Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bahaya Karies Gigi pada Anak, Bisa Ganggu Tumbuh Kembangnya

ilustrasi gigi anak (pexels.com/Karolina Kaboompics)
ilustrasi gigi anak (pexels.com/Karolina Kaboompics)
Intinya sih...
  • Karies gigi merupakan salah satu masalah gigi yang paling umum terjadi pada balita dan anak-anak.
  • Karies disebabkan oleh bakteri dan hal-hal lain. Ini dapat terjadi ketika makanan yang mengandung karbohidrat (gula dan pati) tertinggal di gigi.
  • Karies gigi bisa menyebabkan nyeri, sensitivitas, sulit makan hingga minum, penyakit gusi, abses gigi, hingga gangguan pada jantung dan ginjal.

Buat anak, orang tua tentunya ingin melakukan yang terbaik agar ia tetap sehat. Namun, terkadang ada bahaya yang tidak disadari, salah satunya adalah karies gigi.

Karies gigi merupakan salah satu masalah gigi yang paling umum terjadi pada balita dan anak-anak. Karies juga disebut sebagai kerusakan gigi (tooth decay) atau gigi berlubang, dan merupakan area gigi yang rusak secara permanen.

Gigi berlubang dapat tumbuh pada gigi primer atau gigi susu anak. Kondisi umum ini dapat menyebabkan banyak rasa sakit dan penderitaan bagi anak-anak, dan penting bagi setiap orang tua untuk mengetahui tanda dan gejala yang harus diwaspadai.

Berikut ini hal-hal yang perlu diketahui tentang karies pada anak-anak, termasuk penyebab umum, bahayanya jika tidak diatasi, pilihan pengobatan, dan cara mencegahnya.

1. Penyebab dan faktor risiko

Karies disebabkan oleh bakteri dan hal-hal lain. Ini dapat terjadi ketika makanan yang mengandung karbohidrat (gula dan pati) tertinggal di gigi.

Makanan tersebut meliputi susu, soda, kismis, permen, kue, jus buah, sereal, roti, dan lain-lain. Bakteri yang biasanya hidup di mulut mengubah makanan ini, menghasilkan asam.

Kombinasi bakteri, makanan, asam, dan air liur membentuk zat yang disebut plak yang menempel pada gigi. Seiring waktu, asam yang dihasilkan oleh bakteri tersebut menggerogoti email gigi, menyebabkan karies.

Semua anak berisiko mengalami karies karena mereka punya bakteri di mulut. Namun, hal-hal di bawah ini dapat meningkatkan risiko anak mengembangkan karies:

  • Pola makan yang tinggi gula dan pati.
  • Suplai air yang mengandung sedikit atau tidak mengandung fluorida sama sekali.
  • Kebersihan mulut yang buruk.
  • Aliran air liur lebih sedikit dari biasanya.

2. Gejala karies gigi pada anak

ilustrasi gigi anak (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)
ilustrasi gigi anak (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)

Pada bayi atau balita, cek gigi secara saksama untuk mengetahui tanda-tanda karies akibat botol susu bayi. Jenis kerusakan gigi ini biasanya menyerang gigi atas dan belakang dan disebabkan oleh pemberian susu botol yang mengandung cairan manis dalam waktu lama.

Untuk mengenali kerusakan gigi akibat botol susu bayi pada tahap awal, orang tua harus memperhatikan bintik-bintik cokelat atau putih yang terbentuk pada permukaan gigi.

Anak kecil juga dapat mengalami jenis kerusakan gigi lainnya, yang dapat terlihat jika gigi susu anak tanggal atau tanggal terlalu cepat.

Anak-anak dengan gigi dewasa yang sedang berkembang mungkin menunjukkan peningkatan risiko kerusakan gigi, seperti hilangnya email gigi dan sensitivitas saat mengonsumsi minuman panas atau dingin. Orang tua perlu segera mengamati dan menindaklanjuti tanda-tanda karies gigi anak untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.

Tanda karies mungkin sedikit berbeda untuk setiap anak. Berikut ini cara umum gigi mengalami kerusakan dan berlubang:

  • Bintik-bintik putih mulai terbentuk pada gigi di area yang terkena. Bintik-bintik ini berarti bahwa email mulai rusak. Bintik-bintik ini dapat menyebabkan gigi menjadi sensitif.
  • Kerusakan gigi terlihat sejak dini. Gigi berwarna cokelat muda.
  • Kerusakan gigi makin dalam. Gigi berubah menjadi warna cokelat tua hingga hitam.

Karies tidak selalu menimbulkan gejala. Terkadang, anak-anak tidak tahu bahwa mereka memiliki karies sampai dokter gigi menemukannya. Namun, anak mungkin merasakan:

  • Nyeri di area sekitar gigi.
  • Sensitivitas terhadap makanan tertentu, seperti permen dan minuman panas atau dingin.

