Studi: Suplemen Makanan Tidak Menurunkan Kolesterol Jahat

Setidaknya ada enam jenis suplemen yang diuji

Ada banyak suplemen makanan yang tersedia di pasaran untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi harian atau demi meningkatkan kesehatan, misalnya untuk mendongkrak kesehatan jantung. Namun, menurut penelitian, suplemen makanan yang sering diklaim baik untuk jantung mungkin tidak layak dikonsumsi.

Temuan penelitian yang diterbitkan dalam Journal of the American College of Cardiology pada Januari 2023 lalu menemukan bahwa enam suplemen makanan yang banyak digunakan untuk kesehatan jantung tidak membantu menurunkan low-density lipoprotein (LDL) alias kolesterol jahat, yang diketahui secara luas dapat menyebabkan penumpukan plak di pembuluh darah dan menyebabkan pembekuan darah serta serangan jantung.

Studi tidak menemukan adanya suplemen yang mengurangi kadar kolesterol jahat secara signifikan

Studi: Suplemen Makanan Tidak Menurunkan Kolesterol Jahatilustrasi suplemen (pexels.com/Pixabay)

Dalam penelitian tersebut, para peneliti ingin mengetahui apakah salau suplemen (minyak ikan, bawang putih, kayu manis, kunyit, sterol tumbuhan, dan beras ragi merah) dapat mengurangi kolesterol jahat.

Untuk itu, para peneliti secara acak menugaskan 190 orang dewasa tanpa riwayat penyakit jantung untuk mengonsumsi salah satu dari enam suplemen, plasebo, atau statin dosis rendah (obat penurun kolesterol) setiap hari selama 4 minggu.

Pada akhir penelitian, tidak ada suplemen yang mengurangi kadar kolesterol jahat secara signifikan lebih dari plasebo. Akan tetapi, obat statin, dosis rosuvastatin (Crestor) 5 miligram (mg), mengurangi kolesterol jahat sekitar 35 persen lebih banyak daripada plasebo.

Banyak orang menghabiskan uang untuk membeli suplemen makanan setiap tahun, dan banyak produk yang dipasarkan untuk "perlindungan jantung" atau "pengelolaan kolesterol", tetapi hanya sedikit atau tidak ada penelitian yang menunjukkan manfaat ini, kata penulis studi utama Luke Laffin, MD, co-director Center for Blood Pressure Disorders di Cleveland Clinic, Amerika Serikat (AS). Ia juga mengatakan bahwa beberapa orang percaya bahwa suplemen sama efektifnya atau lebih efektif daripada obat penurun kolesterol statin, seperti dilansir Everyday Health.

Kira-kira setengah dari pasien Laffin mengambil salah satu dari enam suplemen yang diuji dalam penelitian ini, yang mana ini adalah salah satu alasan peneliti memutuskan untuk menguji seberapa baik kerja suplemen tersebut. Satu kekhawatiran adalah bahwa pasien menolak pengobatan yang telah terbukti dan mencoba suplemen sebagai gantinya. Lebih buruk lagi, Laffin menyebut bahwa pasien berhenti minum obat statin dan menggantinya dengan suplemen.

Dalam studi tersebut, setengah dari pasien dalam kelompok statin mengalami penurunan kolesterol jahat hingga lebih dari 40 persen.

Baca Juga: Jenis-jenis Suplemen yang Tidak Boleh Dikonsumsi Bersamaan

Keterbatasan penelitian

Studi: Suplemen Makanan Tidak Menurunkan Kolesterol Jahatilustrasi rutin olahraga (pexels.com/Kampus Production)

Efek samping ditemukan serupa pada semua kelompok dalam penelitian ini. Namun, menurut tim peneliti, diperkirakan 23.000 kunjungan ruang gawat darurat di AS setiap tahun disebabkan oleh efek samping yang terkait dengan suplemen makanan.

Di luar ukurannya yang kecil, batasan lain dari penelitian ini adalah hanya berlangsung selama 4 minggu. Keamanan atau keefektifan suplemen atau obat statin mungkin terlihat berbeda dalam uji coba yang lebih lama dan lebih besar.

Preventive Services Task Force AS pada Agustus 2022 merekomendasikan agar orang yang berusia 40 hingga 75 tahun yang berisiko tinggi terkena penyakit jantung menggunakan terapi statin untuk mencegah serangan jantung atau stroke pertama. Faktor-faktor yang dapat menempatkan orang pada risiko tinggi antara lain kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, diabetes, dan merokok.

Banyak pasien yang memakai statin menggunakan dosis yang jauh lebih tinggi daripada yang diuji peneliti dalam studi baru. Pedoman dari American Heart Association (AHA) dan American College of Cardiology misalnya, merekomendasikan agar beberapa orang dengan risiko penyakit jantung tertinggi menjalani terapi statin intensitas tinggi yang bertujuan untuk mengurangi setengah kadar kolesterol jahat. Dalam pedoman ini, pasien dengan risiko tertinggi dapat meminum pil rosuvastatin 20 hingga 40 mg setiap hari.

Statin bukan satu-satunya intervensi yang ditekankan pedoman ini. AHA juga merekomendasikan untuk mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkan lewat pola makan seimbang daripada mengandalkan suplemen. Selain itu, AHA juga mendorong kita untuk banyak berolahraga dan mengikuti pola makan jantung sehat seperti diet Mediterania yang banyak mengonsumsi sayuran, buah-buahan, polong-polongan, kacang-kacangan, minyak zaitun, biji-bijian, dan ikan, serta membatasi daging merah dan olahan.

Suplemen mungkin hanya menambah lapisan yang tidak perlu pada banyak hal yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan kesehatan jantung yang sudah terbukti. Cara-cara yang sudah terbukti antara lain:

  • Menerapkan pola makan bergizi seimbang, khususnya yang ramah buat jantung.
  • Rutin olahraga.
  • Mencapai dan mempertahankan berat badan sehat.
  • Berhenti merokok dan jauhi asap rokok.
  • Kontrol kolesterol dan tekanan darah.
  • Tidak mengonsumsi alkohol atau batasi konsumsinya.
  • Mampu mengelola stres dengan baik.

Baca Juga: Studi: Suplemen Vitamin B6 Berpotensi Turunkan Gejala Kecemasan

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya