- Spondilitis ankilosa.
- Diseksi aorta.
- Masalah katup bawaan (hadir saat lahir), seperti katup bikuspid.
- Endokarditis (infeksi pada katup jantung).
- Tekanan darah tinggi.
- Sindrom Marfan.
- Sindrom Reiter (juga dikenal sebagai artritis reaktif).
- Sifilis.
- Lupus eritematosus sistemik.
- Trauma pada dada.
- Insufisiensi aorta, paling sering terjadi pada pria berusia antara 30 dan 60 tahun.
Regurgitasi Aorta: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Regurgitasi aorta adalah penyakit katup jantung ketika katup aorta tidak menutup rapat. Ini memungkinkan darah mengalir dari aorta (pembuluh darah terbesar) ke ventrikel kiri (ruang jantung).
Regurgitasi aorta dapat menyebabkan masalah serius dan berkelanjutan. Kamu penasaran dengan penyakit ini? Yuk, simak pembahasannya!
1. Penyebab

Kondisi apa pun yang mencegah katup aorta menutup sepenuhnya dapat menyebabkan masalah ini. Ketika katup tidak menutup sepenuhnya, sejumlah darah kembali setiap kali jantung berdetak.
Ketika sejumlah besar darah kembali, jantung harus bekerja lebih keras untuk mengeluarkan darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Bilik kiri bawah jantung melebar (dilatasi) dan jantung berdetak sangat kencang (bounding pulse). Seiring waktu, jantung menjadi kurang mampu memasok cukup darah ke tubuh.
Pada masa lalu, demam reumatik merupakan penyebab utama regurgitasi aorta. Penggunaan antibiotik untuk mengobati infeksi strep telah membuat demam reumatik lebih jarang terjadi. Oleh karena itu, regurgitasi aorta lebih sering disebabkan oleh penyebab lain. Dilansir Penn Medicine, ini termasuk:
2. Gejala

Penyakit ini sering kali tidak menunjukkan gejala selama bertahun-tahun. Menurut WebMD, gejala dapat muncul secara perlahan atau tiba-tiba. Gejala-gejalanya bisa meliputi:
- Nyeri dada yang memburuk saat berolahraga.
- Kelelahan.
- Sesak napas.
- Bengkak di pergelangan kaki.
- Denyut nadi cepat.
3. Faktor risiko

Diterangkan dalam laman Mayo Clinic, ada beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko kita mengalami regurgitasi katup aorta. Ini meliputi:
- Usia yang lebih tua.
- Kondisi jantung tertentu yang hadir sejak lahir (penyakit jantung kongenital).
- Riwayat infeksi yang memengaruhi jantung.
- Beberapa kondisi yang memengaruhi jantung, seperti sindrom Marfan.
- Kondisi katup jantung lainnya, seperti stenosis katup aorta.
- Tekanan darah tinggi.
4. Diagnosis

