"Keberhasilan pengendalian TBC RO sangat ditentukan oleh kesiapan tenaga kesehatan. Dokter, perawat, dan tenaga farmasi harus dibekali pengetahuan serta keterampilan untuk mendiagnosis, mengobati, dan mendampingi pasien hingga akhir terapi,” ujar Prof. Dante dalam acara peluncuran Platform Upskill TB pada Kamis (2/10/2025), di Jakarta.
Pengobatan Lebih Singkat, Terobosan Baru Atasi TB Resisten Obat

- Dari estimasi 30.000 kasus TB resisten obat, baru sekitar sepertiganya yang memulai pengobatan dan hanya 59 persen yang berhasil sembuh. Kondisi ini memperlihatkan perlunya inovasi dalam strategi penanggulangan TB.
- Sejak Agustus 2023, Indonesia telah secara luas mengimplementasikan paduan pengobatan BPaL/M. Terobosan ini membawa perubahan besar dalam tata laksana TB resisten obat.
- Durasi pengobatan jauh lebih singkat, hanya enam bulan dengan jumlah pil lebih sedikit. Tingkat kesembuhan bisa mencapai lebih dari 90 persen pada penelitian global dan sekitar 76 persen dalam data sementara di Indonesia. Efek sampingnya pun lebih ringan.
Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam penanganan tuberkulosis resisten obat (TB RO) dengan angka kasus yang tinggi dan keberhasilan pengobatan yang masih rendah.
Data Kementerian Kesehatan RI tahun 2024 menunjukkan bahwa dari estimasi 30.000 kasus TB RO, baru sekitar sepertiganya yang memulai pengobatan dan hanya 59 persen yang berhasil sembuh. Kondisi ini memperlihatkan perlunya inovasi dalam strategi penanggulangan TB.
Melalui rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), paduan obat BPaL/M kini hadir sebagai terobosan dengan durasi terapi lebih singkat, yaitu hanya enam bulan. Untuk mempercepat implementasinya di Indonesia, Riset dan Pelatihan Respirasi Indonesia (RPRI) meluncurkan platform Upskill TB sebagai sarana peningkatan kapasitas tenaga kesehatan.
1. Pengobatan TB RO dengan paduan BPaL/M
Sejak Agustus 2023, Indonesia telah secara luas mengimplementasikan paduan pengobatan BPaL/M berdasarkan Petunjuk Teknis dari Kementerian Kesehatan RI.
Prof. Dr. Dante Saksono Harbuwono,SpPD, K-EMD, PhD, Wakil Menteri Kesehatan RI, menjelaskan bahwa terobosan ini membawa perubahan besar dalam tata laksana TB Resisten Obat.
Ini karena durasi pengobatan yang jauh lebih singkat, hanya enam bulan dengan jumlah pil lebih sedikit. Tingkat kesembuhan bisa mencapai lebih dari 90 persen pada penelitian global dan sekitar 76 persen dalam data sementara di Indonesia. Selain itu, efek samping yang lebih ringan membuat pasien lebih nyaman menjalani terapi.
Meski demikian, penerapan paduan BPaL/M masih menghadapi sejumlah hambatan, mulai dari kesenjangan pemahaman tenaga kesehatan hingga distribusi pelatihan yang belum merata.
2. Tantangan dalam penggunaan BPaL/M

Program pelatihan konvensional sebelumnya memang telah meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan, namun cakupannya masih terbatas. Program Pelatihan sebelumnya juga dianggap belum mampu menjamin keberlanjutan pembelajaran yang dibutuhkan dalam penanganan TB RO yang kompleks.
Upskill TB hadir sebagai solusi dengan menawarkan platform pembelajaran digital yang inovatif dan bisa diakses kapan saja serta di mana saja.
Dalam peluncurannya, Prof. Dr. dr. Erlina Burhan, MSc, SpP(K), Direktur RPRI, menyatakan bahwa platform ini menyediakan modul terstruktur, kuliah dari para ahli TB, studi kasus interaktif, dan forum diskusi sejawat.
Tidak hanya itu, Upskill TB juga membuka kesempatan bagi berbagai kalangan, mulai dari dokter, perawat, apoteker, hingga mahasiswa dan komunitas TB. Ini bertujuan untuk memperkuat kesiapan sistem kesehatan dalam menerapkan paduan BPaL/M secara merata dan berkelanjutan.
"Kami meluncurkan Upskill TB sebagai solusi, agar tidak ada pasien yang tertinggal dari akses pengobatan terbaik," jelas Prof. Erlina.
3. BPaL/M jah lebih murah
Prof. Dante menekankan bahwa hadirnya regimen baru BPaL/M merupakan tonggak penting dalam transformasi kesehatan nasional. Pengobatan ini menawarkan biaya yang jauh lebih efisien.
"Jika pengobatan lama bisa menghabiskan biaya hingga seratus dua puluh juta per pasien, dengan BPaL/M biayanya turun drastis menjadi sekitar sembilan juta (rupiah)," ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Sandeep Juneja, Senior Vice President of Market Access, TB Alliance, yang menegaskan bahwa BPaL/M menurunkan risiko efek samping. Pengobatan ini juga memberikan harapan kesembuhan hingga 90 persen. Meski begitu, ia mengingatkan bahwa tantangan utama terletak pada aksesibilitas.
"Di sinilah peran penting Upskill TB, yang menjembatani kesenjangan antara pengetahuan ilmiah dan praktik klinis, sehingga para tenaga kesehatan dapat dengan cepat memperoleh keterampilan yang mereka butuhkan," jelasnya.
Inovasi pengobatan TB resisten obat melalui regimen BPaL/M dan dukungan platform Upskill TB bsia menjadi langkah efektif menuju eliminasi TB di Indonesia. Dengan terapi yang lebih singkat dan efektif, harapan untuk menyelamatkan lebih banyak pasien makin nyata.