Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Komplikasi setelah LASIK yang Mungkin Terjadi

ilustrasi mata (pexels.com/Josh Sorenson)
ilustrasi mata (pexels.com/Josh Sorenson)
Intinya sih...
  • LASIK adalah operasi mata yang aman dan efektif untuk mengatasi miopia, hiperopia, dan silindris.
  • Prosedur LASIK dapat menyebabkan mata kering, sensitivitas terhadap cahaya, kesulitan melihat di malam hari, serta masalah penglihatan dalam kondisi tertentu.
  • Komplikasi lainnya setelah LASIK meliputi keratokonus, undercorrection, overcorrection, astigmatisme, pertumbuhan sel epitel, dan peradangan kornea.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

LASIK merupakan jenis operasi mata yang memiliki tingkat keberhasilan tinggi dan aman. Prosedur ini bertujuan untuk mengatasi miopia, hiperopia, dan silindris. Melalui LASIK, kamu dapat hidup tanpa kacamata atau lensa kontak lagi.

Sama seperti prosedur medis lainnya, ada potensi risiko dan efek samping setelah LASIK. Ditambah, tidak semua orang kandidat yang cocok untuk operasi mata ini. Karenanya, sebelum memutuskan untuk menjalani LASIK, kamu harus berkonsultasi dengan dokter spesialis mata dan mengetahui apa saja komplikasi yang mungkin terjadi setelah prosedur.

1. Mata kering

Prosedur LASIK menyebabkan penurunan produksi air mata untuk sementara waktu. Biasanya, mata akan terasa sangat kering selama kira-kira enam bulan setelah operasi. Mata kering juga dapat menurunkan kualitas penglihatan.

Untuk mengatasi hal ini, dokter mungkin akan memberikan obat tetes mata. Jika kamu mengalami mata kering yang parah, kamu dapat meminta perawatan lain yang lebih baik.

2. Sensitif terhadap cahaya dan mengalami penglihatan ganda

ilustrasi ambliopia (freepik.com/cookie_studio)
ilustrasi ambliopia (freepik.com/cookie_studio)

Setelah operasi, kamu mungkin akan menjadi lebih sensitif terhadap cahaya, silau, mengalami penglihatan ganda, atau seperti melihat lingkaran cahaya di sekitar cahaya terang. Kamu mungkin juga mengalami kesulitan melihat di malam hari, yang umumnya berlangsung beberapa hari hingga beberapa minggu.

Bahkan, meskipun kondisi pengujian standar menunjukkan hasil visual yang baik, tetapi penglihatan dalam cahaya redup, seperti saat senja atau dalam kabut dapat menjadi kurang baik dibanding saat sebelum operasi.

3. Keratokonus

Keratektasia atau keratokonus ialah tonjolan pada permukaan mata yang dapat terjadi apabila terlalu banyak jaringan dikeluarkan dari kornea selama LASIK. Ini juga bisa terjadi jika kornea sebelum LASIK lemah menurut pemetaan topografi kornea.

Keratokonus jarang berkembang setelah LASIK tanpa faktor risiko yang diketahui. Solusinya, implan kornea dapat diresepkan untuk menahan kornea di tempatnya, atau perawatan yang disebut pengikatan silang kolagen kornea dapat dilakukan untuk memperkuat kornea.

4. Undercorrection atau overcorrection

ilustrasi prosedur operasi mata LASIK (doctor-cataract-lasik-connecticut.com)
ilustrasi prosedur operasi mata LASIK (doctor-cataract-lasik-connecticut.com)

Jika jaringan yang dihilangkan terlalu sedikit, maka kamu tidak akan mendapatkan hasil seperti yang diharapkan. Undercorrection lebih sering terjadi pada orang dengan masalah rabun jauh. Jika terjadi undercorrection, maka pasien perlu melakukan pengangkatan jaringan lagi lewat prosedur LASIK lain.

Prosedur LASIK juga dapat menghilangkan terlalu banyak jaringan dari mata, atau yang dikenal sebagai overcorrection. Overcorrection bahkan lebih sulit untuk diatasi daripada undercorrection.

5. Astigmatisme

Astigmatisme dapat terjadi setelah LASIK akibat pengangkatan jaringan yang tidak merata. Hal ini kemudian membuat permukaan kornea melengkung tidak sama.

Gejala yang ditimbulkan dapat berupa penglihatan ganda atau ghost images. Pada kasus ini, pasien mungkin memerlukan perawatan medis, operasi tambahan, atau penggunaan kacamata atau lensa kontak.

6. Pertumbuhan ke dalam epitel

ilustrasi epithelial ingrowth (webeye.ophth.uiowa.edu)
ilustrasi epithelial ingrowth (webeye.ophth.uiowa.edu)

Pertumbuhan ke dalam epitel atau epithelial ingrowth terjadi saat sel-sel dari lapisan luar kornea atau epitel tumbuh di bawah flap setelah operasi LASIK. Pada kebanyakan kasus, pertumbuhan ini terbatas dan tidak menyebabkan masalah.

Namun, dalam beberapa kasus—terjadi 1 hingga 2 persen dari semua prosedur LASIK—gejala ketidaknyamanan dan/atau penglihatan kabur dapat terjadi. Dalam kasus ini, pembedahan tambahan diperlukan untuk mengangkat flap dan mengangkat sel-sel epitel.

7. Diffuse lamellar keratitis

Keratitis lamelar difus atau diffuse lamellar keratitis (DLK) adalah peradangan di bawah penutup LASIK yang mungkin terjadi karena beberapa penyebab.

Sebenarnya, kadang beberapa peradangan kornea setelah operasi LASIK, dan ini adalah hal yang normal. Namun, jika tidak terkontrol, seperti pada DLK, maka dapat mengganggu penyembuhan hingga menyebabkan kehilangan penglihatan.

Apabila DLK terjadi, biasanya pasien diberi terapi antibiotik dan steroid topikal. Selain itu, mungkin diperlukan pengangkatan flap lalu dibersihkan untuk menghilangkan sel-sel inflamasi dan mencegah kerusakan jaringan.

Meskipun LASIK dapat menyebabkan beberapa komplikasi, tetapi masalah yang terjadi dapat diatasi dengan perawatan medis atau operasi tambahan. Memilih ahli bedah mata LASIK yang terampil dan berpengalaman juga dapat membantu mengurangi risiko ini.

Referensi

"Mayo Clinic Q and A: LASIK eye surgery — understanding the risks and complications." Mayo Clinic News Network. Diakses April 2025.
"LASIK eye surgery." Mayo Clinic. Diakses April 2025.
"Facts About LASIK Complications." American Academy of Ophthalmology. Diakses April 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Eka Amira Yasien
3+
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us