertensi tidak terkontrol adalah kondisi ketika tekanan darah seseorang tetap tinggi atau di atas 140/90 mmHg. Adapun penyebabnya bisa karena belum diobati maupun pengobatan yang dijalani belum efektif.
Gejalanya sering tidak terasa, tapi dalam beberapa kasus bisa memicu nyeri dada, pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, hingga detak jantung tidak teratur. Gaya hidup tidak sehat seperti merokok, konsumsi garam berlebih, kurang olahraga, dan obesitas juga, bisa memperburuk kondisi ini.
Perlu digarisbawahi, tekanan darah tinggi yang tidak terkendali bisa menyebabkan komplikasi serius saat menjalankan ibadah haji. Oleh sebab itu, kondisi ini membuat calon jamaah berisiko tinggi dan tidak dianjurkan untuk berangkat.
3. Diabetes mellitus tidak terkontrol

Seorang dikatakan mengalami diabetes mellitus tidak terkontrol jika kadar gula darahnya tetap di atas 180 mg/dL meski sudah menjalani pengobatan. Kondisi ini bisa disebabkan oleh pengobatan yang tidak efektif, ketidakteraturan dalam mengonsumsi obat, hingga diabetes yang belum terdiagnosis.
Jika dibiarkan, diabetes tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan pada saraf, pembuluh darah, ginjal, jantung, hingga penglihatan. Itulah sebabnya diabetes mellitus yang tidak terkontrol menjadi salah satu kondisi yang belum memenuhi syarat istithaah haji.
4. Penyakit paru kronis (COPD)
Penyakit paru Kponis (COPD) merupaka kondisi jangka panjang yang menyebabkan peradangan pada saluran napas dan kerusakan paru-paru. Penyakit ini dapat membuat aliran udara masuk dan keluar menjadi terbatas. Gejala utamanya meliputi sesak napas, batuk kronis berdahak, dan suara napas yang berbunyi seperti siulan (wheezing).
Nah, mengingat ibadah haji melibatkan aktivitas fisik intens seperti berjalan jauh dan berada di kerumunan, penderita COPD berisiko tinggi mengalami kelelahan, sesak napas berat, hingga infeksi saluran pernapasan. Tak heran jika penderitanya tidak diperbolehkan mengikuti ibadah haji. Apalagi penyakit ini berpotensi menimbulkan risiko serius.
5. Gagal ginjal

Gagal ginjal terjadi ketika satu atau kedua ginjal tidak berfungsi dengan baik, entah secara tiba-tiba (akut) maupun dalam jangka panjang (kronis). Gejalanya bisa berupa kelelahan ekstrem, pembengkakan di tangan atau kaki, gangguan buang air kecil, mual, hingga kebingungan.
Selama ibadah haji yang penuh aktivitas fisik, penderita gagal ginjal berisiko mengalami komplikasi serius. Terutama jika memerlukan cuci darah atau pengawasan medis ketat. Karena itu, seorang dengan kondisi ini masuk dalam istithaah kesehatan haji.
6. Gangguan mental berat
Gangguan mental berat seperti skizofrenia atau bipolar yang tidak terkontrol dapat memengaruhi kemampuan seseorang dalam berpikir, merespons situasi, hingga berperilaku. Skizofrenia ditandai dengan halusinasi, delusi, serta pola pikir yang kacau.
Sementara itu, bipolar menyebabkan perubahan suasana hati ekstrem antara depresi dan mania. Dalam situasi padat dan penuh tekanan seperti haji, kondisi tersebut bisa menimbulkan risiko serius, baik bagi penderita maupun orang di sekitarnya.
7. Penyakit menular aktif
Penyakit menular aktif seperti tuberkulosis serta hepatitis B dan C yang belum diobati dengan baik dapat membahayakan kesehatan jamaah selama ibadah haji. Nah, hepatitis B dan C sendiri merupakan infeksi hati serius yang ditularkan melalui darah atau cairan tubuh.
Meski hepatitis B dapat dicegah dengan vaksin dan hepatitis C kini bisa disembuhkan dengan pengobatan modern, penderita aktif tetap berisiko menularkan penyakit. Untuk itu, jamaah dengan kondisi ini biasanya harus menunda keberangkatannya hingga dinyatakan sembuh atau stabil.
8. Kanker stadium lanjut

Kanker stadium lanjut merujuk pada kondisi ketika sel kanker sudah menyebar ke jaringan sekitar, kelenjar getah bening, atau bahkan ke organ lain yang jauh dari lokasi awal. Pada tahap ini, kanker umumnya tidak bisa disembuhkan sepenuhnya dan hanya bisa dikendalikan untuk memperlambat perkembangan penyakitnya.
Penderita kanker stadium lanjut biasanya membutuhkan pengobatan intensif dan pemantauan ketat. Oleh karena itu, keberangkatan haji sebaiknya ditunda hingga kondisi tubuh lebih stabil guna menghindari risiko komplikasi selama ibadah.
9. Penyakit autoimun tidak terkontrol
Penyakit autoimun seperti lupus dan rheumatoid arthritis (RA) yang tidak terkontrol dapat menimbulkan komplikasi serius dan mengganggu kelancaran ibadah. Lupus menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan itu sendiri sehingga memicu peradangan pada berbagai organ seperti kulit, ginjal, dan jantung. Sementara itu, RA adalah penyakit autoimun kronis yang menyerang sendi berpotensi menyebabkan nyeri, pembengkakan, dan kerusakan sendi, serta merusak organ lain seperti jantung dan paru-paru.
Penyakit autoimun yang tidak terkendali dapat mengganggu kondisi fisik dan kesehatan selama ibadah haji, lho. Oleh karenanya, penanganan serius sangat dibutuhkan sebelum menjalankan ibadah.
10. Stroke

Stroke terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu, baik karena pembuluh darah yang tersumbat maupun pendarahan di otak. Kondisi ini merupakan keadaan darurat medis yang memerlukan penanganan cepat.
Untuk mengurangi risikonya, penting menjaga kesehatan secara menyeluruh, mulai dari mengonsumsi makanan sehat, hingga menjaga berat badan ideal. Selain itu, berhenti merokok dan rutin memeriksakan kesehatan ke dokter juga sangat dianjurkan.
Merujuk pada uraian itu, stroke dikatakan sebagai kondisi serius yang berisiko menimbulkan komplikasi selama ibadah haji. Oleh karena itu, Calon jamaah dengan riwayat stroke tidak diperbolehkan berangkat sampai kondisinya benar-benar membaik.
11. Epilepsi tidak terkontrol
Epilepsi yang tidak terkontrol terjadi ketika seseorang terus mengalami kejang meskipun sudah menjalani pengobatan yang wajar. Kejang ini terjadi akibat aktivitas listrik otak yang tidak normal.
Sayangnya, kondisi ini bisa memicu bahaya, terutama saat terjadi di tengah keramaian jamaah haji. Mengacu pada risiko tersebut, epilepsi yang tidak terkontrol memerlukan pengelolaan medis ketat. Untuk itu, wajar jika kondisi ini termasuk penyakit yang tidak memenuhi syarat istithaah haji.
Itulah daftar penyakit yang tidak memenuhi istithaah haji yang wajib kamu ketahui. Dengan memahami kondisi kesehatan ini, kamu bisa mempersiapkan diri lebih baik agar ibadah berjalan lancar dan aman.
Referensi
"11 Penyakit yang Tidak Memenuhi Istitha’ah Kesehatan Haji". BPKH. Diakses Mei 2025.
"What Is Coronary Heart Disease?". National Heart, Lung, and Blood Institute. Diakses Mei 2025.
"Coronary Heart Disease". NHS. Diakses Mei 2025.
"Uncontrolled Hypertension: What Does This Mean?". Healthline. Diakses Mei 2025.
"Complications of Uncontrolled Type 2 Diabetes". Healthline. Diakses Mei 2025.
"What Are The Symptoms of Uncontrolled Diabetes?". Verywell Health. Diakses Mei 2025.
"COPD". Mayo Clinic. Diakses Mei 2025.
"Kidney Failure". Cleveland Clinic. Diakses Mei 2025.
"Bipolar Disorder". Mayo Clinic. Diakses Mei 2025.
"Schizophrenia: An Overview". WebMD. Diakses Mei 2025.
"What is The Difference Between Hepatitis B and C?". Medical News Today. Diakses Mei 2025.
"Stages of Cancer". City of Hope. Diakses Mei 2025.
"Rheumatoid Arthritis". Mayo Clinic. Diakses Mei 2025.
"Lupus". Mayo Clinic. Diakses Mei 2025.
"Stroke". Cleveland Clinic. Diakses Mei 2025.
"What is Uncontrolled Epilepsy?: Part I". Epilepsy Foundation. Diakses Mei 2025.