Untuk mendiagnosis regurgitasi aorta, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mengajukan pertanyaan tentang tanda dan gejala, serta riwayat kesehatan kamu dan keluarga.
Selanjutnya, dokter akan melakukan beberapa tes sebagai penentu diagnosis. Dilansir MSD Manual, ini dapat meliputi:
- Ekokardiogram
Ekokardiogram adalah tes menggunakan gelombang suara yang diarahkan ke jantung dari alat seperti tongkat (transduser) yang diletakkan di dada untuk membuat gambar jantung yang bergerak.
Tes ini dapat membantu dokter melihat dari dekat kondisi katup aorta dan aorta. Ini dapat membantu dokter menentukan penyebab dan tingkat keparahan kondisi dan melihat apakah ada kondisi katup jantung yang abnormal. Dokter juga dapat menggunakan ekokardiogram 3D.
Ada juga ekokardiogram transesofagus yang dapat digunakan untuk melihat lebih dekat katup aorta. Dalam jenis ekokardiogram ini, transduser kecil yang dipasang di ujung tabung dimasukkan ke dalam tabung yang mengarah dari mulut ke perut (kerongkongan).
- Elektrokardiogram (ECG)
Dalam tes ini, kabel (elektroda) yang menempel pada bantalan di kulit pasien mengukur aktivitas listrik jantung. ECG dapat mendeteksi ruang jantung yang membesar, penyakit jantung, dan irama jantung yang tidak normal.
- Rontgen dada
Rontgen dada dapat menunjukkan apakah jantung atau aorta membesar. Alat ini juga dapat membantu dokter menentukan kondisi paru-paru.
- Tes olahraga
Tes olahraga membantu dokter melihat apakah kita memiliki tanda dan gejala penyakit katup aorta selama aktivitas fisik. Tes ini dapat membantu menentukan tingkat keparahan kondisi.
- MRI jantung
Dengan menggunakan medan magnet dan gelombang radio, tes ini menghasilkan gambaran detail jantung, termasuk aorta dan katup aorta.
- Kateterisasi jantung
Tes ini tidak sering digunakan untuk mendiagnosis regurgitasi aorta, tetapi dapat dilakukan jika tes lain tidak dapat mendiagnosis kondisi tersebut atau menentukan tingkat keparahannya.
Dokter juga dapat melakukan kateterisasi jantung sebelum operasi penggantian katup untuk melihat apakah ada sumbatan pada arteri koroner, sehingga dapat diperbaiki pada saat operasi katup.
Dalam kateterisasi jantung, dokter memasukkan tabung tipis (kateter) melalui pembuluh darah, biasanya di selangkangan, ke arteri di jantung. Pewarna mengalir melalui kateter untuk membuat pembuluh darah pasien terlihat lebih jelas pada sinar-X. Alat ini memberi dokter gambaran rinci tentang arteri jantung dan bagaimana jantung berfungsi. Juga, dapat mengukur tekanan di dalam ruang jantung.
5. Pengobatan

Kamu tidak memerlukan perawatan jika tidak memiliki gejala atau hanya gejala ringan. Namun, kamu perlu menemui penyedia layanan kesehatan untuk ekokardiogram reguler. Jika tekanan darahmu tinggi, kamu perlu minum obat tekanan darah untuk membantu memperlambat memburuknya regurgitasi aorta. Diuretik (pil air) dapat diresepkan untuk gejala gagal jantung.
Pada masa lalu, kebanyakan orang dengan masalah katup jantung diberikan antibiotik sebelum perawatan gigi atau prosedur invasif, seperti kolonoskopi. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi pada jantung yang rusak. Namun, antibiotik sekarang lebih jarang digunakan.
Operasi bisa menjadi opsi untuk memperbaiki katup aorta dalam mengoreksi regurgitasi aorta. Keputusan untuk melakukan penggantian katup aorta tergantung pada gejala dan kondisi serta fungsi jantung.
Ada metode lain dalam prosedur invasif minimal ketika katup pengganti ditanamkan melalui kateter. Cara ini mirip dengan prosedur yang secara tradisional dilakukan pada orang dengan stenosis aorta.
6. Pencegahan

Tidak ada cara yang pasti untuk mencegah regurgitasi aorta. Namun, untuk menjaga agar jantungmu bekerja sebagaimana mestinya, lakukan kebiasaan sehat ini:
- Berolahraga setidaknya 150 menit seminggu.
- Menjaga berat badan yang sehat.
- Makan makanan yang baik (pola makan ala Mediterania adalah pilihan yang baik).
- Jangan merokok atau segera berhenti merokok.
Penyebab paling umum dari regurgitasi aorta adalah penyakit jantung reumatik diikuti hipertensi dan penyakit jantung koroner. Perawatan yang ketat dan segera diperlukan jika ada risiko komplikasi lebih lanjut. Olahraga, menjaga berat badan, menjaga pola hidup sehat, dan tidak merokok dapat membantu mencegah regurgitasi aorta.