Proses Diagnosis Seseorang Jika Terpapar Virus Nipah

Infeksi virus ini bisa sebabkan penyakit parah dan kematian

Infeksi virus Nipah adalah penyakit zoonosis yang ditularkan ke manusia melalui hewan, dan juga dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi atau langsung dari orang ke orang. Kelelawar buah dari famili Pteropodidae merupakan inang alami virus Nipah, khususnya spesies yang termasuk dalam genus Pteropus.

Pada orang yang terinfeksi, penyakit ini menyebabkan berbagai penyakit mulai dari infeksi tanpa gejala hingga penyakit pernapasan akut dan ensefalitis yang fatal. Virus ini juga dapat menyebabkan penyakit parah pada hewan seperti babi, sehingga menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi peternak.

Meskipun virus Nipah hanya menyebabkan sedikit wabah di Asia, tetapi virus ini menginfeksi banyak hewan dan menyebabkan penyakit parah dan kematian pada manusia.

Di negara bagian Kerala, India selatan, virus Nipah yang ditularkan oleh kelelawar telah menginfeksi enam orang—dua di antaranya meninggal—sejak virus tersebut muncul pada akhir Agustus 2023. Lebih dari 700 orang, termasuk petugas kesehatan, telah dites selama seminggu terakhir. Otoritas negara telah menutup beberapa sekolah, kantor, dan jaringan transportasi umum.

Ini merupakan wabah keempat yang melanda Kerala dalam lima tahun terakhir, sebelumnya terjadi pada tahun 2021. Meskipun wabah tersebut biasanya terjadi di wilayah geografis yang relatif kecil, tetapi wabah ini dapat berakibat fatal, dan beberapa ilmuwan khawatir bahwa peningkatan penyebaran di antara orang-orang dapat menyebabkan virus menjadi lebih menular.

Virus Nipah memiliki tingkat kematian antara 40 persen dan 75 persen tergantung pada jenis virusnya, dilansir Nature.

Virus ini dapat menyebabkan demam, muntah-muntah, masalah pernapasan, dan peradangan di otak. Penyakit ini terutama dibawa oleh kelelawar buah, tetapi juga dapat menginfeksi hewan peliharaan seperti babi, dan juga manusia. Penyakit ini menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh dari hewan atau manusia yang terinfeksi. Belum ada vaksin atau pengobatan yang disetujui, tetapi para peneliti sedang menyelidiki kandidatnya.

Baca Juga: Potensi Penyebaran Virus Nipah di Indonesia, Tetap Waspada

Siapa saja yang berisiko terkena penyakit virus Nipah?

Proses Diagnosis Seseorang Jika Terpapar Virus Nipahilustrasi peternakan babi (pexels.com/RDNE Stock project)

Setiap orang dari segala usia, ras, kelompok etnis, dan jenis kelamin berpotensi terpapar virus Nipah ketika memiliki potensi kontak dengan hewan atau pasien terinfeksi. Namun, menurut penjelasan dari Kementerian Kesehatan RI, terdapat beberapa pekerjaan atau kelompok berisiko yang memungkinkan seseorang terinfeksi penyakit virus Nipah, yaitu:

  • Peternak babi atau petugas pemotong babi pada area peternakan yang dekat dengan populasi kelelawar buah.
  • Pengumpul nira/aren atau buah-buahan lain yang kemungkinan dikonsumsi kelelawar buah.
  • Petugas kesehatan yang melakukan perawatan terhadap pasien terinfeksi virus Nipah.
  • Tenaga laboratorium yang melakukan pengelolaan spesimen pasien yang terinfeksi virus Nipah.
  • Keluarga atau kerabat yang merawat pasien terinfeksi virus Nipah.

Waspadai gejala ini

Proses Diagnosis Seseorang Jika Terpapar Virus Nipahilustrasi virus Nipah (commons.wikimedia.org)

Seseorang yang terinfeksi virus Nipah akan mengalami gejala yang berbeda, dari tanpa gejala, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), hingga ensefalitis fatal.

Seseorang yang terinfeksi awalnya akan mengalami gejala seperti demam, sakit kepala, mialgia (nyeri otot), muntah, dan nyeri tenggorokan. Gejala ini dapat diikuti dengan pusing, mudah mengantuk, penurunan kesadaran, dan tanda-tanda neurologis lain yang menunjukkan ensefalitis akut.

Beberapa orang juga dapat mengalami pneumonia atopik dan gangguan saluran pernapasan berat. Pada kasus yang berat, ensefalitis dan kejang akan muncul dan dapat berlanjut menjadi koma dalam 24–48 jam, hingga kematian.

Diagnosis

Proses Diagnosis Seseorang Jika Terpapar Virus Nipahilustrasi diagnosis virus Nipah (pexels.com/Artem Podrez)

Dijelaskan dalam laman Centers for Disease Control and Prevention, infeksi virus Nipah dapat didiagnosis selama seseorang sakit atau setelah sembuh.

Tes berbeda tersedia untuk mendiagnosis infeksi. Pada tahap awal penyakit, pengujian laboratorium dapat dilakukan dengan menggunakan real time polymerase chain reaction (RT-PCR) dari swab tenggorokan dan hidung, cairan serebrospinal, urine, dan darah.

Di kemudian hari selama sakit dan setelah pemulihan, pengujian antibodi dilakukan dengan menggunakan uji enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA).

Menambahkan dari laman Badan Kesehatan Dunia (WHO), tes lain yang digunakan meliputi uji polymerase chain reaction (PCR) dan isolasi virus dengan kultur sel.

Diagnosis dini infeksi virus Nipah bisa menjadi tantangan karena gejala awal penyakit yang tidak spesifik. Namun, deteksi dan diagnosis dini sangat penting untuk meningkatkan peluang kelangsungan hidup individu yang terinfeksi, mencegah penularan ke orang lain, dan untuk mengelola upaya respons terhadap wabah.

Infeksi virus Nipah harus dicurigai pada orang-orang dengan gejala yang konsisten dengan infeksi virus Nipah dan pernah tinggal di daerah di mana infeksi ini lebih umum terjadi, seperti Bangladesh atau India—terutama jika mereka diketahui pernah terpapar.

Baca Juga: Gejala Virus Nipah dan Cara Mencegah Penularannya

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya