Studi: Pola Tidur Tidak Teratur, Risiko Diabetes Naik

- Pola tidur tidak teratur ditemukan meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
- Tim peneliti menemukan bahwa orang yang memiliki pola tidur tak teratur setiap malam 59 persen lebih mungkin terkena diabetes dalam waktu 7,5 tahun di kemudian hari, dibandingkan dengan orang-orang yang pola tidurnya paling konsisten.
- Pola tidur yang tidak teratur mengganggu ritme sirkadian dan metabolisme glukosa, menyebabkan berkurangnya sensitivitas insulin.
Tidur yang tidak teratur telah dikaitkan dengan risiko diabetes tipe 2, menurut studi baru. Studi ini dilakukan oleh tim peneliti dari Boston, Amerika Serikat, dan Manchester, Inggris.
Mereka menemukan bahwa orang yang memiliki pola tidur tak teratur setiap malam 59 persen lebih mungkin terkena diabetes dalam waktu 7,5 tahun di kemudian hari, dibandingkan dengan orang-orang yang pola tidurnya paling konsisten. Hasil studi ini dipublikasikan dalam jurnal Diabetes Care pada Juli 2024.
1. Menggunakan data dari 84.421 peserta

Untuk menyelidiki hubungan antara tidur tidak teratur dan risiko diabetes, para peneliti menggunakan data UK Biobank. Mereka mendapatkan izin menggunakan data dari 84.421 peserta untuk penelitian ini.
Data tidur tersedia karena peserta diminta menggunakan akselerometer antara tahun 2013–2015.
Para peserta memiliki usia rata-rata 62 tahun dan para peneliti juga menggunakan data genetik yang disimpan oleh UK Biobank. Data ini digunakan untuk menghitung skor risiko poligenik diabetes.
2. Variabilitas tidur berkaitan dengan risiko diabetes
Para peneliti menemukan bahwa peserta dengan durasi tidur yang menyimpang dengan rata-rata 31 dan 45 menit, memiliki peningkatan risiko diabetes sebesar 15 persen. Hasil ini dibandingkan dengan mereka yang durasi tidurnya menyimpang 30 menit atau kurang.
Mereka yang memiliki variabilitas paling besar, dengan penyimpangan durasi tidur 91 menit atau lebih, memiliki peningkatan risiko sebesar 59 persen persen. Data tersebut didapat setelah disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, dan ras.
Para peneliti juga menganalisis perbedaan durasi tidur di atas dan di bawah 60 menit. Mereka menemukan peningkatan risiko sebesar 34 persen pada partisipan yang memiliki perbedaan durasi tidur di atas 60 menit.
Akan tetapi, itu menurun menjadi 11 persen ketika data disesuaikan dengan gaya hidup, penyakit penyerta, faktor lingkungan, dan adipositas.
3. Hubungan antara pola tidur dan hormon

Para peneliti tidak menemukan alasan yang mendasari terkait temuan pola tidur dan diabetes. Akan tetapi, ini mungkin berkaitan dengan pola tidur tidak teratur yang mengganggu ritme sirkadian.
Mereka berpendapat bahwa siklus sirkadian yang tidak stabil ini bisa mengganggu metabolisme glukosa dan menyebabkan berkurangnya sensitivitas insulin.
Mereka mengamati pengaruh variasi tidur terhadap risiko diabetes karena makin banyak bukti bahwa variasi tidur dapat berdampak pada kesehatan metabolisme. Durasi tidur, kualitas tidur, dan gangguan tidur lainnya telah dikaitkan dengan risiko diabetes pada penelitian sebelumnya.
Penelitian menemukan bahwa pola tidur yang tidak teratur bisa meningkatkan risiko diabetes. Ritme sirkadian yang terganggu diduga menyebabkan masalah pada metabolisme.
Referensi
Kianersi, Sina, Heming Wang, Tamar Sofer, Raymond Noordam, Andrew Phillips, Martin K. Rutter, Susan Redline, and Tianyi Huang. “Association Between Accelerometer-Measured Irregular Sleep Duration and Type 2 Diabetes Risk: A Prospective Cohort Study in the UK Biobank.” Diabetes Care, July 17, 2024.