3. Bahaya karies gigi pada anak

Karies dapat menyebabkan beberapa komplikasi. Bakteri yang terdapat di dalam plak gigi tidak hanya dapat merusak gigi, tetapi juga gusi dan tulang gigi di sekitarnya.

Pada kasus yang parah, abses gigi yang menyakitkan dapat berkembang di gigi dan gusi.

Beberapa komplikasi kerusakan gigi meliputi:

  • Karies gigi bisa membuat anak merasakan nyeri, sensitivitas, sulit makan hingga minum. Anak bisa sering menangis, sulit tidur, berat badan turun, dan kurang gizi.
  • Penyakit gusi atau radang gusi, yang ditandai dengan rasa sakit dan radang gusi, dapat berkembang. Gusi akan tampak merah dan bengkak serta dapat berdarah saat dipegang atau disikat.
  • Bentuk penyakit gusi yang lebih parah (periodontitis) juga dapat muncul pada akhirnya. Pada kondisi ini, jaringan yang menghubungkan gigi ke soket gigi terpengaruh serta tulang rahang atau tulang alveolar tempat soket gigi berada.
  • Pada kasus kerusakan gigi tingkat lanjut, abses gigi dapat terjadi, yang mana plak gigi membentuk pembengkakan berisi nanah. Ini bisa menyebabkan rasa sakit parah, demam, dan gejala infeksi lainnya. Orang yang mengalami kerusakan gigi dapat mengalami sepsis gigi, yang mana sinus yang berhubungan dengan gigi yang terkena dapat terinfeksi dan bengkak.
  • Sakit gigi yang berhubungan dengan gigi berlubang dapat menyebabkan anak-anak atau orang dewasa tidak masuk sekolah atau bekerja. Selain itu, gigi berlubang dapat menghambat fungsi seperti makan dan bahkan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.
  • Gigi berlubang juga dapat menyerang organ pencernaan seperti lambung.
  • Kondisi gigi berlubang juga dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya seperti radang tulang rahang, radang dan abses pada bagian lunak mulut yang memerlukan penanganan yang lama dan mahal.
  • Jika kondisi gigi berlubang makin parah, peradangan di sekitar gigi, selulitis, limfadenitis, dan pulpitis akan menyebar dan menyebabkan infeksi, demam, dan pendarahan. Bahkan komplikasi gigi berlubang pada anak juga dapat menyebabkan meningitis yang bisa sampai menyebabkan kematian.
  • Jika infeksi terjadi di sekitar akar gigi, ini dapat menyebabkan anak mengalami gangguan pada sendi temporomandibular, sakit kepala, leher lelah, gangguan pada jantung, ginjal.
  • Selain itu, gigi berlubang pada anak juga menyebabkan kesulitan bernapas. Baunya sangat tidak sedap, sehingga anak takut untuk bersentuhan dan kurang percaya diri saat berbicara.
  • Kerusakan gigi yang sudah berlangsung lama jika tidak diobati akan menyebabkan anak mengalami abses gigi, gigi patah, atau tanggal. Jika gigi tanggal, maka akan menyebabkan ketidaknyamanan dalam mengunyah, berbicara, kehilangan rongga tulang, dan saat tumbuh besar akan memengaruhi wajah anak.
  • Jika kerusakan gigi tidak terdeteksi sejak dini, kerusakan tersebut akan menembus jauh ke dalam pulpa dan merusak pulpa, sehingga dapat menyebabkan pembusukan pulpa. Jika pulpa telah rusak, maka tidak dapat diperbaiki lagi, sehingga gigi yang rusak harus dicabut.
  • Untuk gigi susu, jika dicabut terlalu cepat sebelum masa penggantian gigi, ini dapat memengaruhi perkembangan gigi tetap di kemudian hari (misalnya berantakan atau tidak sejajar.
  • Jika gigi tetap sudah rusak dan harus dicabut, maka tidak akan ada gigi lain yang dapat menggantikannya. Untuk menjaga estetika, maka perlu dilakukan pemasangan gigi palsu dan ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
  • Selain itu, jika kerusakan gigi makin parah, orang tua akan mengeluarkan banyak biaya untuk perawatan gigi anak-anaknya.

Karena gigi berlubang lebih umum terjadi pada anak-anak, dampak potensialnya terhadap kehadiran anak di sekolah dan kemampuan untuk beraktivitas secara normal harus sangat diperhatikan.

4. Cara mencegah karies gigi pada anak

ilustrasi orang tua mengajari anak menyikat gigi sejak dini (pexels.com/Keira Burton)
ilustrasi orang tua mengajari anak menyikat gigi sejak dini (pexels.com/Keira Burton)

Cara penting untuk membantu membatasi karies gigi pada anak adalah dengan rajin menyikat gigi dan membersihkannya dengan benang gigi, yang secara fisik mendorong bakteri, plak, dan gula keluar dari gigi.

Fluorida merupakan bagian penting dari kesehatan gigi karena tidak hanya mengembalikan kalsium ke gigi yang membusuk, tetapi juga membatasi produksi asam korosif.

Berikut ini anjuran untuk menjaga kesehatan gigi pada anak untuk mencegah karies gigi:

  • Kurangi konsumsi gula

Membatasi gula—yang dibutuhkan bakteri mulut untuk bertahan hidup—adalah cara terpenting untuk mencegah karies, utamanya frekuensi, bukan jumlah total konsumsi gula.

Misalnya, minum secangkir jus dengan camilan pagi lebih aman bagi gigi daripada menyesap jus sepanjang hari. Ini karena paparan gula secara berulang pada gigi mencegah air liur, pembersih gigi alami tubuh, untuk melakukan tugasnya.

Selain jus dan permen, karbohidrat bertepung seperti kerupuk dan sereal serta makanan lengket juga dapat memicu karies.

  • Hindari minuman manis

Jus buah (bahkan yang diencerkan) dan ASI serta susu formula membasahi gigi dengan gula. 

Dokter gigi dulu menyebut karies gigi dini sebagai "pembusukan gigi akibat botol susu bayi" karena sering terjadi pada anak-anak yang minum susu atau jus pada malam hari, yang memungkinkan gula menempel pada gigi selama 10 atau 12 jam.

Ada rekomendasi untuk menyapih anak dari botol pada usia 12 hingga 18 bulan untuk mencegah kerusakan gigi.

  • Fokus pada fluorida

Jika air di lingkungan tidak mengandung fluorida (konsultasikan dengan dokter gigi atau dewan penyedia air kota) atau anak hanya minum air kemasan atau air yang disaring tanpa fluorida, bicarakan dengan dokter anak tentang suplemen fluorida.

Di sisi lain, terlalu banyak fluorida dapat menyebabkan fluorosis, yang menyebabkan bintik-bintik putih pada gigi. Itulah sebabnya anak-anak di bawah usia 2 atau 3 tahun tidak boleh menggunakan pasta gigi berfluorida sampai mereka dapat meludahkannya alih-alih menelannya.

  • Rawat gigi lebih awal

Dokter gigi sekarang dapat mengoleskan pernis fluorida yang aman dan protektif pada gigi anak kecil. Menurut studi, anak usia 1 tahun yang mendapatkan perawatan ini dua kali setahun memiliki kemungkinan empat kali lebih kecil untuk mengalami gigi berlubang pada gigi susu mereka.

Selain itu, tanyakan kepada dokter gigi tentang sealant atau lapisan plastik yang mencegah karies.

  • Orang tua juga harus merawat kesehatan gigi

Jika orang tua memiliki riwayat masalah gigi, hindari berbagi peralatan makan atau sikat gigi dengan bayi atau balita, serta tidak membiarkan anak memasukkan jari ke dalam mulut orang tua.

Pertimbangkan untuk mengambil tindakan untuk mengurangi kadar bakteri penyebab gigi berlubang di mulut. Dokter gigi dapat meresepkan obat kumur antibakteri yang dapat mengurangi penularan ke anak kecil.

Penelitian juga menemukan bahwa mengunyah permen karet tanpa gula yang mengandung pemanis xylitol empat kali sehari secara signifikan menurunkan kadar bakteri pada ibu.

Nutrisi yang baik selama kehamilan juga dapat memperkuat email gigi bayi, dan didukung dengan menyikat dan membersihkan gigi dengan baik dan segera mengobati masalah gigi dan mulut apa pun. Ini juga akan menjadi contoh yang baik dan menunjukkan kepada anak bahwa merawat gigi sama pentingnya dengan merawat aspek kesehatan lainnya.

5. Pengobatan karies gigi pada anak

Perawatan akan bergantung pada gejala, usia, kebersihan mulut, dan kesehatan umum anak. Perawatan juga akan bergantung pada seberapa parah kondisinya.

Untuk anak-anak, beberapa kerusakan gigi dini dapat ditangani dengan metode konservatif seperti menghilangkan plak, membersihkan kerusakan gigi, remineralisasi gigi, penggunaan fluorida tambahan, dan sealant gigi.

Dalam kebanyakan kasus, perawatan akan memerlukan pembuangan bagian gigi yang rusak dan menggantinya dengan tambalan. Tambalan adalah bahan yang ditempatkan di gigi untuk memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh kerusakan gigi. Tambalan juga disebut restorasi.

Ada beberapa jenis tambalan:

  • Restorasi langsung. Tambalan ini memerlukan satu kali kunjungan untuk menempatkan tambalan langsung ke lubang yang telah disiapkan. Tambalan ini dapat terbuat dari perak, bubuk kaca halus, asam akrilik, atau resin. Tambalan ini sering kali berwarna seperti gigi.
  • Restorasi tidak langsung. Tambalan ini mungkin memerlukan dua kali kunjungan ke dokter gigi atau lebih. Tambalan ini meliputi inlay, onlay, veneer, mahkota, dan jembatan. Tambalan ini dibuat dengan emas, logam dasar, keramik, atau bridge. Banyak dari bahan ini yang terlihat seperti email gigi alami.

6. Kesehatan gigi pada setiap usia

ilustrasi anak membersihkan gigi dengan benang gigi atau flossing (pexels.com/Jonathan Borba)
ilustrasi anak membersihkan gigi dengan benang gigi atau flossing (pexels.com/Jonathan Borba)

Berikut ini beberapa kiat khusus untuk mencegah kerusakan gigi berdasarkan usia:

Bayi

  • Bersihkan gusi bayi bahkan sebelum gigi pertamanya tumbuh. Bersihkan gusi dengan waslap basah setelah bayi menyusu.
  • Mulailah menyikat gigi segera setelah gigi pertama tumbuh. Basahi sikat gigi bayi dan gosokkan dengan lembut ke permukaan gigi dan sepanjang garis gusi. Jika menggunakan pasta gigi, pastikan pasta gigi tersebut bebas fluoride.

Balita

  • Sikat gigi balita setidaknya selama 30 detik (idealnya 1 menit) setelah sarapan dan sebelum tidur. Sandarkan kepala bayi di pangkuan dan letakkan sikat pada sudut 45 derajat terhadap gigi.
  • Mulailah menggunakan sedikit pasta gigi berfluorida saat anak berusia 2 atau 3 tahun. Mulailah membersihkan gigi anak dengan benang gigi saat dua gigi anak saling bersentuhan.

Anak usia prasekolah

  • Cobalah untuk menyikat gigi bersama anak dan berikan anak banyak umpan balik positif.
  • Sikat gigi manual sama efektifnya dengan sikat gigi elektrik. Tidak apa-apa memberikan anak sikat gigi elektrik atau bertenaga baterai jika itu memudahkan anak untuk menyikat gigi.

Anak usia sekolah

  • Anak dapat mulai menyikat gigi dan membersihkan gigi sendiri pada usia sekitar 7 tahun. Jika anak dapat mengikat tali sepatunya sendiri, kemungkinan besar ia sudah siap untuk menyikat gigi sendiri. Contohkan kepada anak untuk menyikat gigi selama 2 menit.
  • Carilah apakah ada sisa makanan dan plak di sekitar garis gusi gigi anak untuk melihat apakah anak melakukannya dengan cukup baik. Orang tua juga dapat membiarkan anak mengunyah permen karet xylitol secara berkala.

Referensi

"What to Do If Your Child Has a Cavity — and How to Prevent More." Healthline. Diakses Juni 2024. 
"Tooth Decay (Caries or Cavities) in Children." Johns Hopkins Medicine. Diakses Juni 2024. 
"Complications of Tooth Decay." News Medical Life Sciences. Diakses Juni 2024.
"Harm of children's tooth decay." Vinmec. Diakses Juni 2024. 
"Fluoride & Dental Health." National Institute of Dental and Craniofacial Research. Diakses Juni 2024. 
Skafida, V, dan S Chambers. Positive association between sugar consumption and dental decay prevalence independent of oral hygiene in pre-school children: a longitudinal prospective study.” Journal of Public Health 40, no. 3 (29 Desember 2017): e275–83.
"From Bottle to Cup: Helping Your Child Make a Healthy Transition." American Academy of Pediatrics. Diakses Juni 2024.
"Fluorosis." Centers for Disease Control and Prevention. Diakses Juni 2024. 
Weintraub, J.A., F. Ramos-Gomez, dkk. “Fluoride Varnish Efficacy in Preventing Early Childhood Caries.” Journal of Dental Research 85, no. 2 (1 Februari 2006): 172–76.
Janakiram, Chandrashekar, C V Deepan Kumar, dan Joe Joseph. “Xylitol in preventing dental caries: A systematic review and meta-analyses.” Journal of Natural Science, Biology and Medicine 8, no. 1 (1 Januari 2017): 16.
"Smart Ways To Prevent Cavities in Kids." Parents. Diakses Juni 2024. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mayang Ulfah Narimanda
Nuruliar F
Mayang Ulfah Narimanda
EditorMayang Ulfah Narimanda
Follow Us