- Heartburn.
- Nyeri dada atau perut bagian atas.
- Sulit menelan.
- Rasa asam naik hingga tenggorokan.
- Batuk kronis atau suara serak.
- Gejala asma yang memburuk.
Kenapa Seseorang Bisa Cegukan saat Tidur?

- Cegukan saat tidur dapat dipicu gangguan pencernaan, kebiasaan sebelum tidur, atau iritasi saraf diafragma.
- Kondisi seperti GERD, infeksi telinga, obat tertentu, hingga masalah saraf bisa menyebabkan cegukan pada malam hari saat tidur.
- Cegukan lebih dari 48 jam perlu diperiksa dokter karena dapat menandakan masalah medis yang mendasarinya.
Ada banyak hal yang bisa membangunkanmu dari tidur malam. Misalnya keinginan untuk buang air kecil, mimpi buruk, lapar mendadak, hingga cegukan.
Cegukan yang muncul ketika kamu sedang terlelap mungkin terasa aneh. Meski kedengarannya sepele, tetapi cegukan yang terus berulang dapat mengganggu kualitas tidur.
Cegukan terjadi ketika diafragma, otot utama untuk bernapas, berkontraksi tiba-tiba tanpa disengaja. Kontraksi ini membuat pita suara menutup dan menghasilkan bunyi khas. Cegukan tidak membuatmu berhenti bernapas ketika tidur, tetapi tetap bisa sangat mengganggu. Jika berlangsung lebih dari 48 jam, dokter perlu menilai apakah ada masalah yang mendasarinya.
Berikut beberapa penyebab yang paling umum pemicu cegukan saat tidur.
1. Penyakit asam lambung
Cegukan tengah malam sering kali terkait dengan gastroesophageal reflux disease (GERD). Pada kondisi ini, asam lambung naik ke kerongkongan dan mengiritasi jaringan di sekitarnya, termasuk area yang berdekatan dengan diafragma. Iritasi ini dapat memicu cegukan.
Gejala lain GERD bisa berupa:
Pengobatan GERD yang tepat umumnya akan membuat cegukan ikut membaik. Beberapa perubahan gaya hidup yang membantu antara lain menghindari makanan pemicu (pedas, gorengan, cokelat, minuman bersoda), berhenti merokok, makan porsi kecil tapi lebih sering, mengunyah secara perlahan, dan menurunkan berat badan jika perlu.
Antasida atau obat yang menetralkan asam lambung juga dapat membantu.
2. Makan atau minum terlalu dekat dengan waktu tidur
Kebiasaan ngemil sebelum tidur bisa jadi penyebab kamu cegukan saat tidur. Proses pencernaan butuh waktu beberapa jam. Saat langsung berbaring, makanan dan asam lambung lebih mudah kembali ke kerongkongan sehingga mengiritasi diafragma. Refluks ini memicu cegukan.
Beberapa makanan, terutama yang pedas, berlemak, dan minum alkohol, lebih mudah memicu iritasi.
Solusinya, hentikan makan dan minum minimal empat jam sebelum tidur. Meski alkohol terkadang membuatmu merasa lebih cepat mengantuk, tetapi kualitas tidur justru lebih terganggu.
3. Merokok

Setiap isapan rokok membuatmu menelan banyak udara, menyebabkan perut mengembang. Ketika perut membesar, diafragma ikut terdorong dan lebih mudah mengalami spasme, yang menghasilkan cegukan.
Berhenti merokok jelas yang paling efektif. Terapi perilaku, olahraga, dukungan sosial, hingga obat untuk menghentikan kecanduan nikotin dapat membantu meningkatkan peluang keberhasilan.
4. Efek samping obat
Beberapa obat dapat memengaruhi saraf yang mengatur gerakan diafragma, terutama saraf frenikus dan vagus. Kondisi ini bisa memicu cegukan persisten. Obat yang diketahui terkait cegukan antara lain:
- Dopamine agonists.
- Benzodiazepines.
- Beberapa obat kemoterapi.
- Dexamethasone.
- Azithromycin.
Jika kamu curiga cegukan dipicu obat tertentu, konsultasikan dengan dokter untuk solusi terbaik.
5. Infeksi telinga
Meski tampak tidak berhubungan, tetapi infeksi telinga merupakan salah satu penyebab cegukan. Saraf yang terletak di gendang telinga berhubungan dengan saraf vagus. Saat infeksi mengiritasi area ini, refleks cegukan bisa ikut terpicu.
Tanda infeksi telinga termasuk nyeri telinga, demam, cairan keluar dari telinga, sulit tidur, dan gangguan pendengaran.
Mengobati infeksi telinga biasanya menghilangkan cegukan. Beberapa kasus bisa sembuh sendiri, tetapi sebagian lainnya memerlukan antibiotik untuk mencegah komplikasi seperti gangguan pendengaran permanen.
6. Kondisi medis lain yang mendasari

Masalah kesehatan yang mengiritasi saraf di area leher, dada, atau diafragma dapat memunculkan cegukan yang menetap. Ini termasuk:
- Laringitis
- Penyakit gondok.
- Infeksi di sekitar diafragma.
- Hernia hiatus.
- Tumor di leher atau dada
Gangguan sistem saraf pusat seperti meningitis, ensefalitis, stroke, multiple sclerosis, hingga cedera otak traumatis juga dapat mengganggu mekanisme refleks cegukan.
Jika cegukan berlangsung lama dan mengganggu aktivitas harian, pemeriksaan menyeluruh oleh dokter sangat penting.
Referensi
"Hiccups." Cleveland Clinic. Diakses November 2025.
"What’s up with hiccups?" Harvard Health Publishing. Diakses November 2025.
"You Asked: What are my hiccups telling me?" Texas A&M University Health. Diakses November 2025.
"Heartburn and acid reflux." National Health Service. Diakses November 2025.
"When are hiccups serious?" The Ohio State University. Diakses November 2025.


















